Memilih bahan pewarna yang tepat untuk produk kosmetik dapat jadi tantangan tersendiri bagi setiap pengusaha, mungkin Anda, di bidang ini. Salah satunya adalah warna biru. Warna biru ini tidak hanya dapat membuat produk terlihat lebih menarik, tetapi juga mampu meningkatkan daya saing di pasar.
Namun, menemukan pewarna biru yang tepat bukanlah perkara mudah. Pewarna biru alami seringkali terbatas dalam variasi warna, kurang stabil, dan cenderung memiliki harga yang lebih mahal. Hal ini tentunya dapat menjadi kendala dalam upaya memproduksi kosmetik berkualitas tinggi dengan biaya yang terjangkau.
Solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan Acid Blue. Pewarna biru sintetis yang memiliki beberapa keunggulan, seperti variasi warna yang luas, kualitas warna yang stabil, dan harga yang lebih terjangkau. Tidak hanya itu, Acid Blue juga telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga aman untuk digunakan dalam produk kosmetik.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut mengenai Acid Blue dalam proses produksi kosmetik, maka teruslah membaca artikel ini. Anda akan mendapatkan wawasan lengkap, mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis, hingga penggunaannya dalam berbagai jenis produk kosmetik.
Apa itu Acid Blue?
Acid Blue adalah pewarna berstruktur anionik jenis antrakuinon yang menghasilkan warna biru (Wikipedia). Berdasarkan informasi dari World Dye Variety, Acid Blue memiliki rentang nomor identifikasi tertinggi yaitu 350.
Salah satu keunggulan Acid Blue adalah sifat kelarutannya yang tinggi dalam air dan pelarut organik seperti etanol, metanol, dan isopropanol. Karakteristik kelarutan ini membuatnya cocok untuk digunakan sebagai pewarna dalam berbagai produk kosmetik seperti bedak, lipstik, maskara, dan produk perawatan kulit lainnya. Kelarutan yang baik memungkinkan pewarna biru ini bercampur dan tersebar secara merata dalam formulasi kosmetik, sehingga memberikan warna yang merata dan tahan lama.
Proses pembuatan Acid Blue melibatkan reaksi kimia yang kompleks antara senyawa-senyawa organik tertentu, seperti Anilin, Pyrazolene, dan Asam Asetat. Melalui serangkaian tahapan reaksi dan purifikasi, molekul-molekul Acid Blue yang memiliki struktur antrakuinon dihasilkan. Pengendalian kondisi reaksi seperti suhu, tekanan, dan waktu reaksi sangat penting dalam proses kimia ini untuk menghasilkan pewarna biru dengan kualitas dan kemurnian yang konsisten.
Fungsi dan Kegunaan Acid Blue
Sebagai pewarna biru sintetis
Berdasarkan hasil penelitian Beata dkk (2021), Acid Blue adalah pewarna sintetis yang digunakan dalam berbagai produk kosmetik untuk memberikan warna biru. Warna biru ini sering digunakan dalam produk seperti maskara, eyeshadow, lipstik, dan produk riasan wajah lainnya. Penggunaan Acid Blue sebagai pewarna memberikan tampilan yang cerah dan memikat pada produk kosmetik.
Selain itu, Acid Blue memiliki kestabilan warna yang lebih baik dibandingkan dengan pewarna alami. Hal ini memastikan bahwa produk kosmetik yang mengandung Acid Blue dapat mempertahankan warna biru dalam jangka waktu yang lebih lama. Bukan hanya itu, Acid Blue juga tahan terhadap pengaruh cahaya dan panas, sehingga warna biru yang dihasilkan lebih awet dan tidak mudah pudar.
Dalam industri kosmetik, Acid Blue sering digunakan dalam kombinasi dengan pewarna lain, seperti merah, kuning, dan hijau untuk menciptakan berbagai nuansa warna yang unik dan menarik. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam formulasi produk kosmetik yang menggunakan Acid Blue, sehingga dapat memenuhi preferensi dan tren warna yang beragam di kalangan konsumen.
Untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada kosmetik
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hai-hong Li dkk (2019) menyatakan bahwa Acid Blue diketahui memiliki kemampuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada produk kosmetik. Bakteri dapat berkembang biak dalam produk kosmetik, terutama yang berbahan dasar air.
Acid Blue memiliki antimikroba yang efektif dalam menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri yang umum ditemukan dalam produk kosmetik, seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, dan Malassezia furfur. Dengan adanya Acid Blue dalam formulasi produk kosmetik, maka risiko kontaminasi bakteri dapat diminimalkan, sehingga produk tetap aman dan higienis untuk digunakan.
Selain itu, adanya Acid Blue dalam produk kosmetik juga dapat memperpanjang masa simpan produk tersebut. Dengan mencegah pertumbuhan bakteri, maka Acid Blue dapat menjaga kualitas dan kestabilan produk kosmetik dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini memberikan keuntungan untuk Anda dan konsumen, karena produk kosmetik dapat digunakan dengan lebih aman dan tahan lama.
Jenis-Jenis Acid Blue
Jenis-Jenis Acid Blue yang terdaftar BPOM
Berikut jenis Acid Blue yang terdaftar BPOM sesuai Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yaitu:
Acid Blue 1
Acid Blue 1 adalah senyawa organik sintetis yang digunakan sebagai pewarna biru dalam kosmetik (Wikipedia). Acid Blue 1 juga dikenal dengan nama Brilliant Blue FCF, FD&C Blue No. 1, dan CI 42090. Pewarna biru ini diketahui memiliki rumus kimia C27H31N2NaO6S2, color index (CI) 42045, dan daya serap maksimal pada panjang gelombang 628 nanometer. Zat yang populer dengan nama lain Brilliant Blue FC bersifat larut dalam air dan gliserol, sehingga membuatnya cocok digunakan dalam berbagai sediaan kosmetik.
Di Indonesia, penggunaan Acid Blue 1 dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran II halaman 204, Acid Blue 1 diizinkan untuk digunakan dalam semua sediaan produk kosmetik, kecuali pada produk yang kontak langsung dengan membran mukosa.
Regulasi serupa juga diberlakukan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, yang membolehkan penggunaan pewarna yang memiliki nama lain CI 42090 dalam semua jenis sediaan produk kosmetik (FDA). Namun, FDA melarang penggunaan Acid Blue 1 sebagai pewarna rambut dan pada produk kosmetik yang kontak langsung dengan membran mukosa.
Menurut informasi dari Cosmetics Ingredients, zat warna yang memiliki nama lain Brilliant Blue FCF dianggap aman untuk digunakan pada kulit dan rambut, serta tidak menimbulkan risiko apapun kecuali jika dikonsumsi. Namun, Acid Blue 1 dapat menyebabkan iritasi kulit dan kemerahan pada orang yang alergi terhadap pewarna, sehingga uji tempel pada produk kosmetik yang mengandung Acid Blue 1 dianjurkan sebelum pemakaian.
Informasi dari sumber yang sama juga menyatakan bahwa Acid Blue 1 tidak disarankan untuk digunakan pada produk yang dapat menyerap keringat seperti parfum. Selain itu, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa Acid Blue 1 dapat menyebabkan kanker (Cosmetics Info).
Acid Blue 3
Acid Blue 3 adalah pewarna sintetis jenis trifenilmetana yang memberikan warna biru pada berbagai produk kosmetik (MedKoo). Acid Blue 3 dikenal dengan nama lain seperti CI 42051, Patent Blue V, dan Food Blue 5. Acid Blue 3 memiliki karakteristik di mana warna biru yang dihasilkan dapat bervariasi tergantung pada tingkat pH. Dalam larutan basa (pH 8-14) atau asam lemah (pH 4-6), Acid Blue 3 akan menampilkan warna biru tua, sedangkan dalam kondisi asam kuat (pH 1-3), warnanya akan tampak kuning-oranye.
Di Indonesia, penggunaan zat yang populer dengan nama lain CI 42051 dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran II halaman 204, Acid Blue 3 diizinkan untuk digunakan dalam semua sediaan produk kosmetik.
Meski demikian, informasi dari Eviromental Working Group, mengklasifikasikan Acid Blue 3 sebagai pewarna yang tidak berpotensi beracun atau berbahaya. Namun, dalam kasus tertentu, Acid Blue 3 dapat menyebabkan iritasi pada lipatan kulit.
Selain itu, EWG Skin Deep mengkategorikan Acid Blue 3 sebagai pewarna yang memiliki potensi sedang terhadap kanker, sehingga perlu dipertimbangkan dalam penggunaannya pada produk kosmetik.
Acid Blue 9
Acid Blue 9 adalah pewarna jenis triarilmetana yang menghasilkan warna biru (World Dye Variety). Acid Blue 9 dikenal juga dengan nama lain, seperti Brilliant Blue. Acid Blue 9 diketahui sensitif terhadap cahaya dan paling stabil pada pH 3-12. Sementara, pada pH <3 Acid Red 9 cenderung berubah menjadi hijau.
Penggunaan Acid Blue 3 dalam kosmetika diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran I halaman 34, Acid Blue 9 dibolehkan digunakan pada sediaan pewarna rambut non oksidatif sebesar 0,5% . Namun, Acid Blue 9 dilarang digunakan untuk mewarnai bulu mata ataupun alis.
Regulasi yang ditetapkan oleh BPOM di Indonesia serupa dengan regulasi yang ditetapkan di Uni Eropa. Berdasarkan informasi dari Cosmetics Info, Acid Blue 9 diizinkan untuk digunakan pada produk pewarna rambut non-oksidatif dengan konsentrasi maksimum 0,5%.
Sementara, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan Acid Blue 9 dalam semua jenis sediaan produk kosmetik (FDA).
Berdasarkan SpecialChem, Acid Blue 9 dianggap aman. Namun, Acid Blue 9 dapat menyebabkan iritasi kulit dan kemerahan pada orang yang alergi terhadap pewarna. Selain itu, Acid Blue 9 tidak boleh digunakan pada produk yang dapat menyerap keringat seperti parfum.
Acid Blue 62
Acid Blue 62 adalah pewarna yang memberikan warna merah muda kebiruan pada berbagai produk kosmetik (World Dye Variety, 2012). Acid Blue 62 dikenal dengan nama Alizarine Brilliant Sky Blue R dan Sodium 1-Amino-4-(cyclohexylamino)-9,10-dihydro-9,10-dioxoantracene-2-sulphonate. Pewarna merah muda kebiruan ini memiliki karakteristik larut dalam air dan etanol, dengan rumus molekul C20H19N2NaO5S, berat molekul 422,43 gram/mol, dan nomor CAS 4368-56-3.
Penggunaan zat yang memiliki nama lain Alizarine Brilliant Sky Blue R dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran I halaman 117, Acid Blue 62 diizinkan untuk digunakan pada sediaan pewarna rambut non-oksidatif dengan konsentrasi maksimum 0,5%. Namun, penggunaan Acid Blue 62 dilarang untuk mewarnai bulu mata ataupun alis.
Regulasi yang ditetapkan oleh BPOM di Indonesia serupa dengan regulasi yang ditetapkan di Uni Eropa. Menurut informasi dari European Commission, Acid Blue 62 juga diizinkan untuk digunakan pada produk pewarna rambut non-oksidatif dengan konsentrasi maksimum 0,5%. Selain itu, European Commission juga mengizinkan pewarna yang populer dengan nama Alizarine Brilliant Sky Blue R untuk digunakan pada produk kosmetik lain yang memiliki kontak singkat dengan kulit, seperti sabun cuci muka, sabun mandi, sampo, dan masker rambut.
Acid Blue 80
Acid Blue 80 adalah pewarna organik dengan struktur molekul anthraquinone yang dapat menghasilkan warna biru tua (World Dye Variety, 2012). Acid Blue 80 dikenal juga dengan nama Lavanya Aurea. Pewarna biru tua ini memiliki nomor CAS 4474-24-2 dan rumus molekul C32H28N2Na2O8S2. Meskipun Acid Blue 80 dapat larut dalam air, namun larutannya dapat mengalami presipitasi (pengendapan) dalam waktu yang lama.
Dikutip dari Knowde, pewarna yang populer dengan nama lain Lavanya Aurea digunakan untuk mewarnai berbagai jenis produk pembersih seperti sabun batangan, sampo, dan gel mandi. Selain itu, pewarna ini juga dapat digunakan untuk produk perawatan rambut, perawatan mulut, dan perawatan kulit.
Penggunaan Acid Blue 80 dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran II halaman 206, Acid Blue 80 hanya diizinkan untuk digunakan pada kosmetik bilas.
Regulasi serupa juga diberlakukan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, di mana penggunaan zat yang memiliki nama lain Lavanya Aurea hanya diperbolehkan untuk kosmetik bilas (FDA).
Acid Blue 104
Acid Blue 104 adalah pewarna dari jenis Triphenylmethane yang dapat menghasilkan warna biru (Pylam Dyes). Acid Blue 104 dikenal dengan nama C.I. Acid Blue 104 dan C.I. 42735. Acid Blue 104 bersifat larut dalam air dan memiliki nomor CAS 6505-30-2.
Di Indonesia, penggunaan pewarna dengan nama lain C.I. Acid Blue 104 dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran II halaman 204, Acid Blue 104 diizinkan untuk digunakan dalam semua sediaan produk kosmetik, kecuali pada produk yang kontak langsung dengan membran mukosa.
Regulasi serupa juga diberlakukan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, di mana penggunaan Acid Blue 104 diperbolehkan pada semua sediaan produk kosmetik, namun tidak untuk produk yang kontak langsung dengan membran mukosa (FDA).
Jenis-Jenis Acid Blue yang tidak terdaftar BPOM
Dibawah ini jenis Acid Blue yang tidak terdaftar BPOM, berdasarkan informasi dari Chemical Book, yaitu:
Acid Blue 7
Acid Blue 7 adalah pewarna jenis Trifenilmetana yang memberikan warna biru tua untuk berbagai produk kosmetik, termasuk untuk kulit, kuku, dan rambut (World Dye Variety, 2012 & Cosmile Europe). Namun, menurut informasi dari EKHEMI, Acid Blue 7 hanya diizinkan untuk digunakan dalam kosmetik bilas, atau produk yang dibilas setelah pemakaian. Acid Blue 7 memiliki beberapa nama lain, seperti Alphazurine A, Acid sky blue A, Acid turquoise blue 2G, dan Acid Paten Blue AS.
Pewarna yang dikenal dengan nama lain Alphazurine A memiliki karakteristik larut dalam air dan etanol, namun warnanya akan berubah menjadi kuning jika diencerkan. Pewarna biru ini stabil pada kisaran pH 3-9, dan di luar rentang pH tersebut, warnanya dapat memudar atau berubah. Berdasarkan informasi dari Rhodamine b dye, Acid Blue 7 dapat dikombinasikan dengan pewarna lain untuk menghasilkan warna-warna cerah, seperti hijau buah dan hijau zamrud. Selain itu, apabila Acid Blue 7 dikombinasikan dengan pewarna seperti biru tua dan merah dapat meningkatkan kecerahan pewarnaan.
Meskipun memiliki potensi digunakan dalam industri kosmetik, penggunaan zat warna yang populer dengan nama lain Acid turquoise blue 2G belum tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika.
Acid Blue 25
Acid Blue 25 adalah pewarna sintetis berwarna biru yang dapat digunakan pada produk kosmetik (Ennore India Chemicals). Acid Blue 25 dikenal juga dengan nama AB25.
Pewarna biru ini memiliki karakteristik larut dalam air, dengan rumus molekul C20H13N2NaO5S, berat molekul 416,38 gram/mol, nomor CAS 6408-78-2, dan titik didih 501,1°C.
Meskipun memiliki potensi aplikasi dalam industri kosmetik, penggunaan zat warna yang populer dengan nama AB25 belum tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika.
Acid Blue 92
Acid Blue 92 adalah pewarna yang memberikan warna biru pada berbagai produk kosmetik (Chemical Book). Acid Blue 92 dikenal juga dengan nama Acid Blue A dan Anazolene Sodium. Acid Blue 92 memiliki nama IUPAC 4-\[(4-anilino-5-sulfonaphthalen-1-yl)diazenyl\]-5- dengan rumus kimia C26H19N3NaO10S3.
Zat yang populer dengan nama lain Anazolene Sodium ini memiliki karakteristik yang larut dalam air dan etanol, namun tidak larut dalam pelarut organik lainnya. Salah satu karakteristik unik dari Acid Blue 92 adalah kemampuannya untuk berubah warna dari biru menjadi merah muda saat pH berubah dari 11 menjadi 12 (Word Dye Variety, 2012).
Meskipun memiliki potensi digunakan dalam industri kosmetik, penggunaan Acid Blue 92 belum tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022. Maka dari itu, Anda harus mempertimbangkan regulasi dan kajian keamanan yang lebih lanjut sebelum menggunakan Acid Blue 92.
Acid Blue 230
Acid Blue 230 adalah pewarna dengan struktur molekul anthraquinones yang menghasilkan warna biru (World Dye Variety, 2012 & CheMondis). Acid Blue 230 memiliki beberapa nama lain, seperti C.I. 62073 dan C.I. Acid Blue 230.
Pewarna yang dikenal juga dengan nama lain C.I. 62073 diketahui memiliki rumus molekul C24H21N2NaO5S, nomor CAS 12219-37-3, dan berat molekul 472,49 gram/mol. Salah satu karakteristik utama dari Acid Blue 230 adalah sifatnya yang stabil, tahan terhadap asam, dan alkali.
Dalam industri kosmetik, Acid Blue 230 berpotensi digunakan sebagai pewarna untuk memberikan warna biru pada berbagai jenis sediaan produk, seperti pewarna rambut, pewarna bibir, produk perawatan kulit, dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, penggunaan Acid Blue 230 dalam produk kosmetik belum tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022. Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan regulasi dan kajian keamanan yang lebih lanjut sebelum menggunakan Acid Blue 230 dalam formulasi produk kosmetik.
Inspirasi Produk Kosmetik dengan Kandungan Acid Blue
Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, ada berbagai jenis Acid Blue yang diizinkan untuk digunakan dalam produk kosmetik, seperti Acid Blue 1, 3, 9, 62, 80, dan 104.
Jenis kosmetik dengan Acid Blue untuk semua produk
Beberapa produk kosmetik yang mengandung Acid Blue 3 dapat digunakan pada semua jenis sediaan, yaitu:
- Lipstik, dengan kandungan Acid Blue 3 dapat memberikan warna biru cerah dan menarik pada lipstik.
- Perona Mata, yang mengandung Acid Blue 3 bermanfaat untuk membuat mata tampak lebih menonjol dan mempesona.
- Eyeliner, yang ditambahkan dengan Acid Blue 3 mampu menciptakan garis mata biru yang menarik dan dramatis.
- Maskara, yang diformulasikan dengan Acid Blue 3 berfungsi untuk membuat mata terlihat lebih menawan.
- Blush On, berbahan Acid Blue 3 dapat memberikan efek segar dan alami pada pipi. Lihat penawaran kami mengenai produk maklon kosmetik Blush On
- Kondisioner Rambut, yang diperkaya dengan Acid Blue 3 mampu memberi warna biru yang indah pada rambut.
- Sabun Mandi, dengan kandungan Acid Blue 3 dapat dimanfaatkan untuk memberi warna biru yang menarik pada sabun mandi.
- Losion Tubuh, dengan penambahan Acid Blue 3 dapat ditambahkan ke losion tubuh untuk memberi warna biru yang segar.
Jenis kosmetik dengan Acid Blue untuk semua produk, kecuali di sekitar membran mukosa
Produk kosmetik yang mengandung Acid Blue 1 atau 104 dapat digunakan pada semua jenis sediaan kecuali untuk digunakan di sekitar membran mukosa, yaitu:
- Krim Wajah, yang diperkaya dengan Acid Blue 1 atau 104 dapat digunakan untuk memberi warna biru yang cerah.
- Losion Tubuh, berbahan Acid Blue 1 atau 104 mampu memberi sentuhan warna yang segar dan menyenangkan.
- Shampo, yang ditambahkan dengan Acid Blue 1 atau 104 digunakan untuk memberi warna biru pada shampo rambut.
- Kondisioner Rambut, yang mengandung Acid Blue 1 atau 104 bermanfaat untuk mempercantik tampilan rambut.
- Gel Pembersih Wajah, dengan penambahan Acid Blue 1 atau 104 berfungsi untuk memberi efek warna yang menarik.
- Blush On, dengan kandungan Acid Blue 1 atau 104 dapat digunakan untuk memberi sentuhan warna biru yang lembut dan alami pada pipi.
- Krim Tangan, yang diformulasikan dengan Acid Blue 1 atau 104 dapat memberi efek warna yang segar dan menarik.
Jenis kosmetik dengan Acid Blue hanya untuk kosmetika bilas
Produk kosmetik yang mengandung Acid 62 atau 80 hanya diizinkan untuk digunakan pada kosmetik bilas, yaitu:
- Shampo, dengan penambahan Acid 62 atau 80 dapat membuat tampilan rambut terlihat lebih segar.
- Kondisioner Rambut, yang mengandung Acid 62 atau 80 bermanfaat untuk memberi warna biru yang halus dan lembut pada rambut.
- Sabun Mandi, berbahan Acid 62 atau 80 dapat dimanfaatkan untuk memberi warna biru yang menyegarkan pada sabun mandi.
- Gel Pembersih Wajah, yang diformulasikan dengan Acid 62 atau 80 berfungsi untuk memberi warna biru yang cerah dan menarik.
- Masker Wajah, yang diperkaya dengan Acid 62 atau 80 bermanfaat untuk memberi efek warna yang menenangkan.
- Pembersih Makeup, yang ditambahkan dengan Acid 62 atau 80 mampu memberi warna biru yang menarik.
- Sabun Cuci Tangan, dengan kandungan Acid 62 atau 80 berfungsi untuk memberi warna yang menyegarkan.
Jenis kosmetik dengan Acid Blue hanya untuk perawatan rambut
Produk kosmetik yang mengandung Acid Blue 9 hanya diizinkan untuk digunakan pada produk perawatan rambut, yaitu:
- Shampo, yang mengandung Acid Blue 9 dapat membuat rambut terlihat lebih segar dan bersih.
- Kondisioner Rambut, berbahan Acid Blue 9 berfungsi untuk memberi warna biru yang lembut dan halus pada rambut.
- Masker Rambut, yang formulasikan dengan Acid Blue 9 dapat dimanfaatkan untuk memberi warna biru yang menenangkan.
- Serum Rambut, dengan kandungan Acid Blue 9 berfungsi untuk memberi sentuhan warna biru yang berkilau.
- Minyak Rambut, yang ditambahkan dengan Acid Blue 9 mampu memberi efek warna biru yang menyegarkan.
- Gel Penata Rambut, yang diperkaya dengan Acid Blue 9 dapat digunakan untuk memberi warna biru yang menarik.
- Pomade Rambut, berbahan Acid Blue 9 dapat memberi warna biru yang menawan.
Manfaatkan potensi Acid Blue 1, 3, 9, 62, 80, dan 104 untuk produk kosmetik inovatif Anda bersama PT Adev Natural Indonesia.
Apakah Anda tertarik memulai bisnis kecantikan dengan merek sendiri? Jika ya, cek katalog produk maklon kosmetik dari Adev.
FAQ terkait Acid Blue
Apakah Acid Blue aman?
Dalam industri kosmetik, beberapa jenis Acid Blue dapat digunakan sebagai bahan pewarna. Namun, tidak semua jenis Acid Blue aman untuk digunakan dalam produk kosmetik di Indonesia. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022 telah mengatur jenis-jenis Acid Blue yang diizinkan penggunaannya.
Berdasarkan peraturan tersebut, hanya Acid Blue 1, 3, 9, 62, 80, dan 104 yang diperbolehkan untuk digunakan dalam produk kosmetik di Indonesia. Penggunaan jenis-jenis Acid Blue ini dianggap aman karena telah melalui serangkaian uji keamanan dan telah terdaftar di BPOM.
Sebaliknya, terdapat beberapa jenis Acid Blue yang belum terdaftar di BPOM, seperti Acid Blue 7, 25, 92, dan 230. Dengan belum terdaftarnya jenis-jenis Acid Blue tersebut, keamanan penggunaannya dalam produk kosmetik belum dapat dipastikan secara penuh.
Apa kegunaan Acid Blue dalam kosmetik?
Acid Blue memiliki banyak kegunaan dalam kosmetik, antara lain memberikan warna biru, melindungi kulit dari radikal bebas, mencegah pertumbuhan bakteri hingga meningkatkan stabilitas warna dan estetika produk kosmetik.
Apa efek samping dari Acid Blue?
Dalam pembuatan produk kosmetik, Acid Blue sering digunakan sebagai bahan pewarna. Namun, efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Acid Blue bergantung pada jenisnya.
Menurut European Commission (2004), jenis-jenis Acid Blue yang diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, seperti Acid Blue 1, 3, 9, 62, 80, dan 104, tidak memiliki efek samping yang signifikan. Hal ini berarti penggunaan jenis-jenis Acid Blue tersebut dalam produk kosmetik dianggap aman dan tidak menimbulkan dampak negatif yang serius.
Sebaliknya, jenis-jenis Acid Blue yang tidak diizinkan oleh BPOM, seperti Acid Blue 7, 25, 92, dan 230, dapat menimbulkan efek berbahaya untuk konsumen. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di SpringerLink pada tahun 2019, penggunaan jenis-jenis Acid Blue yang tidak diizinkan tersebut dapat menyebabkan iritasi kulit dan masalah lainnya.