Kembali ke Panduan Utama: Membangun Brand Kosmetik dari Nol
Anda telah menciptakan sebuah serum yang luar biasa. Anda ingin seluruh dunia tahu bahwa produk ini bisa membuat kulit tampak lebih cerah, terasa lebih kencang, dan membantu merawat kulit yang berjerawat. Anda pun mulai merancang kemasan dengan tulisan besar: “Serum Penghilang Jerawat & Anti-Penuaan Dini!”
Tunggu dulu. Sebelum Anda mengirim desain itu ke percetakan, ada satu “polisi” yang harus Anda perhatikan: Peraturan Klaim Kosmetik dari BPOM.
Membuat klaim yang menarik adalah seni dalam marketing, tetapi di industri kosmetik, seni ini diatur oleh sains dan regulasi yang ketat. Klaim yang salah tidak hanya bisa menyesatkan konsumen, tetapi juga bisa menyebabkan produk Anda ditolak saat notifikasi BPOM atau bahkan ditarik dari peredaran.
Artikel ini akan menjadi panduan Anda untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh Anda katakan pada kemasan produk Anda.
Pahami Definisi Kosmetik Menurut BPOM
Untuk memahami aturannya, kita harus kembali ke definisi dasar. Menurut BPOM, kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kata kuncinya adalah memelihara pada kondisi baik. Kosmetik tidak boleh mengklaim dapat mengobati, menyembuhkan, atau memengaruhi struktur dan fungsi tubuh secara fisiologis (seperti obat).
Klaim yang BOLEH Digunakan (Dengan Syarat)
Ini adalah area di mana Anda bisa berkreasi, selama klaim tersebut jujur dan didukung oleh data.
- Klaim Fungsi & Manfaat Umum:
- Contoh: “Melembapkan kulit”, “Membersihkan pori-pori”, “Menyegarkan kulit wajah”, “Melindungi dari sinar UV”.
- Syarat: Manfaat ini harus sesuai dengan fungsi umum dari bahan-bahan yang terkandung dalam formula.
- Klaim dengan Kata “Membantu”, “Menyamarkan”, “Merawat”, atau “Tampak”
Ini adalah kata-kata kunci “aman” Anda. Mereka menunjukkan efek kosmetik, bukan efek pengobatan.- Contoh Benar: “Membantu mencerahkan kulit.” (Bukan “Memutihkan kulit”)
- Contoh Benar: “Membantu merawat kulit berjerawat.” (Bukan “Menyembuhkan jerawat”)
- Contoh Benar: “Menyamarkan noda hitam dan garis halus.” (Bukan “Menghilangkan flek dan kerutan”)
- Contoh Benar: “Kulit tampak lebih kencang.” (Bukan “Mengencangkan kulit secara permanen”)
- Klaim Berbasis Uji Pihak Ketiga (Data Dukung Wajib)
Jika Anda ingin membuat klaim yang lebih kuat, Anda harus bisa membuktikannya dengan hasil uji dari laboratorium independen.- “Dermatologically Tested”: Produk telah diuji pada kulit manusia di bawah pengawasan dokter kulit dan terbukti memiliki potensi iritasi yang rendah.
- “Non-Comedogenic”: Produk telah diuji dan terbukti tidak menyumbat pori-pori.
- “Uji Efikasi”: Untuk klaim seperti “Terbukti secara klinis meningkatkan kelembapan kulit dalam 2 minggu”, Anda harus memiliki laporan uji efikasi yang valid.
Tabel “DOs & DON’Ts” untuk Klaim Kosmetik
KATEGORI | BOLEH (DOs) 👍 | TIDAK BOLEH (DON’Ts) 👎 |
Pencerah | Membantu mencerahkan kulit, Kulit tampak lebih cerah | Memutihkan kulit secara permanen |
Jerawat | Membantu merawat kulit berjerawat, Membantu mengurangi minyak berlebih | Menyembuhkan/Menghilangkan jerawat |
Penuaan | Menyamarkan garis halus/kerutan, Kulit terasa lebih kencang | Menghilangkan kerutan, Menghentikan penuaan |
Pelindung Matahari | Melindungi dari efek buruk sinar UV | Anti-kanker kulit, Sunblock 100% |
Klaim yang DILARANG Keras (The Red Zone)
Hindari klaim-klaim ini dengan cara apa pun untuk produk kosmetik:
- Klaim Menyerupai Obat: Semua klaim yang berhubungan dengan “mengobati”, “menyembuhkan”, “mengatasi penyakit”.
- Klaim Hiperbola dan Menyesatkan: “Putih dalam 3 hari”, “Hasil permanen”, “100% efektif”.
- Klaim Anti-Stres atau Memengaruhi Mood: “Serum penenang pikiran”. Manfaat kosmetik harus terbatas pada fisik, bukan psikologis.
- Klaim “Bebas dari…” (Free-from) yang Tidak Relevan: Anda tidak bisa mengklaim “Bebas Sianida” karena memang sianida dilarang di semua kosmetik. Klaim “free-from” hanya boleh digunakan jika bahan tersebut diizinkan tapi Anda memilih untuk tidak menggunakannya (contoh: “Paraben-Free”), namun BPOM semakin ketat agar klaim ini tidak digunakan untuk menakut-nakuti konsumen.
Jadi, Bolehkah Mengklaim “Anti-Aging”?
Ini adalah area abu-abu. Istilah “anti-aging” secara umum masih dapat diterima oleh BPOM karena dianggap sebagai konsep marketing yang luas untuk produk yang ditujukan untuk merawat tanda-tanda penuaan. Namun, klaim spesifik di bawah payung “anti-aging” harus tetap menggunakan kata-kata “aman” seperti “membantu menyamarkan kerutan” atau “membantu menjaga elastisitas kulit”.
Peran Mitra Maklon Anda
Di sinilah nilai seorang mitra maklon yang berpengalaman benar-benar bersinar.
Tugas kami di PT Adev Natural Indonesia bukan hanya memproduksi. Tim regulatori dan R&D kami akan:
- Menganalisis Klaim Anda: Kami akan meninjau daftar klaim yang Anda inginkan.
- Memberikan Rekomendasi: Kami akan menyarankan kata-kata (wording) yang lebih aman dan sesuai dengan regulasi BPOM tanpa mengurangi kekuatan pesan marketing Anda.
- Menyarankan Uji Pendukung: Jika Anda ingin membuat klaim yang kuat, kami akan merekomendasikan jenis uji efikasi yang dibutuhkan dan menghubungkan Anda dengan laboratorium terpercaya.
Kesimpulan: Berkata Jujur Itu Menjual
Membuat klaim yang jujur, terukur, dan sesuai regulasi bukan berarti membuat produk Anda terdengar membosankan. Justru sebaliknya, ini membangun kepercayaan jangka panjang dengan konsumen yang semakin cerdas. Mereka lebih menghargai brand yang transparan daripada yang mengumbar janji berlebihan.
Rancanglah klaim Anda dengan cerdas. Fokus pada manfaat nyata yang bisa dibuktikan, dan sampaikan dengan cara yang menarik namun tetap patuh pada aturan.
Bingung dengan Klaim Produk Anda? Mari Kita Rumuskan Pesan yang Kuat dan Aman Bersama