whatsapp-adev

Branding

Contoh Strategi Co-branding Kosmetik di Indonesia

Published:

Updated:

purwanto

No Comments

Salah satu brand kosmetik Indonesia, Dear Me Beauty kembali berkolaborasi dengan KFC. Ya, Anda gak salah baca, perusahaan waralaba di bidang makanan dengan slogan #JagonyaAyam. Kedua brand tersebut mengeksekusi strategi co-branding.

Berbeda dari musim kolaborasi sebelumnya, pada 25 Februari 2022, dua brand tersebut meluncurkan Paket Combo Kulit Cantik yang ditujukan untuk uniseks. Produk yang diluncurkan di antaranya cushion hybrid, pensil alis, dan eyeliner.

Kolaborasi dari dua bidang yang berbeda ini telah ramai setahun belakang ini, bahkan berhasil membuat audiens bertanya-tanya, “Kok bisa ya buat kolaborasi seperti ini? Apakah aroma dan rasa ayam ada di dalam make up tersebut?”

Nah, Sobat ADEV, produk unik yang diciptakan antara kedua brand tersebut merupakan salah satu strategi marketing bernama Co-branding.

Mau tahu selengkapnya tentang apa yang dimaksud dengan co-branding? Simak artikel ini sampai habis ya!

Apa itu Co-branding?

co-branding kosmetik

Co-branding adalah sebuah strategi pemasaran dengan menggabungkan dua atau lebih brand untuk menciptakan sebuah produk khusus tertentu yang unik dan eksklusif.

Produk yang dihasilkan merepresentasikan gabungan brand tersebut. Keunikan dari produk tersebut dapat tercipta dari kolaborasi logo atau skema warna yang sekaligus berperan menegaskan identitas brand.

Co-branding dapat menjadi strategi yang efektif untuk meluaskan jangkauan audiens, meningkatkan brand awareness, hingga menambah potensi penjualan. Menarik, bukan?

Terlebih lagi, brand kosmetik sering menggandeng perusahaan dari bidang makanan untuk eksekusi strategi ini. Hasilnya? Kolaborasi antik yang berhasil menarik perhatian banyak orang!

Namun demikian, sebelum melakukan co-branding kosmetik, Anda perlu menganalisa apakah perlu melakukan rebranding produk kosmetik terlebih dulu atau tidak.

Tujuan Co-branding

Tujuan utama kolaborasi ini adalah menawarkan produk yang unik dan eksklusif untuk meningkatkan pangsa pasar sehingga kedua brand dapat meningkatkan keuntungan dan mendapatkan ROI (return of investment) yang baik.

Manfaat Co-branding

Melansir Investopedia, setiap brand dalam strategi ini menyumbangkan identitas masing-masing brand untuk menciptakan produk baru yang menyatu. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa strategi ini memberikan manfaat di antaranya.

  • Menciptakan produk atau layanan baru
  • Berkolaborasi dalam pemasaran produk
  • Mengembangkan ekuitas brand lebih baik
  • Mengurangi biaya operasional

Kelebihan dan Kekurangan Co-branding

Brand yang melakukan strategi pemasaran ini akan mendapatkan banyak keuntungan lho selain yang telah disebutkan di awal. Melansir dari berbagai sumber berikut adalah beberapa kelebihannya.

  • Produk unik yang diluncurkan dapat menarik perhatian konsumen baru
  • Meningkatkan loyalitas konsumen
  • Menciptakan brand recognition atau kemampuan konsumen dalam mengenali sebuah brand dari logo, desain visual, slogan, dll
  • Apabila brand berkolaborasi dengan partner yang memiliki reputasi baik, brand akan mendapatkan kredibilitas dan rasa hormat
  • Resiko ditanggung oleh brand yang berkolaborasi

Namun, tak hanya memiliki kelebihan, sebuah strategi tentu tak luput dari kekurangan ya Sobat Adev. Beberapa kekurangan dari strategi Co-branding adalah sebagai berikut.

  • Kolaborasi akan sulit dilakukan apabila kedua brand tidak saling berbagi kepercayaan, tidak memiliki nilai dan visi yang sama.
  • Jika produk kolaborasi tidak populer di pasar yang berbeda, strategi ini mungkin akan menimbulkan kebingungan dan akhirnya strategi tidak berhasil
  • Konsumen yang memiliki pengalaman buruk dengan brand partner dapat menciptakan klaim brand Anda juga buruk sehingga berdampak negatif terhadap produk kolaborasi, parahanya dapat merusak ekuitas brand

Nah, ada strategi marketing lain yang sering dikaitkan dengan Co-branding, yakni Co-marketing. Sebenarnya, apakah kedua strategi ini sama?

Perbedaan Co-branding dan Co-marketing

Kedua strategi ini memang memiliki keterkaitan yang erat, tetapi mereka tidak sama persis. Jika Co-branding menciptakan produk baru yang unik, pada strategi Co-marketing, brand yang berkolaborasi tidak perlu menciptakan sebuah produk atau layanan baru yang unik.

Co-marketing adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara mempromosikan masing-masing produk secara bersamaan.

Co-marketing (pemasaran bersama) terjadi ketika merek dengan audiens serupa bermitra bersama untuk memasarkan dan mempromosikan produk atau layanan satu sama lain.

Mereka yang melakukan Co-marketing akan mencari cara yang efektif untuk memperluas target konsumen dan meningkatkan brand awareness yang berkolaborasi.

Supaya memudahkan Anda dalam memahami perbedaan Co-branding dan co-marketing, simak tabel di bawah ini, yuk!

Faktor pembedaCo-brandingCo-marketing
Produk atau layananMenciptakan produk baru hasil kolaborasi kedua brandTidak menciptakan produk baru
PemasaranPemasaran produk kolaborasi dilakukan secara bersamaanPemasaran produk satu sama lain dilakukan secara bersamaan
Audiens atau target pasarBerasal dari pasar yang berbedaCenderung berasal dari pasar yang serupa
ContohSamsung x BTS
Oreo x Supreme
Uber x Spotify
Sprout Social x Moz

Sobat ADEV, ternyata sudah banyak lho brand-brand ternama yang mengeksekusi strategi ini. Tak hanya di bidang teknologi, transportasi, hiburan, tetapi kosmetik juga turut serta meramaikan.

Selain Dear Me Beauty x KFC yang telah disinggung, berikut beberapa contoh lain Co-branding kosmetik.

Contoh Co-branding Kosmetik

Etude House x KitKat

Etude House x KitKat

Etude House menggandeng KitKat karena terinspirasi dari produk coklat KitKat. Alhasil, kedua brand tersebut membuat produk eyeshadow palette.

Eyeshadow palette ini hadir dalam dua varian, yakni original dan strawberry tiramisu. Palet original terdiri dari beragam warna yang natural, sementara varian lainnya ditambahkan warna merah muda dan peachy.

Tony Moly x Samyang

Tony Moly x Samyang

Brand mie Samyang yang terkenal super pedas berhasil menarik perhatian Tony Moly. Kolaborasi keduanya menghasilkan produk Hot Edition Makeup Collection yang terdiri dari cushion, lip balm, lip tint, blush on, highlighter, dan puff.

Menariknya, ketika Anda membeli produk ini, Anda akan diberikan kemasan cup ramen Samyang. Kemasannya saja yang tampak terlihat pedas, makeup ini tetap dengan formula yang sesuai.

Anda juga bisa mendapatkan insight desain kemasan kosmetik di sini.

Upmost x Tolak Angin

Upmost x Tolak Angin

Upmost Beaute memilih brand terkenal Tolak Angin untuk berkolaborasi menghasilkan produk eyeshadow palette. Terdapat 8 variasi warna netral dan aroma herbal khas Tolak Angin. Menarik ya?

The Face Shop x Coca Cola

Kolaborasi The Face Shop dan Coca Cola menghasilkan produk kosmetik yang menyegarkan. Makeup kit ini terdiri dari cushion, eyeshadow, lipstick, lip tint, dan blotting powder.

Bagian menariknya, produk untuk bibir memiliki aroma Coca Cola yang siap membuat Anda ingin meminumnya.

Innisfree x Mentos

Innisfree x Mentos

Kolaborasi satu ini menghasilkan No-Sebum Mineral Powder, bedak ‘permen’ yang mengandung mineral alami dan daun mint ini membantu menyerap minyak dan meningkatkan kelembapan kulit.

Bedak hasil kolaborasi Innisfree dan Mentos ini memiliki 6 varian warna dan aroma yang berbeda. Tentunya terinspirasi dari permen segar Mentos, varian tersebut di antaranya Mint, Cherry, Peach, Lemon, Grape, dan Melon.

Contoh Co-branding yang Gagal

Kraft x Starbucks

Strategi marketing tak selamanya mulus dan tak selamanya berhasil, seperti yang dialami dua brand yang melakukan kolaborasi satu ini, Kraft dan Starbucks.

Pada mulanya kolaborasi kedua brand tersebut berjalan lancar, berlangsung selama bertahun-tahun. Kraft dapat membantu Starbucks tumbuh dengan menawarkan layanan distribusi dan membantu brand kopi tersebut membangun kehadirannya di toko bahan makanan.

Hingga puncaknya pada 2010, pertempuran besar terjadi. Kraft menganggap Starbucks melakukan pemutusan kontrak secara sepihak. Di lain sisi, Starbucks menuduh Kraft melanggar perjanjian kerja sama, mengatakan Kraft gagal dan mempromosikan brand.

Melansir dari HubSpot, kolaborasi kedua brand tersebut gagal akibat komunikasi yang buruk. Jika komunikasi sudah buruk, kemungkinan eksekusinya juga buruk.

Cara Memulai Co-branding

Anda tertarik ingin memulai kolaborasi dengan brand lain? Ikuti cara mudah di bawah ini agar strategi kolaborasi Anda berjalan sesuai rencana!

1. Temukan Keistimewaan pada Brand Anda

Penting bagi Anda untuk menemukan sesuatu yang istimewa dari brand Anda. Cari tahu apa sih yang membuat brand Anda unik dan berbeda dari brand yang lainnya?

Hal ini akan menarik perhatian konsumen dan tentunya membuat brand yang ingin Anda ajak kolaborasi semakin yakin dengan brand Anda.

2. Mantapkan Tujuan Kolaborasi

Sebelum melakukan strategi ini, Anda perlu mengetahui dan memantapkan tujuan Anda melakukan kolaborasi.

Ketika telah mengetahui gagasan yang kuat, Anda akan lebih mudah untuk menjalankan strategi ini. Gagasan atau tujuan yang kuat juga memudahkan Anda menemukan brand yang tepat.

3. Temukan Brand yang Tepat

nda tidak bisa asal dalam memilih brand untuk diajak berkolaborasi. Setelah memantapkan tujuan pemasaran dengan strategi co-branding, Anda perlu mempertimbangkan brand yang akan benar-benar membantu Anda mencapai tujuan.

Carilah brand yang tepat dan bisa melengkapi Anda, temukan brand yang memiliki minat yang sama, citra yang baik dan berpengaruh di pasar, atau brand yang memiliki konsumen yang serupa.

Satu hal lagi, Anda harus mendapatkan brand yang juga ingin berkolaborasi untuk memberikan pengalaman unik dan menarik bagi konsumen, bukan bersaing dengan Anda.

4. Tentukan Cara Bekerja Sama

Bagaimana cara untuk memicu kerja sama dan membuat brand lain tertarik dengan brand Anda? Jawabannya, Anda perlu menyiapkan laporan pemasaran yang terperinci dengan cermat.

Itu langkah awal untuk meyakinkan brand yang ingin Anda ajak bekerja sama.

Selanjutnya, tunjukkan kepada mereka sesuatu yang berbeda (lain dari yang lain) sehingga muncul di benak brand tersebut, “Kenapa kami tidak pernah memikirkan hal seperti ini?”

Anda juga bisa menyebutnya dengan sesuatu yang baru dan luar biasa! Dalam hal ini kemampuan kreativitas memang sangat diperlukan untuk menarik perhatian pangsa pasar.

Oleh karena itu tak jarang kita temui contoh co-branding yang berhasil hingga viral dan membuat banyak orang penasaran, lalu bersemangat untuk membeli produk eksklusif tersebut. Lakukan hal yang sama ya Sobat ADEV, keluarkan ide gila Anda!

Setelah itu, rencanakan strategi promosi produk untuk meningkatkan kesadaran konsumen. Anda dengan brand kolaborasi dapat bersama-sama mempromosikan di seluruh media sosial atau juga di masing-masing toko.

Bangun hubungan yang baik dengan brand mitra Anda, jalinlah komunikasi yang baik dan sehat.

Jika strategi marketing ini berhasil, tak hanya kolaborasi sesaat, tetapi juga menjadi awal persahabatan brandyang potensinya tak terbatas!

Kesimpulan

Sobat ADEV tertarik untuk mencoba strategi ini? Apakah Anda sudah menargetkan sebuah brand untuk berkolaborasi?

Tentunya dalam strategi ini Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti kecocokan, ekuitas, sumber daya, manfaat, dll. Dengan demikian, sebagai langkah awal, Anda bisa lho mengajak kolaborasi beauty-influencer terlebih dahulu sebelum mengajak brand ternama untuk berkolaborasi.

Jika dirasa brand-mu sudah matang untuk melakukan strategi marketing ini, tunggu apalagi? Mari eksekusi!

Atau mungkin Anda telah melakukan strategi ini, tetapi mengalami kegagalan? Coba ceritakan di kolom komentar faktor apa yang membuat kolaborasi Anda gagal.

Terakhir, tetap semangat ya Sobat ADEV, masih banyak cara menuju kesuksesan dalam bisnis!

Rujukan

About

purwanto

Penulis merupakan pribadi yang gemar menulis artikel tentang bisnis dan enterpreneurship. Namun, artikel ini dibuat hanya untuk tujuan informasi dan tidak ditujukan sebagai saran profesional atau konsultasi bisnis.

adev maskot

Tinggalkan komentar


Index