Bagi pemula, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memulai investasi. Mulai dari menentukan tujuan penanaman modal dan jangka waktu, melakukan riset jenis penanaman modal, menganalisis risiko investasi, berani menghadapi risiko investasi, diversifikasi portofolio, menghitung alokasi dana, memilih platform investasi, hingga monitoring dan evaluasi.
Saat ini, memang banyak anak muda yang tertarik untuk melakukan investasi karena ingin mendapatkan pasif income.
Namun ternyata, tak jarang dari mereka (terutama pemula) yang masih bingung, tentang bagaimana cara menanam modal usaha (berinvestasi) yang tepat agar bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Nah, berdasarkan hal tersebut, berikut kami uraikan lebih lanjut tentang cara untuk menanamkan modal usaha dengan menjadi investor. Yuk, simak sampai habis ya…
Pengertian Penanaman Modal Usaha
Penanaman modal usaha merupakan sebuah kegiatan memasukkan sejumlah dana atau aset ke dalam suatu usaha (proyek) dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Menanam modal untuk usaha merupakan salah satu cara memutar uang modal. Baca juga artikel kami tentang cara memutar modal kecil sehingga usaha menjadi besar.
Dalam melakukan penanaman modal usaha (berinvestasi), ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan agar investasi yang anda lakukan mendapatkan keuntungan yang menjanjikan.
Langkah-langkah tersebut yaitu:
- Menentukan tujuan penanaman modal dan jangka waktu
- Lakukan riset tentang jenis penanaman modal
- Menganalisis risiko investasi
- Hadapi risiko investasi dengan keberanian
- Diversifikasi portofolio
- Menghitung alokasi dana yang akan diinvestasikan
- Pilih platform atau penyedia investasi
- Monitoring dan evaluasi
Berikut penjelasan lengkapnya.
Cara Menanam Modal Usaha (Berinvestasi)
1. Menentukan tujuan penanaman modal dan jangka waktu
Sebelum mulai menanamkan modal usaha, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan tujuan dari penanaman modal tersebut.
Tujuan penanaman modal adalah alasan utama mengapa Anda ingin berinvestasi. Dengan memiliki tujuan yang jelas, investasi atau penanaman modal yang Anda lakukan dapat lebih terarah karena memiliki target dan strategi jelas.
Tujuan penanaman modal usaha dapat bervariasi sesuai dengan jangka waktu dan kebutuhan yang Anda inginkan.
Berikut ini beberapa contoh tujuan penanaman modal sesuai dengan jangka waktu:
Tujuan Jangka Pendek:
- Mendapatkan keuntungan yang cepat
Beberapa orang atau perusahaan berinvestasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan secepat mungkin.
Mereka mungkin melakukan investasi dalam instrumen keuangan yang likuid atau memiliki potensi pertumbuhan singkat, seperti saham yang diperdagangkan harian.
Tujuan Jangka Menengah:
- Mengumpulkan dana untuk tujuan tertentu
Investasi jangka menengah dapat digunakan untuk mengumpulkan dana untuk tujuan tertentu, seperti pembelian mobil baru, biaya pendidikan, atau perjalanan.
Tujuan Jangka Panjang
- Dana pensiun
Banyak orang berinvestasi jangka panjang dengan tujuan untuk menciptakan portofolio yang cukup besar untuk pensiun.
Investasi jangka panjang ini dapat berupa saham, obligasi, atau properti yang diharapkan memberikan keamanan finansial di masa pensiun.
Mengumpulkan dana pendidikan anak
Untuk persiapan pendidikan anak-anak, investasi jangka panjang dapat membantu mengumpulkan dana yang diperlukan untuk pendidikan mereka di masa depan.
Mengembangkan kekayaan
Beberapa individu atau perusahaan berinvestasi jangka panjang dengan tujuan mengembangkan kekayaan mereka dari waktu ke waktu.
Ini dapat mencakup investasi dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, reksa dana, atau properti.
2. Lakukan riset tentang jenis penanaman modal
Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah melakukan riset tentang jenis penanaman modal yang tepat.
Jenis penanaman modal adalah instrumen investasi yang Anda pilih untuk mencapai tujuan Anda.
Setiap jenis investasi memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda. Sehingga, penting bagi Anda, untuk melakukan riset dan konsultasi dengan profesional keuangan (jika perlu) agar dapat memutuskan jenis investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda.
Terdapat berbagai jenis investasi atau penanaman modal usaha yang dapat Anda pertimbangkan. Diantaranya yaitu:
- Investasi Saham:
Investasi saham melibatkan pembelian saham-saham perusahaan. Dengan memiliki saham, Anda memiliki bagian kecil dari perusahaan tersebut.
Keuntungan dalam investasi saham dapat berasal dari kenaikan harga saham atau dividen yang dibagikan perusahaan. [ojk.go.id]
- Investasi Obligasi:
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Investor yang membeli obligasi meminjamkan uang kepada penerbit dalam jangka waktu tertentu dan akan menerima bunga sebagai imbalan. [ojk.go.id]
- Investasi Reksa Dana:
Reksa dana adalah wadah investasi yang menggabungkan dana dari berbagai investor untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang. [ojk.go.id]
- Investasi Properti:
Investasi properti melibatkan pembelian properti seperti rumah, apartemen, atau tanah dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan dari penyewaan atau apresiasi nilai properti tersebut.
- Investasi Emas dan Logam Mulia:
Investasi emas dan logam mulia melibatkan pembelian emas, perak, atau logam mulia lainnya sebagai bentuk investasi. Harga logam mulia dapat mengalami fluktuasi, tetapi sering dianggap sebagai bentuk perlindungan nilai.
- Investasi dalam Pasar Modal Syariah:
Bagi Anda yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah, Anda dapat berinvestasi dalam pasar modal syariah, misalnya seperti investasi dalam reksa dana syariah, saham syariah, dan instrumen keuangan lainnya yang sesuai dengan hukum Islam. [ojk.go.id]
3. Menganalisis risiko investasi
Langkah selanjutnya yang perlu Anda perhatikan adalah menganalisis risiko investasi.
Risiko investasi adalah kemungkinan terjadinya kerugian akibat perubahan kondisi pasar atau faktor-faktor lainnya yang tidak dapat diprediksi.
Setiap penanaman modal pasti memiliki risiko yang harus dihadapi oleh investor. Lalu, tahukah Anda apa saja sih jenis risiko investasi itu?
Jenis risiko dalam investasi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tingkat risikonya, yaitu risiko dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Untuk penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut:
Risiko investasi dengan kategori rendah
- Risiko Kredit: Risiko bahwa pihak yang berhutang (seperti penerbit obligasi atau pinjaman) gagal membayar bunga atau pokoknya.
- Risiko Inflasi: Risiko bahwa tingkat inflasi yang tinggi akan merusak daya beli investasi Anda, terutama jika tingkat pengembalian investasi lebih rendah dari laju inflasi.
- Risiko Likuiditas: Risiko bahwa Anda tidak dapat menjual atau menguangkan investasi dengan cepat tanpa mengalami kerugian signifikan.
Risiko investasi dengan kategori sedang
- Risiko Pasar: Risiko bahwa perubahan-perubahan pasar, seperti fluktuasi harga saham atau obligasi, dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
- Risiko Bisnis: Risiko bahwa kinerja buruk perusahaan yang Anda investasikan dapat mengurangi nilai investasi Anda.
- Risiko Mata Uang: Risiko bahwa perubahan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi nilai investasi Anda jika Anda berinvestasi di aset-aset yang denominasinya dalam mata uang asing.
Risiko investasi dengan kategori tinggi
- Risiko Saham: Risiko tingkat tinggi terkait dengan investasi saham individual atau reksadana saham, termasuk fluktuasi harga yang besar dan potensi kerugian besar.
- Risiko Volatilitas: Risiko bahwa investasi Anda akan mengalami volatilitas yang tinggi, yaitu perubahan harga yang besar dalam jangka waktu singkat.
- Risiko Perusahaan Startup: Risiko yang sangat tinggi terkait dengan investasi di perusahaan startup, yang memiliki peluang pertumbuhan besar tetapi juga peluang kegagalan yang tinggi.
4. Hadapi risiko investasi dengan keberanian
Setelah Anda mengetahui jenis-jenis resiko investasi, maka selanjutnya Anda harus berani menghadapi risiko-risiko tersebut ketika menjadi investor.
Investasi selalu melibatkan sejumlah risiko, baik itu risiko pasar, risiko perusahaan, atau risiko lainnya.
Dilansir dari market.bisnis.com, seorang investor sukses bernama Lo Kheng Hong telah menunjukkan bahwa dengan keberanian, analisis, dan pengetahuan yang tepat, risiko-risiko tersebut dapat dihadapi dan diatasi.
Saat berinvestasi di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Lo Kheng Hong telah menghadapi berbagai tantangan dan risiko.
Salah satunya adalah risiko pasar, dimana ketika harga saham BUMI turun drastis ke Rp50, yang bisa membuat banyak investor panik dan menjual saham mereka.
Namun, Lo Kheng Hong tidak terpengaruh oleh ketakutan atau panik pasar.
Lo Kheng Hong berani untuk menunggu hingga harga saham BUMI naik ke level yang lebih tinggi sebelum akhirnya melepasnya dengan harga Rp 500 pada tahun 2017.
5. Diversifikasi portofolio
Diversifikasi portofolio termasuk ke dalam salah satu strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko dengan cara menginvestasikan dana ke dalam berbagai instrumen investasi yang berbeda.
Maksudnya, dalam hal ini Anda tidak menaruh semua dana ke dalam satu instrumen saja (misalnya obligasi), melainkan di sebar ke beberapa portofolio (seperti obligasi, saham, reksadana, hingga properti).
Dengan memiliki portofolio yang terdiversifikasi, Anda dapat mengurangi potensi kerugian jika salah satu investasi mengalami penurunan nilainya. Hal tersebut karena Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari aset lainnya.
6. Menghitung alokasi dana yang akan diinvestasikan
Setelah menentukan jenis investasi yang sesuai dengan tujuan Anda, selanjutnya adalah menghitung alokasi dana yang akan Anda investasikan.
Dalam tahap ini, Anda perlu menghitung berapa banyak dana yang akan Anda alokasikan ke dalam investasi tersebut.
Jumlah alokasi dana ini harus Anda sesuaikan dengan tujuan, jangka waktu, dan profil risiko Anda.
Berikut kami sajikan contoh ilustrasi dari pengalokasiaan dana investasi.
Tujuan: Dana pensiun
Jangka Waktu: 20 tahun
Profil Risiko: Moderat
Dana yang dialokasikan: Rp 1.000.000.000
Dalam ilustrasi ini, Arya berusia 35 tahun ingin menabung untuk pensiunnya yang diperkirakan akan tiba dalam 20 tahun. Arya memiliki profil risiko moderat, yang berarti dia ingin mencapai pertumbuhan yang seimbang antara keamanan dan potensi pengembalian yang lebih tinggi.
Guna mengurangi risiko kerugian investasi, Arya melakukan diversifikasi portofolio. Di mana jumlah dana yang dialokasikan akan diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen investasi.
Berikut alokasi dana investasi yang dilakukan Arya:
- Dana Investasi Real Estate (DIRE) (10%):
Arya mengalokasikan dananya ke dalam dana investasi real estate, sebesar 10%. DIRE atau dikenal juga sebagai Real Estate Investment Trusts (REITs) merupakan entitas investasi yang mengumpulkan dana dari berbagai investor yang kemudian akan diinvestasikan ke dalam properti komersial seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, hotel, atau properti industri.
Jumlah dalam rupiah: Rp 100 juta (10% dari total dana investasi).
- Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi (40%):
Arya akan menempatkan 40% dari dana investasinya ke dalam instrumen investasi dengan risiko rendah, seperti obligasi pemerintah atau obligasi korporasi berkualitas tinggi.
Jumlah dalam rupiah: Rp 400 juta (40% dari total dana investasi).
- Reksadana dan Saham (50%):
Arya juga ingin mencari potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, sehingga dia mengalokasikan 50% dari dana investasinya ke dalam reksa dana dan saham. Ini memberikan potensi pengembalian yang lebih tinggi daripada obligasi, meskipun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi.
Jumlah dalam rupiah: Rp 500 juta (50% dari total dana investasi).
Dengan pengalokasian ini, Arya berharap dapat mencapai pertumbuhan yang seimbang antara keamanan dan potensi pengembalian yang lebih tinggi, sehingga pada saat Arya pensiun nanti, Arya akan memiliki dana yang cukup untuk menjalani masa pensiun dengan nyaman.
7. Pilih platform atau penyedia investasi
Setelah menentukan jumlah dana yang akan Anda alokasikan, selanjutnya adalah memilih platform atau penyedia investasi.
Investasi dapat Anda lakukan secara online maupun offline, melalui berbagai platform atau penyedia investasi. Bahkan, Anda juga bisa melakukan investasi di perusahaan teman Anda.
Dalam memilih platform investasi, pastikan untuk mempertimbangkan biaya transaksi, risiko, dan layanan yang ditawarkan oleh platform tersebut sebelum membuat keputusan investasi.
Selain itu, selalu lakukan penelitian dan konsultasi dengan penasehat keuangan jika diperlukan agar Anda dapat membuat keputusan investasi yang bijak sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda.
Berikut contoh platform investasi untuk berbagai jenis instrumen investasi, baik secara online maupun offline, dalam bentuk tabel:
Jenis Investasi | Platform Online | Platform Offline |
Saham | AjaibBareksaStockbit | Kantor Cabang Perusahaan Sekuritas |
Obligasi | AjaibTrimegah Sekuritas | Bank Konvensional |
Reksadana | BareksaBibit IPOT | Bank dan Agen Penjualan Reksadana |
Emas | Pegadaian Digital Tokopedia | Pegadaian (Offline) |
Properti | CrowdDana99.coRumah.com | Developer Properti |
8. Monitoring dan evaluasi
Langkah terakhir dan tak kalah penting dalam menanam modal usaha adalah monitoring dan evaluasi.
Dalam berinvestasi, jangan lupa untuk selalu memantau kinerja portofolio Anda dan melakukan evaluasi secara berkala.
Tindakan ini sangat penting untuk memastikan bahwa investasi Anda tetap sejalan dengan tujuan dan toleransi risiko yang telah Anda terapkan.
Nah, itulah delapan cara menanam modal usaha dengan menjadi investor. Dengan menerapkan delapan cara di atas, semoga dapat memperbesar peluang sukses Anda untuk menjadi seorang investor.
Kesimpulan
Credit Image
Ada beberapa langkah penting yang harus Anda ikuti, apabila Anda yang ingin menanam modal usaha dengan menjadi seorang investor.
Langkah-langkah tersebut diantaranya yaitu menentukan tujuan penanaman modal dan jangka waktu, melakukan riset jenis penanaman modal, menganalisis risiko investasi, berani menghadapi risiko investasi, diversifikasi portofolio, menghitung alokasi dana, memilih platform investasi, hingga monitoring dan evaluasi.
Beberapa jenis investasi yang dapat Anda pertimbangkan yaitu saham, obligasi, reksadana, properti, emas, dan investasi dalam pasar modal syariah.
Kemudian, dalam melakukan penanaman modal, jangan lupa untuk menganalisis dan memantau risiko investasi serta melakukan konsultasi dengan ahli keuangan (jika diperlukan) agar dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang menjanjikan.
Nah, sekarang, Anda telah mengetahui tentang cara menanam modal usaha dengan menjadi investor. Selanjutnya, yuk baca juga konten kami tentang modal usaha skincare.