whatsapp-adev

Sabun

Lengkap Sejarah Sabun dari 2800 Sebelum Masehi Hingga Kini

Published:

Updated:

purwanto

No Comments

Sejarah sabun lengkap – Sabun modern yang kita gunakan hari ini adalah warisan peradaban Islam. Seorang sarjana kimia Muslim asal Persia, al-Razi berhasil membuat formula sabun di abad ke-7 Masehi.

Asal usul sabun memang menjadi perdebatan di kalangan para ahli dan peneliti. Ada yang menyebutkan, bahwa sabun telah ada semenjak jaman sebelum masehi.

Dalam artikel ini, anda akan mempelajari sejarah awal mula sabun dari sebelum masehi hingga kini.

Sejarah Sabun secara Singkat

sejarah pembuatan sabun

Bangsa Babilonia telah membuat sabun 2800 sebelum masehiSM. Mereka memanaskan campuran lemak hewan dengan soda api.

Pada awal masehi hingga abad 15 Masehi yang merupakan puncak keemasan Islam, teknologi produksi sabun berkembang lebih modern. Cara membuat sabun secara lebih rapi ditulis seorang dokter terkemuka dari Andalusia, Spanyol Islam, Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M) dan berkembang ke belahan dunia Islam lainnya.

Monopoli perdagangan sabun di Eropa pada abad 16 dan 17 di Eropa membuat pemakaian sabun menjadi terbatas. Sabun banyak digunakan dalam bidang pengobatan.

Kemudian pada abad 18 terjadi penemuan proses pembuatan sabun yang murah oleh LeBlanc. Menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas karena penggunaan mesin pembuat sabun yang mampu memproduksi sabun secara masal.

Di jaman penjajahan Belanda, orang tua telah menggunakan lerak untuk membuat sabun. Sabun tersebut digunakan untuk mencuci dan mandi.

Bukti sejarah sabun sebelum masehi

Tahun 2800 SM

Sebuah benda mirip sabun yang diperkirakan peninggalan tahun 2800 SM (sebelum masehi) ditemukan para peneliti pada saat melakukan ekskavasi Babilon Kuno. Mungkin pada saat itu, masyarakat malah belum mengenal apa itu sabun.

Sabun ditemukan secara tidak sengaja dengan cara mencampurkan lemak/minyak dan abu soda.

Para ahli memperkirakan sabun pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia, Mesopotamia, Mesir, Yunani dan Romawi. Meskipun terdapat perbedaan pendapat siapa penemu pertama kalinya tetapi pendapat umum mengatakan bahwa bangsa yang ahli membuat sabun adalah Babilonia.

Pada masa awalnya, sabun digunakan untuk mencuci peralatan masak dan benda lain. Sabun belum digunakan untuk mandi.

Dikutip dari laman realmofhistory.com, bahwa sabun tertua tidak digunakan mandi, tetapi untuk tujuan ritual oleh pendeta Sumeria. Mereka mensucikan diri dengan sabun sebelum melakukan upacara sakral. Sejarah selanjutnya mencatat bahwa beberapa jenis sabun kemudian dimodifikasi dan digunakan untuk mengobati penyakit kulit.

Data penelitian menunjukkan bahwa sabun telah digunakan lebih dari 5000 tahun di industri manufaktur tekstil untuk mencuci wool dan katun dan dunia medis (kesehatan).

Tahun 1550 SM

sejarah sabun

Bangsa Mesir telah membuat sabun dengan mencampurkan minyak (nabati) dan lemak (hewani) dengan alkali untuk menghasilkan senyawa mirip sabun. Hal tersebut tercatat dalam papirus Eber.

Bangsa Mesir kuno (sekitar 1500 SM) merancang teknik dan metode untuk meramu komponen seperti sabun. Caranya adalah mencampur alkali dengan minyak.

Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa spesimen papirus. Selanjutnya, bangsa Neo-Babylonia memperbaiki resep sabun ‘washing-stone’. Mereka menggabungkan abu, ekstrak cypress dan minyak wijen, pada abad ke-6 SM.

Gambar ilustrasi sejarah sabun di Mesir

Tahun 600 SM

Sejarah Sabun Mandi Transparan

Menurut Pliny the Elder, orang-orang Fenisia (Phoenician) menggunakan lemak (tallow) kambing dan abu soda untuk membuat sabun pada tahun 600 SM.

Penjelasan sejarah pembuatan sabun di atas diperoleh dari soaphistory.net.

Sejarah sabun pada awal masehi

Sejarah sabun pada 0-6 Masehi

Bangsa Romawi kuno membuat sabun pada awal-awal abad masehi. Mereka membuat sabun cari urine (air seni). Selanjutnya sabun dikenal luas pada masa Kekaisaran Romawi

Bangsa Celtic membuat sabun dari lemak hewan dan abu (plant ashes). Mereka menamakan produknya ‘SAIPO‘. Dari kata saipo inilah kata soap (sabun) berasal.

Sejarah sabun pada masa Islam (sekitar abad 7 Masehi)

Dari catatan sejarah diketahui bahwa pembuatan sabun secara modern telah dimulai pada zaman pertengahan, sekitar abad ke 7 M. Pada abad ini adalah awal-awal kejayaan Islam yang disebarkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Pada masa ini, Eropa masih diliputi masa kegelapan.

Al-Razi yang merupakan sarjana kimia Muslim asal Persia berhasil menciptakan racikan/formula sabun. Sejarah ini jarang diketahui oleh orang Islam. Ahmad Y al-Hassan dalam bukunya Technology Transfer in the Chemical Industries menjelaskan bahwa sabun modern adalah warisan Islam.

Berawal dari penemuan formula sabun tersebut, kemudian bermunculan pengusaha-pengusaha di beberapa kota Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak), dan Basrah (Irak).

Minyak zaitun dan minyak aroma (essential oil) menjadi bahan baku pembuatan sabun pada masa itu. Pada masa kekhalifahan kedua bahan tersebut pertama kali diproduksi oleh kimiawan Muslim. Bahkan, formula utama pembuatan sabun tak pernah berubah, tetapi beberapa komponen dasar digantikan oleh bahan kimia sintetis.

Sabun pada abad 8-15 Masehi

Sejarah sabun di abad 8-10 Masehi

Sejarah pembuatan sabun sudah ada sejak abad ke-8 Masehi. Berdasasarkan tulisan N Elisseeff dalam Ensiklopedia Islam volume IV yang berjudul “Qasr al-Hayr al-Sharqi“para arkeolog menemukan bukti pembuatan sabun pada masa kekhalifahan Islam sedang mengalami masa kejayaan (keemasan).

Al-Maqdisi seorang muslim yang ahli ilmu kelahiran Yerusalem mengungkapkan kemajuan industri sabun di dunia Islam dalam risalahnya yang berjudul “Ahsan al-Taqasim fi ma’rifat al-aqalim“. Menurut al Maqdisi, pada abad ke-10 Masehi, kota Nablus (Palestina) sangat terkenal sebagai pusat industri sabun. Selanjutnya, sabun dari kota Nablus tersebut dikirmikam ke kota-kota Islam pada masa itu.

Sabun yang dibuat umat Muslim pada zaman keemasan tesebut sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, dikenal pula jenis sabun cair dan sabun batangan. Pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Harga sabun pada 981 M berkisar tiga dirham (koin perak) atau setara 0,3 dinar (koin emas).

Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis seorang dokter terkemuka dari Andalusia, Spanyol Islam, Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M). Ahli kosmetik ini memaparkan tata cara membuat sabun dalam kitabnya yang monumental al-Tasreef.

Al-Tasreef merupakan ensiklopedia kedokteran yang terdiri atas 30 volume. Kitab itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan digunakan sebagai buku referensi utama di sejumlah universitas Eropa terkemuka. Sang dokter memaparkan resep-resep pembuatan beragam alat kosmetik pada volume ke-19 dalam kitab al-Tasreef.

Selain itu, resep pembuatan sabun yang lengkap tercatat dalam sebuah risalah bertarikh abad ke-13 M. Manuskrip itu memaparkan secara jelas dan detail tata cara pembuatan sabun. Fakta ini sekaligus menunjukkan betapa dunia Islam telah jauh lebih maju dibandingkan peradaban Barat. Padahal, masyarakat Barat, khususnya Eropa, diperkirakan baru mengenal pembuatan sabun pada abad ke-16 M.

Raja al-Muzaffar Yusuf ibnu Umar ibnu ‘Ali ibn Rasul mengisahkan bahwa Suriah sangat dikenal sebagai penghasil sabun keras (hard soap) untuk keperluan di toilet pada abad ke 13 Masehi.

Al-Maqdisi juga menyebutkan bahwa sabun juga dibuat kota-kota di kawasan Mediterania, termasuk di Spanyol Islam. Pada masa itu, Andalusia dikenal sebagai produsen sabun dari minyak zaitun (olive oil). M Shatzmiller dalam tulisannya bertajuk al-Muwahhidun, yang tertulis dalam Ensiklopedia Islam terbitan Brill Leiden, juga mengungkapkan betapa pesatnya industri sabun berkembang di dunia Islam. Menurut Shatzmiller, pada tahun 1200 M, di Kota Fez (Maroko) terdapat 27 pabrik sabun.

Sebuah sangkalan ilmiah datang dari Sherwood Taylor (1957) dalam bukunya berjudul A History of Industrial Chemistry. Dia menyatakan, peradaban Barat baru menguasai pembuatan sabun pada abad ke-18 M. RJ Forbes (1965) dalam bukunya Studies in Ancient Technology menyatakan bahwa jika campuran yang mengandung sabun telah digunakan di pusat peradaban Mesopotamia. Tapi, bentuknya belum sempurna, hanya terdiri atas bahan detergen. Penemuan sabun yang tergolong modern memang baru diciptakan pada masa kejayaan Islam.

Penjelasan di atas dikutip dari Republika.

Sejarah Pabrikasi Sabun pada Abad 16 Masehi

sejarah pabrikasi sabun

Monopoli produksi dan perdagangan sabun oleh raja James I

Sejarah mencatat bahwa negara Italia, Spanyol dan Perancis merupakan pusat pabrik pembuatan sabun yang pertama di Eropa.  Pada tahun 1622 perkembangan bisnis sabun sangatlah baik. Saat itu sabun diperdagangkan dalam bentuk monopoli. Adalah raja James I yang memberikan legitimasi pasar monopoli kepada para pembuat sabun sehingga bernilai $100.000 per tahun.

Pembuatan sabun berkembang dari Eropa dan menyebar ke Amerika. Sejarah sabun di benua Amerika dimulai pada tahun 1608. Awal mulanya adalah pembuat sabun datang ke Amerika dengan menumpang kapal Inggris yang kedua di Jamestown, VA. Pembuatan sabun di Amerika agak tersendat karena sangat bergantung kepada persediaan lemak yang ada.

Nicholas LeBlanc menemukan produksi sabun murah

Pada tahun 1791 Nicholas LeBlanc, ahli kimia berkebangsaan Perancis, mematenkan proses pembuatan sabun, yaitu sabun soda api atau sodium karbonat yang dibuat dari garam biasa. Maka pada abad ke 18 tersebutlah pembuatan sabun secara masal dimulai. Dengan teknologi pembuatan sabun secara massal, maka harga sabun menjadi jauh berkurang dan monopoli mulai tergusur.

Soda api merupakan bahan kimia yg berbentuk alkali (basa). Sabun diperoleh dengan cara mencampurkan soda api dengan lemak. Proses tersebut disebut dengan proses Leblanc , seperti nama penemunya. Proses LeBlanc ini mampu menghasilkan sabun berkualitas baik dan murah sehingga diproduksi dalam jumlah besar.

Pada abad ke 19 (1800 an), sabun merupakan komoditas dengan pajak tertinggi sehingga sabun menjadi barang mewah di beberapa negara. Namun belakangan pajak dihapuskan dan sabun menjadi tersedia di pasaran dalam jumlah cukup untuk semua kalangan termasuk orang biasa. Penggunaan sabun juga semakin meluas karena standar kebersihan yang juga kian meningkat.

Michel Eugene Chevreul

Sejarah pembuatan sabun terus berkembang. Teknologi pembuatan sabun modern muncul pada tahun 1811 (20 tahun setelah LeBlanc). Ahli kimia dari Perancis, Michel Eugene Chevreul, menemukan proses pembuatan sabun yang merupakan kombinasi atau reaksi dari beberapa bahan kimia alami, lemak atau asam lemak dan gliserin.

Ernest Solvay

Ahli kimia dari Belgia, Ernest Solvay, juga ikut mewarnai perkembangan kemajuan teknologi pembuatan sabun mandi. Beliau membuat sabun dengan proses ammonia atau proses Solvay. Biaya produksi pembuatan sabun alkali dapat ditekan dengan proses Solvay, serta kuantitas dan kualitas soda abu yang dihasilkan dapat ditingkatkan.

Sejarah Sabun Cair

sejarah sabun cair palmolive

Dari sejarahnya, sabun batang lebih dulu ada sebelum adanya sabun cair.

Siapa penemu sabun cair pertama kali belum terungkap hingga kini. Penulis mendapati informasi dari quora.com bahwa sabun cair pertama kali dibuat pada tahun 1800-an Masehi.

Pada era tersebut sabun cair untuk tangan dibuat untuk rumah sakit, rumah makan (restoran) dan fasilitas publik yang memerlukan pencucian tangan terlebih dahulu.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia yang semakin kompleks, maka sabun cair pun hadir. Manusia yang tumbuh dinamis menghendaki sabun yang praktis.

Sabun cair lebih higienis

Sabun cair diangap lebih higienis. Dianggap demikian karena sediaan sabun cair tetap berada dalam wadahnya.

Berbeda dengan sabun batang yang perlu digosokkan ke kulit pengguna satu ke pengguna sabun. Bayangkan jika salah satu kulit pengguna terdapat kuman/kotoran yang menempel pada sabun.

Hiiii….

Perpindahan penggunaan sabun batang tersebut tidak terjadi pada sabun cair sehingga sabun lumer ini dianggap lebih higienis.

William Shepphard

Pada 22 Agustus 1865 sabun cair dipatenkan pertama kali oleh William Shepphard dengan nomor paten 49.561 di Amerika Serikat (baca pdf Paten US49561).

Shepphard mencampurkan sedikit sabun biasa dengan sejumlah besar harts horn sehingga menghasilkan cairan sabun kental yang konsistensinya seperti molase. Sabun ini hanya digunakan di area publik.

Meskipun sabun cair banyak dijumpai di area publik, tetapi penggunaan sabun tersebut belumlah banyak di rumah tinggal pribadi.

Minnetonka

Beberapa waktu kemudian, Minnetonka Corporation menjajakan Crème Soap on Tap yang diletakkan pada dispenser keramik di sebuah distributor butik. Produk tersebut laris-manis.

Kemudian Minnetonka membuat produk massal yang dijual eceran pada tahun 1890.

B.J. Johnson & Palmolive

Source/Inc. menjadi konsultan merek Minnetonka. Kemudian, mereka menciptakan nama produk Softsoap dan merancang kemasan dalam bentuk botol yang dilengkapi pompa khusus dengan tutup.

Pada tahun 1898, B.J. Johnson mengembangkan formula sabun cair. Pada tahun itu juga perusahaannya (B.J. Johnson Soap Company) memperkenalkan sabun Palmolive. Sabun tersebut dibuat dari minyak kelapa sawit dan minyak zaitun.

Karena Palmolive menjadi booming,  selanjutnya B.J. Johnson Soap Company mengubah nama perusahannya menjadi Palmolive. Pada pergantian abad, Palmolive adalah sabun terlaris di dunia.

Pada tahun 1987  Colgate-Palmolive Company membeli perusahaan Minnetonka dan terus memproduksi sabun dengan merek Soft Soap.

Sejarah teknologi pembuatan sabun abad 20

sejarah sabun
  • pada tahun 1950 : ditemukan pencuci piring bubuk
  • pada tahun 1960 : ditemukan pencuci kotoran serta penghilang noda dengan bubuk enzim serta perendaman dengan zat enzim
  • pada tahun 1970 : ditemukan sabun cair untuk cuci tangan (liquid hand soap), serta telah ditemukan juga produk yang multifungsi yakni detergen lengkap dengan pelembutnya.
  • Pada tahun 1980 : ditemukan pencuci baju dengan menggunakan konsentrat.
  • Pada tahun 1990 : ditemukan pencuci piring dengan gel, pelembut kain, detergen bubuk lengkap dengan cairan ultranya serta pencuci baju lengkap dengan refilnya.

Sejarah pembuatan sabun bubuk (deterjen)

Sabun batang yang digunakan untuk mandi dipandang tidak efisien jika digunakan untuk mencuci. Sehingga sabun pun berkembang dalam bentuk bubuk yang disebut dengan deterjen.

Deterjen pertama kali digunakan untuk mencuci piring dan mencuci baju yang terbuat dari bahan yang lembut.

Pada tahun 1946 ada terobosan pemikiran jika detergen dapat digunakan untuk mencuci baju dengan bahan yang umum (tidak hanya lembut).

Di Amerika Serikat, pembuatan deterjen menggunakan bahan surfaktan (surface active agent) atau bahan aktif permukaan. Surfaktan dinilai lebih efektif digunakan sebagai bahan pembersih dibandingkan dengan sabun.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1953, penjualan deterjen di negara Amerika Serikat meningkat pesat, bahkan melebihi penjualan sabun.

Kesimpulan

Sabun telah digunakan manusia sejak jaman sebelum masehi hinngga kini. Perkembangan sabun modern terjadi pada zaman keemasan Islam.

Perkembahgan selanjutnya menunjukkan bahwa sabun tidak hanya difungsikan semata-mata untuk membersihkan badan, tetapi juga untuk kecantikan dan kesehatan.

Semoga artikel tentang sejarah sabun ini memberikan manfaat buat anda.

5/5 - (27 votes)

Tentang

purwanto

Penulis merupakan pribadi yang gemar menulis artikel tentang bisnis dan enterpreneurship. Ia telah berupaya memberikan informasi terbaik dan akurat di artikel ini berdasarkan literasi dan penelitiannya.

Namun artikel ini dibuat hanya untuk tujuan informasi dan tidak ditujukan sebagai saran profesional atau konsultasi bisnis. Setiap pembaca bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan informasi dalam artikel ini dan penulis tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan dalam bentuk apa pun yang diduga timbul dari kesalahan, kelalaian, atau kelalaian dalam menyusun artikel ini.

Tinggalkan komentar


Index