Ada beberapa contoh strategi bisnis yang dapat Anda terapkan untuk memulai usaha seperti, diferensiasi produk, pengoptimalan teknologi, strategi penetapan harga, cross-selling dan up selling produk, pengembangan produk inovatif, hingga strategi meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan.
Strategi-strategi tersebut dapat Anda aplikasikan untuk memudahkan Anda menarik perhatian pelanggan serta menghadapi berbagai macam tantangan usaha.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut mengenai beberapa contoh strategi memulai usaha yang telah disebutkan sebelumnya.
Nah, bagi Anda yang ingin sukses memulai usaha, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
7 Contoh Strategi Memulai Usaha
1. Diferensiasi produk
Credit Image
Strategi memulai usaha pertama yang dapat Anda lakukan adalah diferensiasi produk.
Diferensiasi produk adalah cara untuk membuat produk yang Anda tawarkan berbeda dan unik dari produk pesaing.
Dalam hal ini, Anda bisa menciptakan produk yang memiliki keunggulan, keunikan, atau nilai tambah tertentu yang bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan.
Ada beberapa cara untuk melakukan diferensiasi produk, misalnya dengan menambahkan fitur baru, meningkatkan kualitas, memberikan garansi, membuat desain dan kemasan yang menarik, ataupun menambahkan nilai tambah lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Dengan diferensiasi produk, Anda dapat lebih mudah untuk menarik perhatian pelanggan dan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
Baca juga artikel kami tentang persiapan usaha baru.
2. Optimalkan kehadiran teknologi
Credit Image
Teknologi adalah salah satu faktor penting dalam dunia bisnis saat ini. Hadirnya teknologi dapat Anda manfaatkan sebagai alat bantu untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas usaha Anda. Oleh karena itu, kehadiran teknologi dalam usaha Anda, perlu untuk Anda optimalkan.
Lantas, tahukah Anda bagaimana cara untuk mengoptimalkan kehadiran teknologi?
Menjawab pertanyaan tersebut, berikut beberapa cara yang dapat Anda ikuti untuk mengoptimalkan kehadiran teknologi, yaitu:
- Kontrol stok gudang dengan aplikasi
Anda dapat menggunakan aplikasi untuk memantau stok barang di gudang secara real-time.
Aplikasi ini dapat membantu Anda menghindari kehabisan stok atau overstocking.
Selain itu, aplikasi ini juga dapat membantu Anda mengatur pengiriman barang ke pelanggan dengan lebih cepat dan akurat.
- Pemasaran melalui berbagai platform digital
Anda dapat memanfaatkan platform digital seperti marketplace, e-commerce, website, ataupun media sosial (Tiktok, Instagram, Facebook) untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan interaksi dengan pelanggan, dan memperkuat branding usaha Anda.
- Menyediakan pembayaran elektronik
Anda juga dapat menyediakan opsi pembayaran elektronik untuk memudahkan transaksi, seperti e-wallet atau transfer bank.
3. Strategi penetapan harga
Strategi penetapan harga merupakan sebuah cara untuk menentukan harga jual produk agar sesuai dengan nilai yang ditawarkan kepada pelanggan.
Strategi penetapan harga dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap produk yang Anda tawarkan. Harga yang terlalu tinggi bisa membuat pelanggan enggan membeli, sedangkan harga yang terlalu rendah bisa membuat Anda rugi.
Dalam melakukan penetapan harga, ada beberapa cara atau metode yang dapat Anda pertimbangkan. Diantaranya yaitu:
- Penetapan Harga Berdasarkan Penawaran (Sealed Bid Pricing)
Sealed Bid Pricing merupakan salah satu cara strategi penetapan harga dimana harga jual ditentukan berdasarkan penawaran yang diajukan oleh pesaing.
Dalam metode ini, harga yang ditawarkan oleh kompetitor menjadi dasar untuk menentukan harga jual produk atau layanan [xendit.co].
- Penetapan Harga Berdasarkan Manfaat (Value-Based Pricing)
Dalam metode ini, harga ditetapkan berdasarkan nilai atau manfaat yang diberikan kepada pelanggan dari produk atau layanan tersebut.
Faktor-faktor seperti kualitas, keunikan, dan solusi yang ditawarkan kepada pelanggan dapat menjadi dasar penetapan harga [faspay.co.id].
- Penetapan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing)
Metode ini melibatkan perhitungan harga berdasarkan biaya produksi, distribusi, dan faktor-faktor operasional lainnya.
Margin keuntungan ditambahkan pada biaya total untuk menentukan harga jual [accurate.id].
- Penetapan Harga Berdasarkan Persaingan (Competitive-Based Pricing)
Dalam metode ini, harga ditetapkan berdasarkan harga pesaing.
Hal ini melibatkan pemantauan harga pesaing dan menentukan apakah produk atau layanan yang ditawarkan memiliki nilai tambah yang bisa mendukung harga yang lebih tinggi atau lebih rendah [xendit.co].
- Penetapan Harga Premium (Premium Pricing)
Metode ini melibatkan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada produk sejenis di pasaran.
Hal ini dapat dilakukan ketika produk memiliki atribut kualitas atau keunikan yang signifikan, yang dapat menarik pelanggan yang bersedia membayar lebih untuk nilai tambahan tersebut [runsystem.id].
- Penetapan Harga Diskon (Discount Pricing)
Pemberian diskon dari harga biasa dapat menjadi strategi untuk menarik pelanggan baru, merangsang pembelian dalam jumlah besar, atau merespons kondisi pasar tertentu.
Diskon dapat berupa potongan harga, bundling produk, atau penawaran khusus lainnya.
- Penetapan Harga Dinamis (Dynamic Pricing)
Metode ini melibatkan penyesuaian harga secara real-time berdasarkan fluktuasi permintaan dan pasokan, waktu, geografi, dan faktor-faktor lainnya.
Ini dapat membantu perusahaan mengoptimalkan pendapatan berdasarkan situasi yang berubah-ubah.
Nah, itulah beberapa cara dalam melakukan penetapan harga. Setiap cara/metode tersebut memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing, tergantung pada situasi bisnis dan tujuan yang ingin Anda capai.
4. Cross-selling lebih banyak produk
Credit Image
Cross-selling adalah salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan penjualan dengan cara menawarkan produk tambahan atau pelengkap kepada pelanggan yang telah melakukan pembelian produk utama.
Anda dapat melakukan cross-selling dengan cara menawarkan produk yang berkaitan atau melengkapi produk utama yang dibeli pelanggan.
Misalnya, jika seorang pelanggan telah membeli coffee, Anda dapat menawarkan aneka dessert ataupun cemilan lainnya yang cocok sebagai produk tambahan/pelengkap kepada pelanggan tersebut.
Lantas, bagaimana sih proses cross-selling itu dilakukan?
Proses Cross-selling
Cross-selling dapat Anda lakukan dengan mengidentifikasi produk tambahan yang memiliki hubungan atau relevansi dengan produk utama yang dibeli oleh pelanggan.
Ketika pelanggan sudah dalam tahap pembelian, Anda dapat mulai menawarkan produk tambahan/pelengkap kepada pelanggan.
Pada tahap ini, penting bagi Anda untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan agar Anda dapat menawarkan produk tambahan relevan dan diminati oleh pelanggan.
Manfaat Cross-selling
- Meningkatkan keuntungan: Dengan adanya pelanggan membeli lebih dari satu produk, maka hal tersebut dapat meningkatkan keuntungan usaha Anda.
- Pengenalan produk baru: Cross-selling memungkinkan pengenalan produk tambahan kepada pelanggan yang mungkin belum menyadarinya.
- Meningkatkan kepuasan pelanggan: Dengan memberikan penawaran yang relevan dan berguna, bisnis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
5. Strategi up selling produk
Credit Image
Up selling adalah strategi bisnis yang diterapkan untuk mempengaruhi minat pelanggan agar membeli produk serupa namun dengan nilai dan harga yang lebih tinggi.
Peningkatan harga yang lebih tinggi ini, biasanya dipengaruhi oleh kuantitas produk, ukuran produk, maupun varian produk serupa yang terbaru atau lebih lengkap.
Up selling dapat membantu Anda untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha Anda. Selain itu, up selling juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan Anda, karena bisa memberikan produk yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Proses Up-selling
Up-selling terjadi pada saat pelanggan sedang melakukan pembelian. Saat pelanggan memilih produk, Anda sebagai penjual dapat menawarkan produk serupa dengan menunjukkan manfaat tambahan yang diberikan oleh produk tersebut.
Produk serupa yang ditawarkan ini, memiliki harga yang lebih mahal namun dengan fitur lebih unggul, ukuran yang lebih besar, ataupun dengan kuantitas yang lebih banyak.
Manfaat Up-selling
- Meningkatkan keuntungan: Penawaran produk atau layanan dengan fitur tambahan atau kualitas lebih tinggi dapat memberikan peluang kepada Anda untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari setiap penjualan.
- Meningkatkan kepuasan pelanggan: Jika up-selling dilakukan dengan benar, pelanggan mungkin merasa senang karena mendapatkan produk yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Diversifikasi penjualan: Melalui up-selling, Anda dapat menawarkan berbagai produk atau layanan yang mungkin belum terpikirkan oleh pelanggan.
Penting untuk Anda ingat bahwa, baik cross-selling maupun up-selling memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan penjualan dan keuntungan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Namun, pendekatan dan fokus keduanya berbeda. Cross-selling lebih berfokus untuk menawarkan produk tambahan yang melengkapi pembelian pelanggan, sedangkan up-selling berfokus pada menawarkan produk yang lebih baik atau lebih mahal dari produk asal.
Untuk mempermudah pemahaman Anda, berikut kami sajikan tabel perbandingan antara strategi cross-selling dan up-selling.
Aspek | Cross-selling | Up-selling |
Definisi | Menawarkan produk tambahan yang melengkapi pembelian utama pelanggan. | Mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk serupa namun dengan nilai dan harga lebih tinggi. |
Tujuan | Meningkatkan penjualan dengan menawarkan produk tambahan yang berkaitan. | Meningkatkan penjualan dan keuntungan dengan menawarkan produk yang lebih mahal dan unggul. |
Fokus | Produk tambahan yang berkaitan atau melengkapi produk utama. | Produk serupa dengan fitur tambahan atau kualitas lebih tinggi. |
Manfaat Utama | 1. Meningkatkan keuntungan2. Pengenalan produk baru3. Meningkatkan kepuasan pelanggan | 1. Meningkatkan keuntungan2. Meningkatkan kepuasan pelanggan3. Diversifikasi penjualan |
Contoh | Menawarkan aneka dessert setelah pelanggan membeli kopi. | Menawarkan smartphone dengan fitur yang lebih unggul dan ukuran layar yang lebih besar. |
6. Mengembangkan produk inovatif
Strategi memulai usaha yang selanjutnya adalah mengembangkan produk inovatif.
Produk inovatif harus memiliki fitur atau manfaat yang belum ada di produk lain atau lebih baik dari produk lain.
Misalnya, jika terdapat pelanggan yang mengeluh tentang baterai ponsel yang cepat habis, Anda bisa mengembangkan ponsel dengan baterai tahan lama atau bisa diisi ulang dengan cepat (fast charging).
Terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan produk inovatif, yaitu:
- Memahami Kebutuhan Pelanggan
Ini dapat dilakukan melalui riset pasar, survei, atau interaksi langsung dengan pelanggan.
Dengan memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan, Anda dapat menciptakan solusi produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. [katadata.co.id]
- Cari ide baru yang unik dan menarik
Tahap awal pengembangan produk inovatif adalah menghasilkan ide-ide baru.
Proses ini melibatkan merumuskan konsep-konsep kreatif yang dapat menjadi dasar produk baru yang unik dan menarik. [asana.com]
- Mengembangkan Prototipe
Langkah berikutnya adalah mengembangkan prototipe produk. Ini dapat berupa model awal atau versi produk yang belum sepenuhnya matang.
Prototipe ini berguna untuk menguji konsep, fitur, dan fungsionalitas produk secara lebih mendalam sebelum mencapai tahap produksi massal. [asana.com]
- Desain Produk yang Menarik
Desain yang menarik dapat memberikan nilai tambah kepada produk Anda.
Oleh karena itu, pertimbangkan untuk menciptakan desain yang unik dan sesuai dengan citra merek Anda. [sodexo.co.id]
- Menguji Produk Baru
Sebelum meluncurkan produk inovatif ke pasar, penting untuk menguji produk tersebut terlebih dahulu.
Anda bisa melakukan uji coba internal atau uji coba kepada sekelompok pengguna potensial.
Hal ini membantu Anda untuk mengidentifikasi potensi masalah, mendapatkan umpan balik, dan membuat perbaikan sebelum produk mencapai tahap akhir. [katadata.co.id]
- Komersialisasi Produk
Setelah produk dianggap siap, Anda dapat meluncurkannya ke pasar.
Proses komersialisasi melibatkan strategi pemasaran, distribusi, dan peluncuran produk kepada konsumen.
Pastikan Anda memiliki rencana yang kuat untuk memperkenalkan produk inovatif Anda kepada target pasar. [asana.com]
7. Meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan
Strategi memulai usaha yang terakhir namun tidak kalah penting adalah meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan.
Anda dapat meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan dengan menyediakan layanan yang cepat, ramah, profesional, dan solutif. Anda juga dapat memberikan layanan tambahan, seperti garansi, pengembalian barang, atau konsultasi gratis.
Dengan meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan, dapat membantu Anda untuk meningkatkan reputasi, kepuasan, serta loyalitas pelanggan terhadap usaha yang Anda jalankan.
Itulah 7 strategi memulai usaha yang dapat Anda coba. Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, semoga Anda bisa memulai usaha dengan lebih mudah dan sukses.
Kesimpulan
Credit Image
Terdapat sejumlah strategi penting yang dapat Anda aplikasikan dalam upaya memulai dan mengembangkan usaha.
Beberapa strategi tersebut diantaranya yaitu, diferensiasi produk, pengoptimalan teknologi, strategi penetapan harga, cross-selling dan up selling produk, pengembangan produk inovatif, hingga strategi meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan.
Dengan memahami dan mengimplementasikan berbagai strategi ini, Anda diharapkan dapat memulai usaha dengan persiapan lebih baik untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan dalam bisnis.
Sekarang, Anda sudah tahu tentang contoh strategi memulai bisnis. Selanjutnya, yuk baca juga konten kami tentang tips memulai usaha.