Ketika memikirkan merek kecantikan, beberapa nama langsung muncul di benak kita seperti Wardah, Ms. Glow, atau Scarlet. Tidak bisa dipungkiri, mereka merupakan beauty brand yang telah menguasai pikiran audiens dengan kekuatan storytelling marketing.
Storytelling (penceritaan) memang strategi menakjubkan yang telah terbukti menghasilkan banyak keuntungan bagi bisnis kecantikan.
Penasaran bagaimana cerita bisa menghipnotis manusia? Ingin tahu storytelling marketing dalam bisnis kosmetik?
Jangan tinggal diam, kamu wajib menggunakan teknik storytelling marketing agar brand-mu semakin melekat di benak dan di hati pelanggan. Yuk, kuasai strategi ini mulai dari artikel ini!
Apa itu Storytelling Marketing?
Melansir Hubspot, storytelling marketing adalah proses pemasaran menggunakan fakta dan narasi untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada audiens.
Cerita yang disampaikan bisa sesuai dengan fakta, tetapi juga bisa diperindah atau ditambahkan untuk tujuan memperjelas inti pesan.
Storytelling adalah seni yang dapat dinikmati oleh lintas budaya dan lintas generasi. Cerita merupakan bahasa universal yang akrab dalam keseharian.
Semua orang sepakat bahwa strategi pemasaran menggunakan teknik bercerita lebih disukai karena mampu membangun imajinasi, semangat, dan sisi emosional audiens.
Oleh karena itu, storytelling disebut sebagai jantung dari strategi inbound marketing. Keputusan audiens untuk membeli sebuah produk atau jasa boleh jadi hasil dari cerita yang relevan atau menyentuh emosional.
Sudah pernah menerapkan teknik storytelling marketing dalam branding atau pemasaran produkmu? Masih mencari alasan mengapa strategi ini penting pebisnis kosmetik terapkan?
Ini dia jawabannya!
Mengapa Storytelling Penting dalam Bisnis Kosmetik?
Storytelling adalah Strategi yang Menarik
Coba lihat contoh promosi kosmetik berikut.
Kira-kira, mana iklan yang menarik perhatianmu? Mungkin kita akan sepakat memilih gambar nomor 2.
Maka, alasan pertama mengapa kamu perlu mencoba teknik ini karena “Storytelling is an attracting strategy”. Storytelling mampu menarik perhatian audiens dan membuat mereka bertahan menonton sebuah iklan atau melanjutkan membaca sebuah konten tulisan.
Storytelling mampu menarik audiens untuk melakukan transaksi pembelian.
Storytelling Menyederhanakan Pesan yang Kompleks
Pernah mendengar seseorang menjelaskan sebuah konsep yang rumit, berisi data-data, dan ia membawa pesan tersebut dengan cara yang bertele-tele?
Bagaimana reaksimu? Mungkin beberapa kali kamu menguap, kelopak matamu berair karena menahan kantuk, rasanya ingin cepat-cepat pergi meninggalkan orang tersebut.
Hal serupa bisa–malah banyak terjadi ketika iklan atau konten promosi kosmetik tidak menggunakan teknik ini. Audiens bisa langsung skip (melewati) dan meninggalkan iklanmu.
Hubspot menjelaskan bahwa storytelling (penceritaan) dapat menyederhanakan pesan yang kompleks dan memperkuat konsep yang abstrak. Sama halnya denganmu, audiens menginginkan sebuah informasi yang mudah dimengerti dan memenuhi kepuasan mereka.
Storytelling Mengajak Audiens Ikut Terlibat
Percaya atau tidak, setiap orang memiliki pengalaman atau cerita yang sama atau nyaris sama. Mungkin kamu juga sering menemui di sebuah unggahan media sosial banyak yang berkomentar, “Aku bisa terhubung dengan cerita itu, aku pernah merasakan hal itu,”
Di dunia kecantikan juga begitu, banyak orang-orang yang sebenarnya memiliki permasalahan kulit yang sama, pengalaman menggunakan produk kosmetik yang serupa, atau juga punya pengalaman pahit dengan produk kosmetik abal-abal.
Kamu bisa mengangkat kisah tersebut untuk menyadarkan bahwa mereka tidak sendiri. Lalu, kamu bisa mengajak mereka terlibat dalam konten sehingga menciptakan koneksi antar audiens sehingga terbentuk komunitas dan koneksi antara audiens dengan brand.
Tertarik menggunakan teknik ini dalam branding dan pemasaran produkmu? Supaya semakin memperkuat bisnismu melakukan teknik penceritaan dalam pemasaran produk, berikut sejumlah manfaat storytelling marketing!
Manfaat Storytelling Marketing dalam Bisnis Kosmetik
Tiga alasan di atas sebenarnya sudah memberitahumu peran penting dari strategi penceritaan (storytelling). Akan tetapi, kami ingin kamu tahu bahwa storytelling marketing dapat….
- Memberikan pengalaman yang nyata bagi audiens
- Menambahkan nilai sisi kemanusiaan
- Menciptakan hubungan yang erat dengan audiens
- Memperkuat brand image
- Membuat brand mudah diingat dan berkesan
- Memasarkan produk kosmetik secara halus tanpa paksaan (soft selling)
- Membentuk perilaku konsumen sehingga tercipta keputusan pembelian
Selain itu, produk kosmetik atau skincare yang sifatnya personal akan memiliki nilai yang lebih kuat ketika branding dan pemasarannya dilakukan menggunakan storytelling.
Sudah siap menerapkan teknik ini? Tunggu dulu, kamu harus menjalankan strategi ini agar storytelling marketing membuahkan hasil!
5 Strategi Menggunakan Storytelling Marketing
Kenali Audiens Kamu
Sebelum membagikan cerita, kamu perlu mengetahui siapa audiens kamu.
Karena apapun strategi marketing yang kamu gunakan, mengenali audiens adalah poin utama yang harus dilakukan. Dengan begitu, strategi bisa berjalan dengan mulus dan tepat sasaran.
Misalnya, kamu menjual produk anti aging dengan target pasar wanita berusia 30 tahun ke atas. Kamu bisa membawakan sebuah cerita yang relevan dengan mereka seperti keresahan mereka akan kulit wajah penuh kerutan di usia yang terbilang masih muda.
Kamu harus mengenali audiens mulai dari perilaku dan kebiasaan mereka, media sosial yang mereka gunakan, dan sebagainya.
Ketahui Inti Pesan
Siapa yang tidak kesal ketika sudah menghabiskan waktu selama 30 menit untuk mendengarkan cerita, tetapi tidak mendapatkan inti pesannya?
Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui inti pesan yang kamu sampaikan dari sebuah kisah yang dibawakan. Inti pesan ini yang akan memberi wawasan audiens dan memengaruhi mereka untuk mengambil sebuah tindakan.
Inti pesan juga berkaitan dengan tujuan kamu melakukan teknik storytelling.
Gunakan Bahasa yang Sederhana
Bahasa adalah penghubung antar manusia. Bagaimana caranya agar cerita tersampaikan dengan baik dan memberi kepuasan sehingga koneksi dapat terbangun?
Maka, kamu perlu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh audiens, bahasa yang sederhana, tidak perlu bahasa yang tinggi yang sulit dipahami.
Kamu perlu menggunakan bahasa yang akrab di telinga mereka agar hubungan yang terbangun terasa lebih erat, tak sekadar hubungan brand dengan audiens.
Gunakan Call to Action (CTA)
Sebuah bisnis tentu telah menentukan tujuan atau objektif ketika menerapkan strategi storytelling marketing. Apakah menjual suatu produk, mengedukasi masyarakat, atau tujuan yang lainnya?
Sebagai contoh, tujuanmu adalah menyebarluaskan informasi beauty hacks terbaru, maka kamu perlu mengarahkan audiens untuk mengambil aksi yang mendukung tujuanmu itu. Nah, arahanmu terhadap audiens ini disebut dengan “Call to Action”.
Dengan objektif atau tujuan tersebut, kamu bisa membuat CTA seperti ini:
“Bagikan informasi ini agar semua tahu jadi cantik itu mudah!”
Melansir Wikipedia, call to action dalam bisnis dan marketing adalah sebuah instruksi yang dirancang agar khalayak (audiens) dapat melakukan aktivitas atau memberikan tanggapan secara langsung. Aktivitas ini nanti akan menghasilkan konversi.
Pilih Media untuk Membagikan Cerita
Sekarang, pilih media tempat kamu membagikan cerita. Mulai dari media tulisan, audio, atau video. Semua media ini termasuk alat strategi inbound marketing.
Promosi produk kosmetik melalui media tulisan bisa menggunakan artikel, blog, mikroblog atau carousel di Instagram, buku atau ebook. Audio menggunakan Podcast, dan video menggunakan platform YouTube, TikTok, dan Reels Instagram.
Cara Membuat Storytelling yang Ciamik
Ciptakan Protagonis yang Terhubung dengan Audiens
Sebuah cerita selalu punya protagonis (karakter utama). Kamu perlu menciptakan protagonis yang dapat terhubung dengan audiens. Mengapa begitu, ya?
Audiens atau targetmu hanya akan berempati pada karakter jika mereka merasa relate (berhubungan) dengan karakter ceritamu. Oleh karena itu, kamu perlu menempatkan konsumen sebagai protagonis dalam cerita.
Kamu perlu meneliti persona target ideal kamu, mulai dari kesukaan, ketidaksukaan, masalah, dan rasa sakit mereka sehingga kamu dapat membuat sebuah cerita yang berhasil menarik empati dan memenangkan hati mereka.
Ceritakan Sesuatu yang Benar dan Autentik
Storytelling yang sedang kita bicarakan ini bukanlah sebuah dongeng yang berisi imajinasi, cerita khayalan yang jauh dari kebenaran.
Kepalsuan sama sekali bukan pilihan, sebuah brand ketika menjalankan storytelling marketing perlu memastikan ceritanya benar, dapat dirasakan, dan dapat dipercaya.
Selain itu, jaga selalu nilai dan prinsip brand kamu karena keautentikan dapat membedakan kamu dengan pesaing. Cerita yang segar dan unik akan selalu berhasil menarik perhatian audiens.
Bangun Sisi Emosional Audiens
StoryChief Insights menyebut emosi sebagai sesuatu yang membuat cerita semakin nyata dan manusiawi.
Sia-sia saja jika cerita yang brand kamu bawakan tidak membangkitkan emosi pembaca dan terasa hambar bagi mereka. Oleh karena itu, sisi emosional audiens jangan sampai kamu abaikan.
Kamu bisa membangun ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, atau emosi lainnya yang bisa membuat pembaca atau pendengar merasa terhubung dengan brand-mu dan tergerak melakukan sesuatu. Menggunakan jasa atau membeli produkmu, misalnya.
Hindari Detail Cerita yang Tidak Perlu
Buatlah audiens menikmati ceritamu sampai habis hingga timbul dalam benak mereka kebutuhan akan produk yang kamu tawarkan. Jadi, jangan sampai mereka kehilangan fokus, bingung, atau bosan akibat detail cerita yang tidak perlu.
Karena fakta mengungkap, storytelling marketing yang sukses adalah cerita yang ringkas, tepat sasaran, dan tidak menyimpang sedikit pun.
Penceritaan akan efektif jika fokus pada protagonis, kebutuhan, masalah mereka, dan menghadirkan solusi yang selama ini mereka cari.
Sisipkan Fakta dan Angka pada Cerita
Poin ini tak kalah penting, lho. Jangan karena berpikir storytelling bersifat naratif, kamu tidak menampilkan data berupa fakta atau angka.
Padahal, keduanya bisa membuat cerita semakin lebih kaya. Namun tentu saja penyisipan fakta maupun angka, jangan sampai membuat audiens sakit kepala.
Terjemahkan data-data pendukung tersebut ke dalam kalimat yang lebih bersahabat, kalimat yang mudah dipahami.
Data-data ini dapat membuat audiens semakin percaya dengan brand-mu. Bahkan audiens akan berterima kasih karena mereka mendapatkan wawasan baru.
Cara Penyampaian Storytelling yang Efektif
Penelitian mengungkapkan bahwa cerita dapat melepaskan oksitosin yang kemudian memengaruhi sikap, perilaku, dan keputusan konsumen seperti yang disebutkan dalam StoryChief Insight.
Maka penting bagi setiap bisnis membuat sebuah cerita yang menarik yang dapat membangun pengalaman konsumen sehingga terbentuk persepsi positif hingga terjadi konversi.
Supaya storytelling marketing berlangsung efektif, kamu perlu memperhatikan sejumlah hal berikut ini.
- Gunakan judul yang memikat
- Pastikan konten tetap singkat dan sederhana
- Buat narasi yang jelas dan mudah dimengerti
- Tambahkan visualisasi (gambar, animasi, dsb)
- Kemas dengan desain yang menarik
Contoh Brand Storytelling Marketing dalam Bisnis Kosmetik
Storytelling marketing telah digunakan oleh banyak brand kecantikan, dua diantaranya adalah Wardah dan Zam Cosmetic.
Strategi storytelling mereka telah berhasil membuat brandimage semakin kuat dan tentunya berdampak pada penjualan produk yang semakin meningkat.
Yuk, sama-sama kita bahas contoh storytelling kedua brand tersebut!
Wardah
Siapa yang tak kenal Wardah? Merek kecantikan dari PT Paragon Technology Innovation ini merupakan top brand lokal. Wardah tak pernah kehabisan akal agar mereknya dekat dengan pelanggan.
Salah satu contoh strategi storytelling marketing dari brand ini adalah Wardah Heart to Heart yang dipandu oleh Dewi Sandra sebagai Brand Ambassador.
Program ini merupakan talk show yang diisi oleh wanita-wanita inspiratif seperti Dian Sastrowardoyo, Cut Meyriska, dan Dinda Hauw. Mereka membagikan pengalaman hidup sambil mengkampanyekan #LangkahBaikmuBerarti.
Kebanyakan teknik storytelling Wardah menggunakan media video, mulai dari Talk Show hingga Movie Series.
Brand ini memang selalu membuat kampanye kecantikan yang mengikuti isu terkini atau sesuatu yang relevan dengan masyarakat seperti Wardah #AkuWajahIndonesia, #IbuInspirasiDuniaku, #CantikDariHati, dan masih banyak yang lainnya.
Kamu bisa nih mencontoh Wardah membuat tayangan berisi penceritaan (storytelling), sehingga brand-mu dapat semakin dekat dengan masyarakat.
Zam Cosmetic
Zam Cosmetic merupakan brand kosmetik milik artis Zaskia Adya Mecca dan keluarganya. Zam Cosmetic masuk ke dunia kecantikan pada 2017 lalu, dari yang hanya menjual Lip Matte hingga kini beragam skincare yang diklaim Halal, non SLS, dan non paraben.
Tania Ray Mina, Co-Founder brand ini mengatakan bahwa ketika mereka memutuskan sebagai bisnis yang berfokus di media digital, konten merupakan suatu hal yang amat penting di samping produk yang berkualitas.
Ia juga menambahkan bahwa konten pemasaran sebuah merek harus dikemas dengan strategi storytelling agar konsumen merasa dekat dan terhubung dengan suatu produk.
Video storytelling mereka seringkali langsung dibawakan oleh Zaskia Adya Mecca dan keluarganya. Mereka selalu mengangkat tema tertentu seperti tentang keberagaman dan pemberdayaan perempuan.
Selain menggunakan media YouTube, baik Wardah maupun Zam juga menggunakan strategi penceritaan ini di media sosial lainnya dengan mengunggah konten-konten edukatif dan interaktif.
Penutup
Nah, itu dia penjelasan mengenai storytelling marketing yang wajib kamu coba dalam bisnismu.
Seperti yang dikatakan Co-founder Zam Cosmetic, storytelling content sangat penting di samping produk kosmetik yang berkualitas. Yuk, diterapkan!
Kalau belum punya produk kosmetiknya, kami bisa membantumu mewujudkan produk berkualitas sesuai impianmu!