Inspirasi Bisnis Sabun

Analisa Potensi Bisnis Sabun Mandi di Indonesia [2024]

Published:

Updated:

purwanto

No Comments

Industri sabun merupakan salah satu sektor yang terus berkembang di Indonesia. Dengan populasi penduduk yang besar dan kesadaran akan kebersihan yang terus meningkat, permintaan akan produk sabun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tidak hanya di pasar domestik, permintaan sabun dari pasar global juga menunjukkan trend yang positif.

Seberapa Besar Permintaan Pasar Sabun dan Deterjen di Indonesia?

?e=&t=DpnCcqdnUMMWWYDlFOpLBswdGyeHKPjiOvDeKYY&v=beta

Berdasarkan data dari SPER market research, pasar sabun dan deterjen di Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 6,8 miliar pada tahun 2033, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 5,12%.

Selain itu, laman Tempo juga menyebutkan bahwa Indonesia juga merupakan eksportir sabun terbesar kedua ke Mesir, dengan nilai ekspor sebesar US$4,48 juta pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan potensi ekspor yang besar bagi industri sabun dalam negeri.

Pertumbuhan pasar sabun dan deterjen di Indonesia ini didorong oleh beberapa faktor, seperti pertumbuhan populasi dan tingkat urbanisasi penduduk di Indonesia.

Adanya wabah pandemi COVID-19 juga berdampak signifikan pada pertumbuhan pasar produk pembersih ini di Indonesia. Adanya program pemerintah tentang menjaga kebersihan tangan mendorong peningkatan permintaan produk sabun dan deterjen.

Beberapa jenis sabun yang diminati pasar di Indonesia adalah sabun mandi, sabun antiseptik, sabun cuci muka, sabun cuci tangan, sabun kecantikan, dan sabun khusus lainnya.

Faktor harga, kualitas, dan merek (brand) masih menjadi alasan utama konsumen di Indonesia dalam memilih dan membeli sabun.

Namun, tren terbaru menunjukkan bahwa konsumen juga semakin memperhatikan aspek lingkungan dan penggunaan bahan-bahan alami dalam formulasi sabun yang mereka beli.

Baca ulasan kami tentang trend terbaru di industri/bisnis sabun di Indonesia.

Inilah Alasan Mengapa Prospek Bisnis Sabun Mandi di Indonesia itu Cerah

potensi bisnis sabun mandi di Indonesia

Industri sabun di Indonesia memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Dengan ketersediaan bahan baku melimpah, permintaan pasar yang terus meningkat, peluang ekspor yang terbuka lebar, serta dukungan pemerintah yang kuat, sektor ini dapat berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan.

Yuk, baca penjelasan lengkap mengenai faktor-faktor tersebut dibawah ini.

Ketersediaan Bahan Baku Lokal

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan bahan-bahan alami lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun.

Minyak kelapa sawit, misalnya, merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan sabun dan Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Ketersediaan bahan baku lokal ini memberikan keunggulan kompetitif bagi industri sabun dalam negeri karena dapat mengurangi biaya produksi dan memastikan pasokan yang stabil.

Permintaan yang Terus Meningkat

?e=&t=RfJC A UApgTnsRzQQcsJXlLIKFHpRlKtStak&v=beta

Dengan pertumbuhan populasi dan peningkatan kesadaran akan kebersihan, permintaan akan produk sabun di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut data dari Maximize Market Research, pasar sabun dan deterjen di Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 316,84 miliar pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 8,83%.

Pandemi COVID-19 juga telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, yang berdampak positif pada permintaan produk sabun.

Peluang Ekspor

Produk sabun Indonesia memiliki peluang untuk diekspor ke pasar regional dan global. Indonesia adalah eksportir sabun terbesar kedua ke Mesir, dengan nilai ekspor sebesar US$4,48 juta pada tahun 2023 (Kementerian Perdagangan, 2024).

Selain itu, tren global yang semakin mengarah pada penggunaan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan memberikan peluang tambahan bagi produk sabun Indonesia yang menggunakan bahan baku alami.

Pasar internasional yang semakin terbuka terhadap produk-produk alami dan organik dapat dimanfaatkan oleh produsen sabun Indonesia untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

Dukungan Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan kepada industri sabun dalam negeri melalui berbagai kebijakan dan insentif. Misalnya, pemerintah memberikan perlindungan terhadap impor produk sabun untuk mendukung industri lokal.

Selain itu, terdapat berbagai program fasilitasi ekspor yang membantu produsen sabun dalam negeri untuk menembus pasar internasional. Dukungan ini mencakup penyederhanaan prosedur ekspor, pemberian insentif pajak, dan bantuan dalam hal sertifikasi produk.

Tantangan dan Persaingan Bisnis Sabun Mandi di Indonesia

Soap Noodles Market

Meskipun prospek bisnis sabun di Indonesia terlihat baik, industri ini juga tidak lepas dari berbagai tantangan dan persaingan yang ketat lohhh. Para pelaku usaha sabun, mungkin Anda, perlu memahami dan mengantisipasi berbagai hambatan yang mungkin dihadapi dalam menjalankan bisnis ini.

Berikut adalah beberapa tantangan dan persaingan yang perlu Anda perhatikan dalam industri sabun di Indonesia, yaitu:

Persaingan dengan Pemain Besar/Merek Ternama

Pasar sabun di Indonesia didominasi oleh beberapa pemain besar dan merek ternama yang telah memiliki pangsa pasar yang kuat dan loyalitas konsumen yang tinggi. Dilansir dari Databoks Katadata (2023), pada tahun 2022, tiga merek populer di pasar sabun mandi Indonesia adalah Lifebuoy (Unilever) dengan pangsa pasar 88,9%, Nuvo (Wings Group) dengan 76,9%, dan Lux (Unilever) dengan 75,5%.

Pemain-pemain besar ini memiliki keunggulan dalam hal skala produksi, jaringan distribusi yang luas, dan anggaran pemasaran yang besar. Mereka juga telah membangun loyalitas merek yang kuat di benak konsumen melalui kampanye pemasaran yang konsisten dan inovatif. Hal ini menjadi tantangan bagi pendatang baru atau pemain kecil untuk merebut pangsa pasar dari merek-merek ternama tersebut.

Regulasi dan Standar Kualitas Produk

Industri sabun di Indonesia harus mematuhi berbagai regulasi dan standar kualitas produk yang ketat, baik dari segi bahan baku, proses produksi, maupun kemasan. Salah satu regulasi utama adalah Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Kosmetika. Peraturan ini mengatur persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh produk kosmetika, termasuk sabun, seperti persyaratan keamanan, kualitas, dan penandaan.

Selain itu, produsen sabun juga harus memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk sabun. SNI ini mengatur spesifikasi teknis seperti kandungan lemak, kadar air, dan pH sabun.

Kepatuhan terhadap regulasi dan standar kualitas ini membutuhkan investasi yang signifikan dalam hal fasilitas produksi, pengujian, dan sertifikasi. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi pemain baru atau perusahaan kecil yang memiliki sumber daya terbatas.

Biaya Produksi dan Distribusi

Biaya produksi dan distribusi produk sabun dapat menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pemain baru yang belum memiliki skala ekonomi yang besar. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, fasilitas produksi, dan overhead lainnya. Sementara biaya distribusi mencakup biaya transportasi, penyimpanan, dan penanganan produk.

Pemain besar dalam industri sabun memiliki keunggulan dalam hal skala ekonomi, yang memungkinkan mereka untuk menekan biaya produksi per unit. Mereka juga memiliki jaringan distribusi yang luas dan efisien, yang membantu mengurangi biaya distribusi.

Bagi pendatang baru atau perusahaan kecil, biaya produksi dan distribusi yang tinggi dapat menjadi hambatan besar dalam memasuki pasar dan bersaing dengan pemain besar. Mereka mungkin perlu mencari strategi untuk mengurangi biaya, seperti melalui kemitraan dengan pabrik maklon atau optimalisasi rantai pasokan.

Dengan memahami tantangan dan persaingan dalam bisnis sabun di Indonesia, para pengusaha dan brand owner dapat menyusun strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan, mematuhi regulasi, dan mengelola biaya produksi dan distribusi dengan efektif.

Cara Mengetahui Potensi Bisnis Sabun Mandi dengan Analisis SWOT

Seperti pemaparan di atas, bisnis sabun mandi menawarkan peluang yang menarik bagi para pengusaha yang ingin terjun ke ranah perawatan diri. Lalu, bagaimana memanfaatkan peluang dengan maksimal? 

Analisa SWOT tentang Bisnis sabun mandi berikut ini akan membantu Anda menemukan strategi yang tepat untuk mendobrak pasar, memenangkan persaingan , dan mengubah peluang menjadi keuntungan yang sebenarnya. 

Analisis strengths (kekuatan)

Kekuatan utama bisnis sabun terletak pada tingginya permintaan pasar yang berkelanjutan. Mengutip dari Future Market Insight, nilai pasar sabun batangan diperkirakan akan meningkat dengan pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 4,04%, dari 30,34 miliar dolar pada tahun 2023 menjadi 45,08 miliar dolar pada tahun 2033.

Pertumbuhan tersebut terjadi karena sabun merupakan produk kebutuhan sehari-hari yang selalu dicari oleh konsumen, sehingga bisnis ini memiliki basis konsumen yang stabil.

Selain itu, bisnis sabun mandi memiliki fleksibilitas dalam hal variasi produk. Anda dapat menawarkan berbagai jenis sabun mandi dengan beragam bentuk, aroma, bahan, dan manfaat tambahan sesuai dengan preferensi pasar yang dituju.

Analisis Weaknesses (kelemahan)

Kelemahan dari bisnis sabun mandi adalah persaingan pasar yang cukup ketat (Ardi dan Hafid, 2003). Perlu Anda tahu bahwa telah banyak merek sabun yang sudah mapan serta pengusaha baru yang terus bermunculan, mulai dari Lifebuoy, Biore, Dettol, dan Lux. Tentunya, hal itu membuat pengusaha harus terus berinovasi dan memiliki strategi diferensiasi yang kuat untuk menonjol di pasar.

Bukan hanya itu, bisnis sabun mandi juga menghadapi risiko ketidakstabilan harga bahan baku. Fluktuasi harga minyak nabati maupun bahan pengemas dapat mempengaruhi biaya produksi dan margin keuntungan yang diperoleh.

Analisis Opportunities (Peluang)

Peluang yang menjanjikan dalam bisnis sabun mandi adalah tren gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Konsumen semakin peduli terhadap kesehatan kulit dan dampak produk sabun mandi terhadap lingkungan, sehingga sabun mandi berbahan alami dan organik umumnya memiliki potensi pasar yang besar.

Perkembangan teknologi dan internet juga telah membuka peluang bagi Anda untuk memasarkan dan menjual produk sabun mandi secara online. Dengan strategi pemasaran digital yang efektif, Anda dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan.

Selain itu, peluang ekspansi pasar juga terbuka lebar untuk bisnis sabun mandi. Anda dapat menjajaki kerjasama dengan hotel, restaurant, spa, atau institusi lainnya untuk menyediakan sabun mandi dalam jumlah besar dan berkelanjutan.

Analisis Threats (Ancaman)

Ancaman utama dalam bisnis sabun mandi adalah persaingan harga dari perusahaan sabun mandi besar, seperti Lifebuoy, Nuvo, Lux dan Dettol. Perusahaan sabun multinasional seringkali memiliki keunggulan biaya produksi yang lebih rendah, sehingga dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif. Ini  tentunya dapat menekan margin keuntungan pengusaha kecil.

Perubahan trend dan preferensi konsumen juga dapat menjadi ancaman untuk bisnis sabun mandi. Dengan begitu, Anda harus senantiasa mengikuti perkembangan pasar dan menyesuaikan produk sabun mandi dengan permintaan terkini agar tetap relevan.

Agar Anda lebih mudah memahami analisis SWOT di atas, kami sajikan kembali secara sederhana dalam bentuk tabel berikut ini: 

Strengths (Kekuatan)
1. Tingginya permintaan pasar yang berkelanjutan 2. Fleksibilitas dalam variasi produk, seperti bentuk, aroma, bahan, dan manfaat tambahan sesuai preferensi audiens.
Weaknesses (Kelemahan)
1. Persaingan pasar yang cukup ketat 2. Risiko ketidakstabilan harga bahan baku
Opportunities (Peluang)
1. Tren gaya hidup sehat dan berkelanjutan 2. Perkembangan teknologi dan internet yang membuka peluang pemasaran dan penjualan produk secara online 3. Peluang ekspansi pasar melalui kerjasama dengan hotel, restaurant, spa, atau institusi lainnya
Threats (Ancaman)
1. Persaingan harga dari perusahaan sabun mandi besar 2. Perubahan tren dan preferensi konsumen

Cara Memulai dan Menjalankan Bisnis Sabun Mandi di Indonesia

Dalam memulai bisnis sabun di Indonesia, Anda pastinya memerlukan persiapan yang matang dan strategi yang tepat. Hal itu agar Anda dapat bersaing dengan brand sabun lainnya di pasar yang semakin kompetitif.

Berikut adalah langkah-langkah penting yang perlu Anda perhatikan untuk memulai dan menjalankan bisnis sabun yang sukses di pasar Indonesia. Dari riset pasar hingga membangun jaringan distribusi, setiap aspek tersebut memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan usaha Anda.

Riset Pasar dan Segmentasi Target

Melakukan riset pasar yang mendalam adalah kunci untuk memahami preferensi dan perilaku konsumen di Indonesia.

Berdasarkan penelitian Mahajan dan Behare (2022), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk sabun, yakni harga, kuantitas, kualitas, ukuran, merek, dan dukungan influencer.

Selain itu, riset pasar juga dapat membantu mengidentifikasi segmen pasar yang paling potensial untuk ditargetkan. Misalnya, segmen konsumen kelas menengah ke atas cenderung lebih memperhatikan aspek keberlanjutan dan bahan-bahan alami dalam produk sabun yang mereka gunakan.

Diferensiasi Produk

Untuk bersaing dengan pemain besar dan merek ternama, diferensiasi produk menjadi sangat penting. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan dalam formulasi sabun. Menurut Mordor Intelligence, permintaan konsumen terhadap bahan-bahan alami dalam produk perawatan pribadi seperti sabun organik meningkat sebesar 8,74% selama periode 2024-2029.

Selain itu, diferensiasi juga dapat dilakukan melalui aroma yang unik, kemasan yang menarik, atau fitur-fitur khusus lainnya yang dapat menarik minat konsumen. Misalnya, produk sabun dengan aroma khas Indonesia seperti jeruk purut atau kemasan yang dapat didaur ulang.

Pemasaran dan Branding yang Efektif

Dalam industri sabun yang kompetitif, pemasaran dan branding yang efektif menjadi sangat penting untuk membangun kesadaran merek dan menjangkau target konsumen. Strategi pemasaran dapat dilakukan melalui media tradisional seperti iklan televisi, radio, atau billboard, serta media digital seperti media sosial, influencer marketing, dan iklan online.

Nilai belanja iklan di pasar periklanan Indonesia diperkirakan akan mencapai 6.576 juta dolar pada tahun 2024 (Statista). Dimana pasar iklan terbesarnya adalah TV dan Video dengan nilai 2.779 juta dolar.

Membangun Jaringan Distribusi yang Kuat

Untuk memastikan produk sabun dapat dijangkau oleh konsumen di seluruh Indonesia, membangun jaringan distribusi yang kuat menjadi sangat penting. Jaringan distribusi dapat mencakup jalur modern seperti supermarket, hypermarket, dan toko online, serta jalur tradisional seperti toko kelontong dan pasar tradisional.

Dikutip dari Forbes (2024), setiap tahun, semakin sedikit jumlah konsumen yang berbelanja di toko fisik. Hal ini karena 20,1% konsumen diperkirakan akan melakukan pembelian secara online pada tahun 2024. Lebih lanjut, pada tahun 2027, jumlah konsumen yang membeli produk secara online akan meningkat menjadi 23%.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa potensi bisnis sabun di Indonesia sangat besar dan menjanjikan. Dengan permintaan yang terus meningkat, ketersediaan bahan baku lokal, peluang ekspor, dan dukungan pemerintah, industri sabun dalam negeri memiliki prospek yang cerah.

Selanjutnya, baca penjelasan kami tentang cara meningkatkan keuntungan bisnis sabun dengan kerjasama produksi.

About

purwanto

Penulis merupakan pribadi yang gemar menulis artikel tentang bisnis dan enterpreneurship. Namun, artikel ini dibuat hanya untuk tujuan informasi dan tidak ditujukan sebagai saran profesional atau konsultasi bisnis.

adev maskot

Tinggalkan komentar


Index
whatsapp-adev