Panduan Lengkap Cara Merintis Usaha Kosmetik dari Nol hingga Launching

Cara Merintis Usaha Kosmetik

Memulai usaha di industri kecantikan bisa menjadi peluang emas di tengah meningkatnya permintaan produk kosmetik dan skincare di Indonesia. 

Menurut riset Statista, nilai pasar kosmetik Indonesia diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 8,5 miliar pada tahun 2025. 

Angka ini menandakan peluang besar, namun juga menunjukkan tingginya persaingan. Oleh karena itu, penting bagi Anda, Mitra adev, untuk memahami langkah-langkah strategis dalam merintis usaha kosmetik secara efektif dan legal.

Berikut adalah panduan lengkap dan terstruktur mengenai cara merintis usaha kosmetik, mulai dari menentukan niche hingga peluncuran produk pertama Anda.

1. Menemukan Ide dan Niche Usaha Kosmetik Anda

Mitra adev, laporan terbaru dari GlobalData tahun 2024 menyebutkan bahwa segmen produk kosmetik natural dan halal di Asia Tenggara mengalami pertumbuhan stabil hingga 15% setiap tahunnya. 

Sementara itu, permintaan akan makeup praktis yang cocok untuk generasi Z, seperti lip tint, cushion ringan, dan skincare multifungsi, mengalami lonjakan hampir 20% dalam dua tahun terakhir. 

Tren ini menunjukkan bahwa pasar semakin menyukai produk dengan fungsi spesifik dan nilai tambah yang sesuai dengan gaya hidup mereka. 

Maka dari itu, menemukan ide yang tepat dan menentukan niche yang sesuai bukan sekadar langkah awal, melainkan strategi jangka panjang untuk membangun merek yang kompetitif dan berkelanjutan.

a. Tentukan Segmen Berdasarkan Kebutuhan Nyata

Langkah pertama dalam merintis usaha kosmetik adalah memilih segmen pasar yang benar-benar memiliki kebutuhan khusus. 

Misalnya, pasar remaja cenderung mencari solusi ringan dan affordable untuk masalah kulit seperti jerawat atau kusam. Sementara itu, ibu hamil membutuhkan kosmetik dengan bahan yang aman, tidak mengandung retinoid atau alkohol tinggi. 

Jika Anda berminat untuk memulai bisnis dengan cara maklon, Klik Gambar di bawah ini untuk terhubung dengan CS Kami melalui Chat Whatsapp.

 

Promo Makloon Terus 2025

Dengan memetakan kebutuhan ini, Anda akan lebih mudah merancang produk yang tidak hanya relevan tapi juga dibutuhkan secara nyata oleh target konsumen.

Lebih jauh lagi, ketika Anda menetapkan segmen pasar yang spesifik, Anda bisa merancang komunikasi merek yang lebih tajam. 

Misalnya, brand kosmetik yang ditujukan untuk pekerja kantoran bisa mengedepankan kenyamanan penggunaan harian, hasil riasan yang tahan lama, dan tampilan yang tetap natural untuk aktivitas profesional. 

Semakin jelas arah segmen yang Anda pilih, semakin kuat pula positioning brand Anda di tengah persaingan industri kecantikan yang terus berkembang.

b. Riset Preferensi Pasar Anda

Setelah menentukan segmen, jangan langsung terburu-buru membuat produk. Lakukan riset untuk menggali preferensi target pasar Anda. 

Apakah mereka lebih mengutamakan produk dengan klaim vegan, halal, atau cruelty-free?

Apakah mereka membeli karena kemasan menarik, manfaat praktis, atau rekomendasi influencer? 

Anda bisa memanfaatkan tools seperti Google Trends, polling Instagram, survei digital, atau bahkan berdiskusi di komunitas online untuk menggali jawaban tersebut.

Mitra adev, pendekatan riset ini tidak hanya memperdalam pemahaman Anda tentang pasar, tetapi juga memberi Anda peluang untuk menemukan celah produk yang belum terpenuhi.

Misalnya, jika mayoritas skincare remaja di pasaran terasa terlalu ‘berat’ atau terlalu mahal, Anda bisa hadir dengan produk ringan, beraroma segar, dan dikemas secara ekonomis namun tetap aman secara dermatologis.

c. Kreatifkan Ide Melalui Inspirasi Digital

Dunia digital adalah tambang emas bagi Anda yang ingin mengembangkan ide segar dan kekinian.

Platform seperti TikTok dan YouTube kerap menampilkan tren skincare atau makeup yang viral, mulai dari konsep skin cycling, produk hybrid (skincare sekaligus makeup), hingga packaging unik yang estetik. 

Amati komentar konsumen, video ulasan, dan konten “unboxing” untuk memahami apa yang membuat produk disukai atau ditinggalkan.

Untuk memperkaya inspirasi, Anda juga bisa membaca artikel tentang ide nama usaha kosmetik yang telah kami siapkan secara khusus. 

Artikel tersebut akan membantu Anda dalam proses brainstorming nama brand yang sesuai dengan niche dan tone yang ingin Anda bangun. 

Ide dan niche yang kreatif, disesuaikan dengan tren digital, akan memberi nilai pembeda yang kuat bagi brand kosmetik Anda di tengah lautan persaingan.

2. Riset Pasar Mendalam

Riset Pasar Mendalam

Mitra ADEV, tahukah Anda bahwa laporan Euromonitor Q1 2025 mencatat peningkatan minat terhadap produk kecantikan berbasis bahan alami dan lokal hingga 25% di Indonesia? 

Tidak hanya itu, Google Trends juga menunjukkan lonjakan signifikan untuk kata kunci seperti “skincare eco-friendly”, “vegan cosmetics”, dan “produk lokal skincare” sepanjang awal tahun ini. 

Di sisi lain, media seperti Kompas dan Katadata menyoroti semakin aktifnya komunitas beauty-sharing di kota-kota besar, yang menjadi sumber insight gratis dan real-time bagi para pebisnis kosmetik pemula. 

Artinya, jika Anda ingin membangun bisnis kosmetik yang menjawab kebutuhan pasar, maka memahami tren dan perilaku konsumen lewat riset yang mendalam adalah langkah awal yang tidak bisa ditawar.

a. Kenali Tren Konsumen dan Perilaku Belanja

Langkah pertama dalam riset pasar adalah mengenali kebutuhan aktual konsumen di niche yang Anda pilih. 

Apakah mereka lebih menyukai produk cruelty-free, plant-based, atau justru tertarik dengan konsep Jamu Inspired Skincare yang mengangkat kearifan lokal? 

Gunakan Google Trends untuk menganalisis lonjakan kata kunci dan pelajari bagaimana audiens Anda mencari solusi perawatan wajah atau tubuh. 

Selain itu, Anda bisa mengamati percakapan di komunitas digital seperti Reddit, Kaskus Beauty, TikTok Beauty Talks, atau grup Facebook yang membahas skincare harian, di sanalah aspirasi dan keluhan konsumen nyata bisa ditemukan.

Mitra adev, memahami behavioral insight seperti ini akan memberi Anda bekal dalam merumuskan konsep produk yang benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar ikut tren. 

Anda juga bisa mengumpulkan komentar konsumen tentang produk-produk kompetitor, lalu menjadikannya celah inovasi yang membedakan brand Anda.

b. Gunakan Survei Kecil untuk Validasi Awal

Setelah memahami tren umum dan opini publik, saatnya menguji ide Anda dengan cara yang lebih terukur. 

Buat survei ringan menggunakan platform seperti Google Forms atau fitur polling Instagram untuk menanyakan hal-hal mendasar: tekstur produk favorit (gel, cream, atau toner?), kemasan yang disukai, hingga harga psikologis untuk satu produk. 

Survei kecil dengan 50–100 responden dari target demografi yang relevan bisa memberi Anda data praktis yang sangat berharga untuk proses product development.

Bila memungkinkan, bentuklah focus group kecil yang terdiri dari 5–10 orang konsumen ideal Anda. 

Ajak mereka berdiskusi langsung untuk menggali insight lebih dalam: apa ekspektasi mereka dari skincare lokal? 

Bagaimana mereka menilai kemasan, aroma, klaim produk, atau pengalaman pemakaian?

Feedback langsung ini jauh lebih tajam daripada sekadar mengamati dari kejauhan.

Mitra adev, riset pasar bukan sekadar aktivitas pendahuluan, tapi jantung dari seluruh strategi bisnis kosmetik Anda. 

Dengan pemahaman pasar yang akurat, Anda tidak hanya membuat produk yang dijual, Anda menciptakan solusi yang dicari. 

Jika Anda sudah siap merumuskan produk berdasarkan hasil riset yang valid, adev siap mendampingi Anda dengan layanan maklon kosmetik mulai dari pengembangan formula hingga produksi.

3. Menyusun Rencana Bisnis (Business Plan) yang Solid

Mitra adev, riset terbaru dari Harvard Business School tahun 2024 menyebutkan bahwa lebih dari 60% bisnis kosmetik baru gagal dalam lima tahun pertama akibat lemahnya perencanaan bisnis, terutama dalam aspek keuangan dan strategi pemasaran. 

Hal ini diperkuat oleh data dari Bank Indonesia, yang mencatat bahwa UMKM dengan rencana bisnis tertulis dalam periode 2–3 tahun memiliki peluang bertahan 45% lebih tinggi dibandingkan yang berjalan tanpa rencana. 

Maka dari itu, sebelum anda melangkah ke tahap produksi atau launching produk, menyusun business plan yang komprehensif adalah kunci kesuksesan jangka panjang usaha kosmetik Anda.

a. Tentukan Tujuan, Segmentasi Pasar, dan Strategi Promosi

Langkah pertama dalam menyusun business plan adalah merumuskan tujuan bisnis secara jelas. Tentukan visi-misi brand anda, serta nilai unik apa yang ingin anda hadirkan ke pasar. 

Apakah anda ingin dikenal sebagai pelopor skincare lokal berbahan alami, atau makeup halal dengan desain minimalis yang kekinian?

Selanjutnya, susun segmentasi pasar anda dengan rinci. Tak hanya demografi seperti usia dan gender, tapi juga psikografi: gaya hidup, kebiasaan belanja, hingga masalah kulit yang umum dialami segmen tersebut. 

Misalnya, pasar profesional muda dengan concern terhadap jerawat akibat stres kerja. Dari sinilah anda bisa menentukan strategi promosi yang efektif, mulai dari kampanye digital, kolaborasi dengan beauty influencer, hingga program referral melalui komunitas.

b. Analisis SWOT dan Proyeksi Keuangan 1–3 Tahun ke Depan

Langkah berikutnya adalah menyusun analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). 

Identifikasi kekuatan internal anda, seperti dukungan tim R&D atau akses ke bahan baku lokal berkualitas, lalu bandingkan dengan potensi kelemahan seperti keterbatasan modal atau kurangnya jaringan distribusi. 

Di sisi eksternal, cari peluang dari tren pasar yang sedang naik daun, misalnya clean beauty atau produk gender-neutral, serta ancaman seperti regulasi ketat dari BPOM.

Setelah itu, susun proyeksi keuangan minimal 1–3 tahun ke depan. Mulailah dari estimasi modal awal, biaya produksi, operasional, hingga target revenue. 

Gunakan pendekatan konservatif, moderat, dan optimis untuk mengantisipasi berbagai skenario pasar. Data ini akan sangat berguna jika anda berencana mencari investor, mengajukan pinjaman, atau ingin menggandeng mitra strategis.

Mitra adev, rencana bisnis yang kokoh akan menjadi fondasi utama saat anda menghadapi persaingan di industri kecantikan yang makin dinamis. 

Jika anda ingin mendalami lebih lanjut tentang bagaimana membentuk konsep dan struktur bisnis yang tepat sejak awal, silakan pelajari artikel kami tentang konsep bisnis skincare.

4. Perhitungan Modal Awal dan Sumber Pendanaan

Mitra adev, tahukah Anda bahwa menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2024, sebanyak 68% startup di sektor kecantikan mengalami hambatan perkembangan karena kurang akuratnya estimasi kebutuhan modal di tahap awal? 

Masalah klasik seperti underbudgeting untuk legalitas, pengemasan, hingga biaya pemasaran sering kali membuat usaha tidak berjalan sesuai rencana. 

Oleh karena itu, merencanakan dan menghitung modal dengan cermat bukan hanya penting, tetapi krusial untuk keberlangsungan bisnis Anda di tengah pasar kosmetik yang sangat kompetitif.

a. Estimasi Modal Awal Usaha Kosmetik Skala Kecil (Rp50–100 juta)

Membangun brand kosmetik dari nol tidak selalu membutuhkan miliaran rupiah. Anda dapat memulai dari skala kecil dengan modal Rp50–100 juta. 

Dengan nominal tersebut, Anda sudah bisa membiayai proses formulasi produk bersama tim R&D, uji stabilitas awal, desain kemasan, serta legalitas dasar seperti notifikasi BPOM. 

Perencanaan keuangan awal ini akan menghindarkan Anda dari pengeluaran tidak terduga yang menguras arus kas.

Sebagai gambaran, alokasikan dana sekitar Rp20–30 juta untuk pengembangan dan formulasi produk pertama. 

Lalu Rp10–15 juta untuk branding, desain kemasan, dan visual marketing. Anggarkan pula Rp15–20 juta untuk aktivitas digital marketing serta pengurusan izin usaha dan BPOM. 

Sisa dana bisa difungsikan sebagai cadangan guna revisi formulasi atau peluncuran campaign tambahan setelah evaluasi awal produk.

b. Sumber Pendanaan: Fleksibel dan Transparan

Mitra adev, sumber dana bisa disesuaikan dengan kondisi dan visi bisnis Anda. Jika ingin mandiri dan bebas beban bunga, Anda bisa memanfaatkan tabungan pribadi sebagai modal awal. 

Namun bila ingin mempercepat ekspansi, Anda bisa mencari investor angel, venture capital, atau menjajaki platform crowdfunding yang kini makin populer di kalangan pelaku bisnis muda.

Alternatif lainnya adalah pinjaman usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau pinjaman bank konvensional, yang memerlukan proposal bisnis yang matang. 

Apa pun sumber pendanaannya, penting untuk membuat proyeksi arus kas dan menyusun skenario terbaik dan terburuk agar bisnis tetap aman di masa pertumbuhan awal. 

Pendekatan ini akan menunjukkan bahwa Anda tidak hanya memiliki ide yang kuat, tetapi juga fondasi keuangan yang sehat dan terstruktur.

Dengan memahami sejak awal berapa modal yang dibutuhkan dan dari mana sumbernya, Anda dapat melangkah lebih yakin dan strategis dalam merintis bisnis kosmetik. 

Jika Anda ingin melihat bagaimana adev bisa membantu Anda memformulasikan produk unggulan tanpa harus membangun pabrik sendiri, silakan kunjungi katalog layanan kami. 

Kami siap menjadi mitra strategis Anda dari tahap perencanaan hingga peluncuran.

5. Legalitas dan Perizinan Dasar

Mitra adev, salah satu tantangan terbesar dalam merintis usaha kosmetik adalah memastikan bahwa setiap produk yang Anda jual aman, legal, dan mendapat kepercayaan dari pasar.

Menurut laporan BPOM tahun 2025, lebih dari 40% produk kosmetik yang beredar ditarik dari peredaran karena tidak memiliki izin edar resmi atau mengandung klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tak hanya itu, tren kosmetik halal juga semakin menguat. 

LPPOM MUI mencatat peningkatan permohonan sertifikat halal sebesar 25% selama tahun 2024. Kedua data ini menunjukkan bahwa legalitas bukan sekadar kewajiban, melainkan investasi jangka panjang bagi reputasi dan keberlanjutan bisnis Anda.

Agar usaha Anda tidak tersandung masalah hukum dan mendapatkan kepercayaan konsumen sejak hari pertama, Anda perlu memahami dan memenuhi beberapa legalitas dasar berikut:

a. NIB (Nomor Induk Berusaha)

NIB adalah langkah awal sekaligus gerbang formal Anda untuk beroperasi sebagai pelaku usaha resmi di Indonesia. 

Diterbitkan melalui sistem OSS (Online Single Submission), NIB berfungsi sebagai identitas legal, izin usaha, dan akses untuk urusan perpajakan dan kepabeanan. 

Tanpa NIB, Anda tidak akan bisa mengurus perizinan berikutnya seperti izin edar dari BPOM atau melakukan kerja sama distribusi dengan marketplace besar. 

Prosesnya relatif cepat, namun penting untuk memastikan semua data usaha Anda terisi dengan benar.

Bagi Anda yang baru memulai, proses pengajuan NIB bisa terasa rumit, namun dengan bimbingan yang tepat dari tim adev, semua dapat dilakukan lebih efisien. 

Kami siap membantu Anda memahami langkah-langkah teknis maupun dokumen pendukung yang diperlukan agar proses pengurusan NIB berjalan lancar.

b. Izin Edar BPOM

Tidak ada kompromi soal izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) jika Anda ingin menjual produk kosmetik secara legal di Indonesia. 

Izin ini menjamin bahwa produk Anda telah melalui proses evaluasi keamanan, kualitas, dan klaim yang dibuat. 

Adev mendampingi mitra dari awal proses: mulai dari penyusunan dokumen seperti formulasi produk, uji stabilitas, pengajuan CoA (Certificate of Analysis), hingga pendaftaran melalui sistem e-BPOM.

Selain sebagai bentuk kepatuhan, izin edar BPOM juga menjadi nilai jual yang membuat produk Anda lebih mudah diterima oleh distributor, marketplace, dan tentunya, konsumen. 

Tanpa izin ini, brand Anda berisiko ditarik dari pasaran dan kehilangan kepercayaan publik.

c. Sertifikat Halal (Jika Diperlukan)

Jika Anda menargetkan konsumen muslim yang kini semakin selektif, maka sertifikat halal bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. 

Konsumen kini lebih sadar akan kehalalan bahan baku, proses produksi, hingga packaging. adev memahami hal ini dan siap menjadi mitra Anda dalam proses sertifikasi halal, mulai dari audit bahan, penyesuaian fasilitas produksi, hingga dokumentasi ke LPPOM MUI.

Memiliki sertifikat halal membuka peluang brand Anda masuk ke pasar retail modern, ekspor, dan kolaborasi dengan marketplace yang mengutamakan produk bersertifikasi. 

Tak hanya itu, label halal juga memperkuat citra brand Anda sebagai produk aman dan etis.

Dengan mengurus seluruh aspek legalitas secara profesional, mulai dari NIB, izin edar BPOM, hingga sertifikasi halal jika dibutuhkan, Anda telah membangun pondasi yang kokoh untuk brand kosmetik Anda. 

Jika Anda ingin tahu lebih dalam mengenai tahapan teknis dan detail dokumen yang diperlukan, mitra adev bisa langsung membaca panduan lengkap kami di artikel izin usaha industri kosmetik.

6. Membangun Brand dari Awal

Mitra adev, menurut survei dari Mintel Beauty & Personal Care Trend Report 2024, 75% konsumen kosmetik memilih produk berdasarkan identitas brand dan nilai yang mereka rasakan. 

Sementara itu, Google Trends mencatat lonjakan pencarian terkait “cara membangun skincare brand” hingga 85% di Indonesia selama dua tahun terakhir. 

Ini menunjukkan bahwa membangun brand yang kuat sejak awal bukan hanya soal nama atau logo, tapi membentuk hubungan emosional dengan audiens, yang pada akhirnya menjadi aset jangka panjang bisnis Anda.

a. Pilih Nama Brand yang Unik dan Identitas Visual Konsisten

Memilih nama brand adalah langkah pertama yang sangat penting. Sebuah nama yang mudah diingat, mudah diucapkan, dan mencerminkan nilai produk Anda akan membantu brand Anda melekat dalam benak konsumen. 

Misalnya, jika Anda fokus pada skincare natural, pilih nama dengan nuansa alam yang kuat. Setelah itu, pastikan desain logo, palet warna, dan tipografi Anda konsisten di kemasan, media sosial, website, hingga materi promosi. 

Konsistensi visual ini membangun kepercayaan dan memudahkan audiens mengenali brand Anda di antara ribuan produk lain di pasar.

Identitas visual yang rapi juga menunjukkan profesionalisme, kelebihan yang sangat penting saat Anda bersaing. 

Selain menciptakan kesan estetis, desain yang konsisten juga memudahkan pelanggan dalam mencari brand Anda di berbagai platform. 

Mulai dari Instagram, TikTok, hingga marketplace, identitas visual yang kuat membuat brand Anda terasa kredibel dan mudah diingat.

b. Bangun Cerita (Brand Story) yang Kuat

Brand story bukan hanya narasi, tapi fondasi emosional yang menghubungkan Anda dengan konsumen. 

Cerita tersebut bisa mencakup latar belakang pemilihan bahan, inspirasi di balik produk, atau misi sosial yang Anda jalankan. 

Misalnya, jika Anda bangga menggunakan bahan lokal dari petani setempat, ceritakan perjalanan bahan tersebut dari hulu hingga kemasan akhir, lengkap dengan nilai sosial yang terkandung di dalamnya.

Cerita brand yang kuat akan membedakan Anda dari brand lain yang serupa. Konsumen kini lebih tertarik pada brand yang memiliki nilai dan kisah autentik, bukan hanya produk. 

Cerita ini akan memperkuat narasi pemasaran dan membuat brand Anda terasa lebih hidup dan personal. 

Untuk inspirasi pembuatan brand story yang meaningful, Anda bisa membaca panduan lengkap di artikel kami tentang cara punya bisnis skincare sendiri

7. Strategi Peluncuran Produk Pertama

Peluncuran produk pertama bukan sekadar momen perkenalan, tapi fondasi untuk membentuk persepsi brand Anda di mata konsumen. 

Menurut laporan HubSpot Marketing Trends 2024, sebanyak 73% pemasar global menyatakan bahwa kampanye peluncuran berbasis pengalaman interaktif seperti live demo dan augmented reality lebih efektif meningkatkan keterlibatan dan daya ingat konsumen dibanding metode tradisional. 

Di sisi lain, studi dari LS Skincare Indonesia menunjukkan bahwa kolaborasi dengan micro-influencer dan konten pendek seperti Instagram Reels atau TikTok Challenge mampu memicu lonjakan pembelian impulsif saat hari-hari awal peluncuran. 

Fakta-fakta ini menggarisbawahi satu hal penting: produk boleh baru, tapi kesan pertama harus luar biasa.

Mitra adev, agar peluncuran perdana Anda tidak hanya jadi ajang promosi sesaat tetapi juga pencipta loyalitas jangka panjang, mari bahas strategi yang terbukti efektif dan relevan untuk diterapkan saat ini:

a. Pre-order dengan Diskon Khusus

Strategi pre-order memberi sinyal eksklusivitas dan menciptakan urgensi pembelian sejak awal. Selain mengukur antusiasme pasar, Anda bisa memanfaatkan pre-order untuk mengatur stok dan cashflow lebih bijak.

Tawarkan benefit menarik untuk pelanggan pertama, misalnya diskon terbatas, sample produk, atau akses lebih awal sebelum produk resmi tersedia untuk umum. 

Sentuhan eksklusif seperti ini akan menciptakan buzz organik dan meningkatkan kepercayaan terhadap brand Anda.

b. Kolaborasi dengan Micro-Influencer

Mitra adev, tahukah Anda bahwa kolaborasi dengan micro-influencer seringkali lebih efektif dibanding selebgram besar? 

Menurut riset dari Compas (2024), engagement rate akun dengan 5K–50K followers jauh lebih tinggi dan terasa lebih autentik di mata konsumen.

 Gunakan format challenge seperti #FirstTry atau #GlowChallenge, lalu pilih influencer yang memiliki kesamaan nilai dengan brand Anda. 

Aktivitas ini tak hanya menciptakan awareness tapi juga menciptakan kedekatan emosional dengan calon pelanggan.

c. Webinar atau Live Demo Edukatif

Peluncuran bukan hanya soal menjual produk, tapi juga mendidik pasar. Webinar dan live demo memberi ruang untuk menjelaskan manfaat bahan aktif, cara penggunaan, atau proses pembuatan yang berkualitas dan higienis.

Acara seperti ini sangat disukai oleh konsumen yang ingin memahami produk sebelum membeli. 

Anda juga bisa menyisipkan soft-selling melalui sesi Q&A langsung, yang membuat audiens merasa lebih dihargai dan dilibatkan.

d. Pengemasan & Info Produk yang Solid

Kesan visual adalah hal pertama yang dinilai calon pembeli. Pastikan desain kemasan menarik, profesional, dan mencerminkan niche brand Anda. 

Tambahkan QR code untuk cek keaslian, informasi bahan aktif, dan cara pemakaian yang jelas.

Informasi ini tidak hanya membantu konsumen merasa aman, tapi juga membangun persepsi bahwa produk Anda well-prepared dan dapat dipercaya.

 Jangan lupa juga bahwa kemasan yang informatif akan memudahkan distribusi ke retailer dan e-commerce.

Peluncuran produk pertama adalah langkah besar, dan dengan strategi yang tepat, Anda bisa mengubahnya menjadi titik tolak kesuksesan brand Anda. 

Mitra adev, kami hadir untuk mendampingi Anda di setiap tahap, mulai dari formulasi, pengujian, desain, hingga produksi massal dan strategi peluncuran. 

Jika Anda siap meluncurkan produk pertama Anda, lihat katalog kami dan temukan solusi maklon kosmetik yang sesuai untuk kebutuhan bisnis Anda!

Penutup

Mitra adev, merintis usaha kosmetik bukan hanya soal menciptakan produk, tapi juga membangun brand dan relasi jangka panjang dengan konsumen. 

Jika Anda ingin fokus pada pemasaran dan pengembangan bisnis, adev siap mendampingi Anda dalam proses produksi, mulai dari riset formula, pembuatan sampel, produksi massal, desain kemasan, hingga pengurusan BPOM.

Lihat katalog produk kami sekarang dan mulai langkah awal menuju bisnis kecantikan impian Anda!

Apabila anda tertarik memulai bisnis dengan cara maklon, maka kami rekomendasikan melihat katalog produk maklon atau promo paket maklon kami sehingga Anda mendapatkan harga dan penawaran terbaru bulan ini Juli 2025!