Setiap pengusaha kosmetik, mungkin salah satunya Anda, yang ingin menjual produk kosmetik dengan warna merah, pasti menginginkan warna yang tahan lama dan aman untuk konsumen. Warna merah dengan sifat ini dapat membantu untuk membangun identitas merek yang kuat dan berkesan di benak konsumen.
Sayangnya, menemukan warna merah yang tepat seringkali menjadi tantangan tersendiri. Banyak pewarna merah yang tersedia di pasar cenderung mudah pudar seiring berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan produk kosmetik terlihat kusam dan kurang menarik. Bahkan, beberapa pewarna merah juga dapat memicu alergi dan iritasi kulit, terutama pada konsumen dengan kulit sensitif.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hadir Acid Red sebagai solusi yang tepat. Pewarna merah ini memiliki daya tahan warna yang tinggi, stabil, dan aman untuk kulit. Dengan demikian, produk kosmetik Anda akan tetap terlihat cantik dan segar dalam jangka waktu yang lama.
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Acid Red dalam pembuatan kosmetika, maka artikel ini akan memberikan wawasan yang Anda butuhkan. Mulai dari definisi, fungsi, jenis-jenis, hingga penerapannya dalam berbagai produk kosmetik. Oleh karena itu, yuk baca artikel ini sampai tuntas.
Apa Itu Acid Red?
Acid Red adalah pewarna sintetis jenis anionik yang digunakan untuk memberikan warna merah pada produk-produk kosmetik (IndoChem). Dilansir dari World Dye Variety, nomor tertinggi dari jenis Acid Red adalah Acid Red 447.
Kelebihan utama dari Acid Red adalah sifatnya yang mudah larut dalam air dan memiliki kestabilan yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam formulasi produk-produk kosmetik. Selain itu, Acid Red juga dapat memberikan warna yang cerah dan tahan lama pada kosmetik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumen akan produk kecantikan yang berkualitas dan awet.
Proses pembuatan Acid Red melibatkan serangkaian reaksi kimia yang kompleks, dimulai dari bahan baku utama seperti asam sulfonat, anilin, dan natrium nitrit. Kemudian melalui tahapan oksidasi, reduksi, dan penambahan senyawa lain seperti kromium dan natrium sulfat, untuk menghasilkan zat warna merah.
Fungsi dan Kegunaan Acid Red dalam Kosmetik
Sebagai pewarna merah sintetis
Acid Red adalah pewarna sintetis yang memiliki kemampuan dalam memberikan warna merah yang cerah dan tahan lama pada berbagai produk kosmetik (Wikipedia). Produk-produk kosmetik seperti lipstik, blush on, eyeshadow, hingga lotion, sering menggunakan Acid Red sebagai bahan pewarnanya.
Dengan karakteristik warna merah yang dimiliki Acid Red, maka Anda dapat menghasilkan produk kosmetik yang memiliki tampilan warna merah yang mencolok, namun tetap terlihat alami dan menarik. Selain itu, Acid Red juga dikenal memiliki daya tahan warna yang sangat baik. Zat warna ini tidak mudah luntur atau pudar selama pemakaian, sehingga warna produk kosmetik tetap terlihat konsisten dan cerah bahkan setelah digunakan dalam waktu yang lama.
Karakteristik Acid Red tersebut sangat penting untuk konsumen yang menginginkan produk kosmetik dengan daya tahan warna yang tinggi. Dengan kemampuan Acid Red, maka Anda dapat mengembangkan produk-produk kosmetik yang tidak hanya memberikan warna merah yang menarik, tetapi juga tahan lama dan memberikan kepuasanuntuk konsumen dalam penggunaannya.
Untuk menstabilkan formulasi kosmetik
Selain berfungsi sebagai pewarna merah sintetis, Acid Red juga memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan formulasi kosmetik. Zat warna merah ini memiliki karakteristik yang sangat stabil terhadap berbagai perubahan kondisi, seperti suhu, pH, dan paparan sinar.
Penggunaan Acid Red dalam formulasi kosmetik dapat membantu untuk menjaga kualitas dan kestabilan produk selama proses penyimpanan dan penggunaan oleh konsumen. Stabilitas Acid Red mencegah terjadinya perubahan yang tidak diinginkan, seperti perubahan warna, tekstur, atau bahkan pemisahan komponen pada formula kosmetik.
Kemampuan Acid Red dalam menjaga kestabilan formulasi kosmetik sangat penting untuk mempertahankan konsistensi dan daya tahan produk di pasaran. Produk-produk kosmetik yang dapat mempertahankan kualitasnya selama penyimpanan dan penggunaan lebih disukai oleh konsumen.
Untuk mengatur pH kosmetik
Fungsi Acid Red lainnya dalam industri kosmetik adalah untuk mengatur pH pada formulasi produk kosmetik. Zat warna merah ini memiliki sifat amfoter, artinya Acid Red dapat berfungsi sebagai asam maupun basa, tergantung pada kondisi pH lingkungan di sekitarnya.
Kemampuan amfoter Acid Red ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengatur pH produk kosmetik. Dengan menggunakan Acid Red, maka Anda dapat memastikan bahwa tingkat keasaman atau kebasaan pada formulasi terjaga dengan baik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2019), pengaturan pH yang sesuai pada produk kosmetik dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan dan kondisi kulit. Beberapa manfaat tersebut antara lain produk kosmetik dapat mempertahankan kelembapan kulit, memelihara fungsi pelindung kulit, serta meminimalkan masalah kulit seperti iritasi atau infeksi.
Jenis-Jenis Acid Red
Jenis-Jenis Acid Red yang terdaftar BPOM
Berikut ini jenis-jenis Acid Red yang terdaftar BPOM berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, yaitu:
Acid Red 14
Acid Red 14 adalah pewarna sintetis merah yang larut dalam air dan etanol dan sedikit larut dalam aseton (Cosmile Europe). Acid Red 14 juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Azorubine, Carmoisine, dan Food Red 3. Pewarna merah ini diketahui memiliki rumus molekul C20H12N2Na2O7S2, massa molar 502,43 g/mol, dan titik leleh lebih dari 300°C.
Penggunaan zat dengan nama lain Azorubine dalam produk kosmetik di Indonesia diatur secara jelas oleh Badan Pengawas Obat Makanan melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Acid Red 14 diizinkan untuk digunakan dalam semua sediaan produk kosmetik.
Tidak hanya di Indonesia, penggunaan Acid Red 14 dalam produk kosmetik juga diizinkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat (FDA).
Meskipun telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam kosmetik, terdapat laporan bahwa pewarna yang populer dengan nama lain Carmoisine dapat menyebabkan alergi dan iritasi kulit (SpecialChem). Oleh karena itu, sebelum memproduksi kosmetik yang mengandung Acid Red 14, Anda perlu melakukan uji tempel terlebih dahulu untuk memastikan keamanan penggunaannya.
Acid Red 18
Acid Red 18 adalah pewarna jenis azo dengan rumus molekul C20H11N2Na3O10S3 yang dapat menghasilkan warna merah (World Dye Variety, 2012). Acid Red 18 dikenal juga dengan nama lain, seperti CI 16255, Acid red 3R, Acid Scarlet 3R, Cochineal Red A, dan Food Red 102. Pewarna merah sintetis ini memiliki berat molekul 604,48 gram/mol dan titik leleh di atas 300°C. Selain itu, Acid Red 18 larut dalam air, sedikit larut dalam etanol, serta dapat larut dalam unsur serat seperti selulosa, pektin, dan alginat.
Penggunaan pewarna yan memiliki nama lain CI 16255 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur secara jelas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM mengizinkan penggunaan Acid Red 18 pada semua jenis sediaan produk kosmetik. Namun, BPOM juga membatasi konsentrasi penggunaan Acid Red 18 sebagai pewarna rambut non-oksidatif, yaitu maksimal 0,5%, sebagaimana tertuang pada lampiran I halaman 129 dalam peraturan yang sama.
Bukan hanya di Indonesia, penggunaan Acid Red 18 dalam produk kosmetik juga diatur oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari laman FDA, zat yang dikenal juga dengan nama lain Cochineal Red A diperbolehkan untuk digunakan dalam semua sediaan produk kosmetik.
Walaupun Acid Red 18 telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam kosmetik, terdapat potensi efek samping yang perlu diperhatikan. Berdasarkan informasi dari tiiips, Acid Red 18 dapat menyebabkan intoleransi terhadap salisilat, memperparah gejala asma, dan hiperaktif pada anak jika dikombinasikan dengan benzoat. Oleh karena itu, Anda harus melakukan evaluasi menyeluruh dan uji keamanan sebelum menggunakan Acid Red 18 dalam formulasi produk kosmetik.
Acid Red 27
Acid Red 27 adalah pewarna azo yang memberikan warna merah tua hingga ungu pada berbagai kosmetik (GLPBIO). Acid Red 27 memiliki beberapa nama lain, seperti Amaranth, FD&C Red No.2, E123, C.I. Food Red 9, Azorubin S, dan C.I. 16185. Pewarna jenis azo ini diketahui memiliki rumus molekul C20H11N2Na3O10S3, massa molar 604,47 g/mol, dan titik leleh 120°C.
Walaupun terdaftar, penggunaan Acid Red 27 dalam produk kosmetik di Indonesia dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ketentuan ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, pada lampiran V halaman 315.
Berbeda dengan BPOM, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan Acid Red 27 dalam semua sediaan produk kosmetik, kecuali untuk bahan pewarna rambut (FDA).
Selain itu, berdasarkan informasi dari The Food Detective, pewarna yang juga dikenal dengan nama Amaranth diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit, seperti ruam, eksim, atau gatal-gatal, serta memicu sesak napas dan asma pada orang yang sensitif. Bahkan, dalam penelitian pada hewan, zat yang populer dengan nama C.I. 16185 menunjukkan efek mutagenik pada dosis tinggi dan penurunan sistem kekebalan pada percobaan tabung reaksi.
Acid Red 33
Acid Red 33 adalah pewarna merah jenis azo dengan rumus molekul C16H11N3Na2O7S2 yang dapat digunakan dalam kosmetik (World Dye Variety, 2012). Acid Red 33 dikenal juga dengan nama lain, seperti Acid Red G, Fast Acid Magenta, Food Red 12, dan Red 33. Pewarna merah ini dihasilkan dari sumber minyak bumi atau tar batubara yang memiliki berat molekul 467,39 gram/mol serta larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol.
Penggunaan zat yang populer dengan nama Red 33 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran I halaman 47. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM hanya mengizinkan Acid Red 33 untuk digunakan sebagai bahan pewarna pada sediaan pewarna rambut non-oksidatif dengan batasan maksimal 0,5%. Selain itu, BPOM melarang penggunaan Acid Red 33 untuk mewarnai bulu mata dan alis.
Berbeda dengan regulasi BPOM, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan pewarna dengan nama lain Acid Red G untuk semua jenis sediaan produk kosmetik (FDA).
Selain itu, berdasarkan informasi dari SpecialChem, Acid Red 33 tidak beracun dan tidak berbahaya untuk konsumen. Namun, dalam konsentrasi sedang, pewarna yang memiliki nama lain Fast Acid Magenta dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Acid Red 41
Acid Red 41 adalah pewarna merah dengan rumus kimia C20H10N2Na4O13S4 yang diizinkan untuk digunakan dalam kosmetik (Cosmile Europa). Acid Red 41 dikenal juga dengan nama Ponceau 6R, Scarlet 6R, dan CI 16290. Pewarna merah ini diketahui larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol, sehingga memudahkan penggunaannya dalam formulasi kosmetik.
Penggunaan pewarna yang populer dengan nama Ponceau 6R dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM mengizinkan penggunaan Acid Red 41 pada semua jenis sediaan produk kosmetik.
Selain di Indonesia, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat juga membolehkan penggunaan Acid Red 41 dalam semua jenis sediaan produk kosmetik (FDA).
Acid Red 50
Acid Red 50 adalah pewarna jenis surfaktan zwitterionik dengan rumus molekul C25H25N2NaO7S2 yang menghasilkan warna merah (PubChem). Acid Red 50 memiliki beberapa nama lain, seperti C.I. Acid Red 50, C.I. 45220, Rhodamine G, dan Brilliant Red G. Zat warna merah ini diketahui memiliki ketahanan yang baik terhadap cahaya dan dapat larut dalam air.
Penggunaan pewarna yang populer dengan nama C.I. Acid Red 50 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 205. Dalam peraturan tersebut, BPOM hanya mengizinkan Acid Red 50 untuk digunakan pada kosmetik bilas, seperti sampo, kondisioner, atau pembersih wajah. Aturan serupa juga diterapkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat (FDA).
Tidak hanya di Indonesia dan Amerika Serikat, penggunaan zat dengan nama lain C.I. 45220 dalam kosmetik juga diperbolehkan oleh China Taiwan’s Food and Drugs Administration (China TFDA) berdasarkan informasi dari SGS (2020).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh European Commission (2004), Acid Red 50 tidak menyebabkan iritasi mata pada percobaan dengan kelinci.
Acid Red 51
Acid Red 51 adalah pewarna dengan nama kimia disodium 2-(2,4,5,7-tetraiodo-6-oxido-3-oxoxanthen-9-yl)benzoate menghasilkan warna merah marun gelap (Knowde dan Chemical Book, 2023). Acid Red 51 dikenal juga dengan nama lain, yaitu Erythrosine B, yang diketahui dapat larut dalam air, gliserin, dan metanol serta sensitif terhadap cahaya.
Meskipun pewarna yang populer dengan nama lain Erythrosine B memiliki karakteristik yang memungkinkan penggunaannya dalam formulasi kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia melarang penggunaan Acid Red 51 dalam produk kosmetik. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran V halaman 316.
Berbeda dengan regulasi BPOM, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan Acid Red 51 untuk semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali untuk digunakan sebagai pewarna rambut (FDA).
Acid Red 52
Acid Red 52 adalah pewarna rhodamin fluoresen yang menghasilkan warna merah (Spectrum Chemical). Acid Red 52 dikenal juga dengan nama Sulforhodamine B dan Kiton Red. Pewarna merah ini diketahui sangat larut dalam air dan alkohol, sehingga memudahkan penggunaannya dalam formulasi kosmetik.
Penggunaan pewarna yang memiliki nama lain Sulforhodamine B dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 205. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM hanya mengizinkan Acid Red 52 untuk digunakan pada kosmetik bilas, seperti sampo, kondisioner, atau pembersih wajah. Selain itu, BPOM juga mengatur penggunaan Acid Red 52 sebagai bahan pewarna rambut, baik setelah pencampuran dengan bahan pengoksidasi tidak lebih dari 1,5% maupun dalam formulasi pewarna rambut non-oksidatif hingga 0,6%, sebagaimana dijelaskan dalam lampiran I halaman 54 dari peraturan yang sama.
Tidak hanya di Indonesia, penggunaan zat yang dikenal dengan nama Kiton Red dalam produk kosmetik bilas juga diperbolehkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat (FDA).
Acid Red 73
Acid Red 73 adalah pewarna jenis azo tersulfonasi yang menghasilkan warna merah muda kekuningan (Sigma Aldrich). Acid Red 73 dikenal juga dengan nama lain, seperti Brilliant Crocein, Crocein Scarlet MOO, dan C.I. 27290.
Pewarna merah kekuningan ini memiliki rumus molekul C22H14N4Na2O7S2 dengan berat molekul 556,48 gram/mol, serta dapat larut dalam air, etanol, dan aseton.
Meskipun memiliki karakteristik yang memungkinkan penggunaannya dalam formulasi kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia justru melarang penggunaan Acid Red 73 dalam produk kosmetik. Ketentuan ini telah tertuang dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran V halaman 245.
Acid Red 87
Acid Red 87 adalah pewarna xanthene yang juga termasuk golongan triarylmethane yang menghasilkan warna merah (Macsen Labs). Acid Red 87 memiliki beberapa nama lain, seperti Eosin Yellowish, Disodium Eosine, Eosin ws, C.I 45380, Bronze Bromo, dan Certiqual Eosine.
Dilansir dari M-Kube Enterprise, pewarna yang dikenal juga dengan nama lain Eosin Yellowish diketahui dapat larut dalam air dan kompatibel dengan asam sulfat kuning.
Meskipun memiliki karakteristik yang memungkinkan penggunaannya dalam kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia justru melarang penggunaan Acid Red 87 dalam produk kosmetik. Ketentuan ini telah tertuang dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran V halaman 266.
Acid Red 88
Acid Red 88 adalah pewarna azo dengan rumus molekul C20H13N2NaO4S yang menghasilkan warna merah (World Dye Variety, 2012). Nama lain dari Acid Red 88, antara lain Fast Red A, 2-Naphthol Red, Roccelline, Solid Red A, dan Toyo. Pewarna merah ini diketahui memiliki berat molekul 400,38 gram/mol serta sedikit larut dalam aseton, tapi larut dalam etanol, air, dan serat.
Penggunaan pewarna yang dikenal dengan nama Roccelline dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM hanya mengizinkan Acid Red 88 untuk digunakan pada kosmetik bilas. Aturan yang sama juga diterapkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, yang hanya membolehkan penggunaan Acid Red 88 untuk kosmetik bilas (FDA).
Selain itu, menurut informasi dari ColorChem, Acid Red 88 dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, serta pada selaput lendir dan saluran pernapasan bagian atas.
Acid Red 92
Acid Red 92 adalah pigmen sintetis yang dapat memberikan warna merah pada produk kosmetik (Cosmile Europe). Acid Red 92 dikenal juga dengan nama lain, seperti CI 45410, Cyanosine, Phloxine B, Eosine B, dan Food Red 104.
Terkait dengan keamanan, Scientific Committee on Consumer Safety (SCCS) meyakini bahwa pewarna yang populer dengan nama CI 45410 aman untuk konsumen bila digunakan pada konsentrasi maksimal 2% dalam formulasi pewarna rambut oksidatif dan 0,4% dalam formulasi pewarna rambut non-oksidatif.
Di Indonesia, penggunaan Acid Red 92 diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM hanya mengizinkan Acid Red 92 sebagai bahan pewarna pada sediaan pewarna rambut oksidatif dengan konsentrasi maksimal 2% setelah pencampuran dengan bahan pengoksidasi.
Berbeda dengan regulasi BPOM, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan Acid Red 92 dalam semua jenis sediaan produk kosmetik (FDA). Selain itu, European Medicines Agency (EMA) di Eropa juga memperbolehkan penggunaan Acid Red 92 dalam produk kosmetik (PubChem).
Menurut informasi dari PubChem, zat yang populer dengan nama Eosine B tidak menyebabkan iritasi kulit dan hanya menyebabkan iritasi mata ringan hingga sedang pada percobaan yang dilakukan di kelinci. Namun, SpecialChem menyatakan bahwa Acid Red 92 dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, sehingga penggunaannya dalam kosmetik perlu diperhatikan.
Acid Red 95
Acid Red 95 adalah pewarna golongan xanthene dengan struktur molekul C20H8I2Na2O5 yang dapat menghasilkan warna merah (World Dye Variety, 2012). Acid Red 95 dikenal juga dengan nama lain, yaitu C.I. Acid Red 95 dan C.I. 45425.
Dilansir dari Cosmile Europe, pewarna yang memiliki nama lain C.I. Acid Red 95 diketahui dapat membuat kosmetik terlihat lebih menarik serta mempercantik penampilan kulit dan rambut.
Meskipun memiliki karakteristik yang mendukung penggunaannya dalam produk kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia melarang penggunaan pewarna ini dalam produk kosmetik. Ketentuan ini telah tertuang dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran V halaman 265.
Acid Red 98
Acid Red 98 adalah pewarna golongan xanthene dengan struktur molekul C20H4Br4Cl2K2O5 yang memberikan warna merah pada berbagai produk kosmetik (World Dye Variety, 2012). Acid Red 98 dikenal juga dengan nama lain, seperti Phloxin, C.I. 45405, Merck 1371, dan Phloxine sodium. Dilansir dari Cosmile Europe, pewarna yang memiliki nama lain C.I. 45405 digunakan untuk memperindah kulit dan rambut serta memastikan produk kosmetik terlihat menarik.
Penggunaan Acid Red 98 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 205. Berdasarkan peraturan tersebut, BPOM mengizinkan penggunaan Acid Red 98 pada semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali untuk kosmetika yang digunakan di sekitar mata.
Aturan yang serupa juga diterapkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, yang hanya membatasi penggunaan Acid Red 98 pada kosmetika yang digunakan di sekitar mata. Selain itu, China Taiwan’s Food and Drugs Administration (China TFDA) juga membolehkan penggunaan Acid Red 98 dalam kosmetik yang diaplikasikan pada bibir dengan konsentrasi maksimal 2%.
Acid Red 155
Acid Red 155 adalah pewarna merah jenis Azo yang digunakan dalam kosmetik untuk mempercantik penampilan (Cosmile Europe). Acid Red 155 dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti CI 18130 dan C.I. Acid Red 155. Pewarna merah ini memiliki kode CAS 8004-53-3 dan rumus molekul C30H29N3Na2O9S3.
Penggunaan Acid Red 155 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur secara spesifik dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Acid Red 155 hanya diizinkan untuk digunakan dalam kategori kosmetik bilas.
Aturan serupa juga berlaku di Amerika Serikat, di mana Food and Drugs Administration (FDA) juga membolehkan penggunaan Acid Red 155 hanya pada produk kosmetik bilas (FDA).
Acid Red 163
Acid Red 163 adalah pewarna merah sintetis yang memiliki struktur molekul double azo (PubChem). Acid Red 163 juga dikenal dengan nama CI 24790 dan memiliki nama kimia C44H34N4Na2O12S3 serta nomor CAS 13421-53-9.
Penggunaan Acid Red 163 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 204. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Acid Red 163 hanya diizinkan untuk digunakan dalam kategori kosmetik bilas.
Bukan hanya BPOM, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat juga membolehkan penggunaan zat yang dikenal dengan nama CI 24790 hanya pada produk kosmetik bilas (FDA).
Acid Red 180
Acid Red 180 adalah pewarna merah sintetis jenis azo yang bisa digunakan dalam kosmetik (Cosmile Europe). Acid Red 180 dikenal juga dengan nama dagang Valifast Red 2303. Pewarna merah ini memiliki karakteristik dapat larut dalam air dan stabil. Selain itu, Acid Red 180 memiliki rumus molekul C32H21Cl2CrN8Na2O10S2 dengan berat molekul sebesar 910,57 gram/mol.
Penggunaan pewarna yang memiliki nama dagang Valifast Red 2303 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 203. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Acid Red 180 hanya diizinkan untuk digunakan pada kategori kosmetik bilas. Aturan serupa juga berlaku di Amerika Serikat, di mana Food and Drugs Administration (FDA) membolehkan penggunaan Acid Red 180 hanya pada produk kosmetik bilas (FDA).
Meskipun Acid Red 180 telah mendapatkan izin penggunaan dalam kosmetik, sumber dari SAA Pedia mengindikasikan bahwa zat dengan nama lain Valifast Red 2303 dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata, dan sistem pernapasan.
Acid Red 195
Acid Red 195 adalah pewarna merah sintetis jenis azo yang digunakan sebagai pewarna kosmetik (Cosmile Europe). Acid Red 195 memiliki beberapa nama lain, antara lain Vitrolan Pink BE, Alizarine Brilliant Red 3R, Chrome Fast Red B, Eriochrome Red B, dan C.I. 18760. Secara kimia, Pewarna merah ini memiliki rumus molekul C20H15N4NaO5Sc dengan nomor CAS 12220-24-5.
Penggunaan Acid Red 195 dalam produk kosmetik di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yang tercantum pada lampiran II halaman 209. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Acid Red 195 diizinkan untuk digunakan dalam semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali untuk kosmetika yang digunakan di sekitar membran mukosa.
Aturan serupa juga berlaku di Amerika Serikat, di mana Food and Drugs Administration (FDA) membolehkan penggunaan Acid Red 195 dalam semua jenis sediaan kosmetik, kecuali pada produk yang digunakan di sekitar membran mukosa (FDA).
Untuk memudahkan Anda memahami jenis-jenis Acid Red yang terdatar BPOM, maka kami telah menyajikannya dalam bentuk tabel dibawah ini.
Jenis Acid Red | Penggunaan dalam Kosmetik | Manfaat dalam Kosmetik |
Acid Red 14 | Diizinkan untuk semua sediaan produk kosmetik | Memberikan warna merah yang cerah pada produk kosmetik |
Acid Red 18 | Diizinkan untuk semua sediaan produk kosmetik, namun dibatasi maksimal 0,5% untuk pewarna rambut non-oksidatif | Dapat digunakan untuk memberikan warna merah yang stabil dan tahan lama pada produk kosmetik |
Acid Red 27 | Dilarang penggunaannya dalam kosmetik | Memberikan warna merah, namun dapat menyebabkan iritasi pada kulit |
Acid Red 33 | Diizinkan sebagai bahan pewarna pada sediaan pewarna rambut non-oksidatif dengan batasan maksimal 0,5%, dilarang untuk mewarnai bulu mata dan alis | Pewarna merah yang stabil, mudah larut, dan cocok digunakan pada produk rambut non-oksidatif |
Acid Red 41 | Diizinkan untuk semua jenis sediaan produk kosmetik | Memberikan warna merah yang cerah pada produk kosmetik |
Acid Red 50 | Diizinkan hanya untuk kosmetik bilas | Memberikan efek fluoresen pada produk kosmetik bilas |
Acid Red 51 | Penggunaannya dilarang dalam kosmetik | Memberikan warna merah yang stabil, akan tetapi sensitif terhadap cahaya |
Acid Red 52 | Diizinkan hanya untuk kosmetik bilas dan penggunaannya sebagai bahan pewarna rambut non-oksidatif maksimal 0,6% | Dapat memberikan warna merah fluoresen, terutama pada produk rambut non-oksidatif |
Acid Red 73 | Penggunaannya dilarang dalam kosmetik | Memberikan warna merah yang cerah, namun dapat menyebabkan iritasi pada kulit |
Acid Red 87 | Penggunaannya dilarang dalam kosmetik | Menghasilkan warna merah yang lembut, namun berpotensi menimbulkan iritasi kulit |
Acid Red 88 | Diizinkan hanya untuk kosmetik bilas | Memberikan warna merah yang stabil dan cocok digunakan pada produk kosmetik bilas |
Acid Red 92 | Diizinkan sebagai bahan pewarna pada sediaan pewarna rambut oksidatif dengan konsentrasi maksimal 2% | Dapat digunakan untuk memberikan warna merah cerah yang stabil pada produk pewarna rambut oksidatif |
Acid Red 95 | Penggunaannya dilarang dalam kosmetik | Memberikan warna merah yang kuat, namun warnanya sensitif terhadap cahaya |
Acid Red 98 | Diizinkan untuk semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali kosmetika yang digunakan di sekitar mata | Dapat memberikan efek fluoresen, namun penggunaannya tidak boleh di sekitar mata |
Acid Red 155 | Diizinkan hanya untuk kosmetik bilas | Memberikan warna merah yang stabil dan cocok digunakan pada produk kosmetik bilas |
Acid Red 163 | Diizinkan hanya untuk kosmetik bilas | Dapat memberikan warna merah yang cerah dan cocok digunakan pada produk kosmetik bilas |
Acid Red 180 | Diizinkan hanya untuk kosmetik bilas | Memberikan warna merah yang stabil dan kompatibel dengan berbagai bahan kosmetik, seperti Dimethicone, Iron Oxide, Niacinamide, hingga gliserin. |
Acid Red 195 | Diizinkan untuk semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali kosmetika yang digunakan di sekitar membran mukosa | Memberikan warna merah pada semua produk kosmetik, kecuali kosmetika yang digunakan di sekitar membran mukosa |
Jenis-Jenis Acid Red yang tidak terdaftar BPOM
Dibawah ini jenis-jenis Acid Red yang tidak terdaftar BPOM berdasarkan informasi dari Chemical Book, yaitu:
Acid Red 1
Acid Red 1 adalah pewarna merah sintetis jenis azo yang dapat digunakan dalam kosmetik (Emperor Chemical). Acid Red 1 dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti Azophloxine, Amidonaphthol Red, Pontacyl Carmine, dan Red 2G.
Secara sifat fisikokimia, Acid Red 1 dapat larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol, serta memiliki rumus molekul C18H13N3Na2O8S2 dengan berat molekul 509,42 gram per mol.
Proses pembuatan pewarna dengan nama lain Azophloxine dilakukan dengan mengkondensasi asam 4-Formylbenzene-1,3-disulfonic dan 3-(Diethylamino)phenol, kemudian dilanjutkan dengan dehidrasi produk menggunakan asam sulfat dan oksidasi dengan besi klorida.
Meskipun dapat digunakan dalam kosmetik, sumber dari Fast Colours mengindikasikan bahwa Acid Red 1 berpotensi menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Acid Red 13
Acid Red 13 adalah pewarna sintetis golongan azo tunggal yang menghasilkan warna merah (World Dye Variety, 2012). Acid Red 13 juga dikenal dengan nama lain seperti C.I. Acid Red 13 dan C.I. 16045.
Secara struktur molekul, zat yang dikenal dengan nama C.I. Acid Red 13 memiliki rumus C20H12N2Na2O7S2 dengan berat molekul 502,43 gram/mol. Acid Red 13 diketahui memiliki sifat dapat larut dalam air, sedikit larut dalam etanol, namun hampir tidak larut dalam aseton.
Meskipun Acid Red 13 dapat berfungsi sebagai pewarna merah dalam kosmetik, namun berdasarkan penelusuran, pewarna yang memiliki nama lain C.I. 16045 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Acid Red 54
Acid Red 54 adalah zat warna tunggal golongan azo dengan rumus molekul C16H11N3Na2O7S2 yang menghasilkan warna merah (Colorants Chem Private Limited). Acid Red 54 juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Acid Brilliant Red 10B, Acid Red 10B, dan Colomill Brilliant Red 10B.
Secara karakteristik, pewarna yang populer dengan nama Acid Brilliant Red 10B memiliki nomor CAS 6360-03-8 dan massa molar sebesar 447,41 gram/mol. Berdasarkan informasi yang dikutip dari sumber MDPI, Acid Red 54 bersifat alergi ringan, yang berarti dapat memicu reaksi alergi pada sejumlah konsumen.
Meskipun dapat berfungsi sebagai pewarna merah dalam produk kosmetik, akan tetapi Acid Red 54 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Acid Red 94
Acid Red 94 adalah pewarna berwarna merah tua yang dapat digunakan dalam kosmetik, terutama lipstik dan parfum (In-Cosmetics). Acid Red 94 dikenal juga dengan nama lain, seperti Rose Bengal, RB, Rose Bengal Sodium Salt, CI 45440, dan Rose Red. Secara struktur kimia, Acid Red 94 termasuk ke dalam senyawa organik golongan xanthene.
Menurut sumber dari TCI America, pewarna yang memiliki nama lain CI 45440 dapat larut dalam air dan bila bereaksi dengan asam sulfat, warnanya akan berubah menjadi coklat. Selain itu, Acid Red 94 juga diketahui sensitif terhadap paparan cahaya, sehingga perlu diperhatikan dalam proses formulasi dan penyimpanan produk kosmetik.
Walaupun dapat digunakan dalam kosmetik, Acid Red 94 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Acid Red 118
Acid Red 118 adalah pewarna merah sintetis yang dapat digunakan dalam kosmetik (Sinoever International). Acid Red 118 memiliki nama lain, yaitu Acid Red GW. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber ChemBK, Acid Red 118 memiliki rumus molekul C25H24N4O6S2 dengan massa molar 540,611 dan kepadatan 1,45 g/cm3.
Terkait sifat kelarutan, pewarna yang dikenal juga dengan nama Acid Red GW dapat larut dalam air, etanol, asam asetat, dan gliserin. Karakteristik kelarutan ini dapat memudahkan dalam proses formulasi produk kosmetik.
Walaupun dapat berfungsi sebagai pewarna merah dalam kosmetik, Acid Red 118 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Acid Red 122
Acid Red 122 adalah pewarna merah kebiruan sintetis yang dapat digunakan dalam kosmetik (Chemondis). Nama lain Acid Red 122 antara lain Weak Acid Red GN dan Acid Red GN. Secara struktur molekul, Acid Red 122 memiliki rumus C38H30N4Na2O8S2 dengan berat molekul 780,78 gram/mol.
Salah satu karakteristik dari Acid Red 122 adalah ketahanannya terhadap paparan cahaya, panas, cuaca, alkali, dan asam. Pewarna dengan nama lain Weak Acid Red GN juga diketahui dapat larut dalam air, etanol, metanol, dan gliserin, sehingga memudahkan dalam proses formulasi produk kosmetik.
Meskipun memiliki potensi penggunaan dalam kosmetik, tetapi Acid Red belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Acid Red 151
Acid Red 151 adalah pewarna jenis double azo yang memberikan warna merah (World Dye Variety, 2012). Selain nama Acid Red 151, pewarna merah ini juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Cloth Scarlet, Amacid Neutral Red BW, Calcocid Milling Red 3R, dan Acid Red 3B.
Dikutip dari Santa Cruz Biotechnology, zat yang populer dengan nama lain Acid Red 3 diketahui memiliki karakteristik yang dapat meningkatkan daya tarik visual pada kosmetik.
Secara struktur molekul, Acid Red 151 memiliki rumus C22H15N4NaO4S dengan berat molekul 454,43 gram/mol. Selain itu, pewarna yang memiliki nama lain Cloth Scarlet juga diketahui dapat larut dalam air, etanol, dan serat, sehingga dapat dengan mudah digunakan dalam berbagai produk kosmetik.
Acid Red 215
Acid Red 215 adalah pewarna merah keunguan jenis azo yang dapat digunakan dalam kosmetik (GuideChem). Selain dengan nama Acid Red 215, pewarna merah keunguan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Lanyl Red B, Neuter Red BL, dan Neutral Complex red BL.
Secara kimia, Acid Red 215 memiliki rumus C16H14N6O6S dengan berat molekul 418,39 gram/ mol dan nomor CAS 12239-06-4.
Terkait sifat kelarutan, Acid Red 215 dapat larut dalam air, propilen glikol, dan etanol, sehingga dapat memudahkan dalam proses formulasi produk kosmetik.
Namun, meskipun dapat berfungsi sebagai pewarna merah keunguan dalam kosmetik, Acid Red 215 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Acid Red 336
Acid Red 336 adalah pewarna sintetis jenis azo yang memberikan warna merah pada produk kosmetik (Alfa Chemistry). Acid Red 336 dikenal juga dengan sebutan C.I. Acid Red 336 dan Red N-2RBL.
Pewarna yang populer dengan nama lain C.I. Acid Red 336 memiliki karakteristik dapat larut dengan baik dalam air. Selain itu, Acid Red 336 juga diketahui memiliki ketahanan yang baik terhadap paparan cahaya.
Meskipun demikian, berdasarkan penelusuran, Acid Red 336 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Acid Red 337
Acid Red 337 adalah pewarna jenis azo yang menghasilkan warna merah cerah (Alfa Chemistry). Acid Red 337 dikenal dengan sebutan Fabrinyl Red GL 200%.
Secara struktur molekul, pewarna yang populer dengan nama Fabrinyl Red GL 200% memiliki rumus C17H11F3N3NaO4S dengan berat molekul 433,34 gram/mol.
Terkait karakteristik kelarutan, Acid Red 337 dapat larut dengan baik dalam air, namun hanya sedikit larut dalam etanol.
Meskipun dapat digunakan dalam kosmetik, Acid Red 337 belum terdaftar dan diizinkan penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai jenis-jenis Acid Red yang tidak terdaftar BPOM, maka Anda dapat melihatnya dalam tabel dibawah ini.
Jenis Acid Red | Manfaat |
Acid Red 1 | Dapat digunakan sebagai pewarna merah sintetis dalam berbagai produk kosmetik, seperti lipstik, blush on, dan eye shadow. |
Acid Red 13 | Menghasilkan warna merah cerah untuk mewarnai berbagai produk kosmetik, seperti lip gloss, lipstik, dan eyeshadow. |
Acid Red 54 | Dapat digunakan untuk memberikan warna merah pada produk kosmetik seperti blush on, lipstik, cat kuku, dan perona mata. |
Acid Red 94 | Pewarna berwarna merah tua yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik, terutama lipstik dan parfum. |
Acid Red 118 | Dapat digunakan sebagai pewarna merah sintetis dalam berbagai jenis kosmetik, seperti bedak, eyeshadow, dan pewarna bibir. |
Acid Red 122 | Pewarna merah kebiruan sintetis yang dapat digunakan dalam produksi kosmetik, seperti lipstik dan bedak. |
Acid Red 151 | Pewarna yang dapat memberikan warna merah, sehingga meningkatkan daya tarik visual pada formulasi kosmetik. |
Acid Red 215 | Pewarna merah keunguan yang dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik. |
Acid Red 336 | Pewarna sintetis jenis azo yang memberikan warna merah pada produk kosmetik, seperti body lotion, cat kuku, hingga lipstik. |
Acid Red 337 | Pewarna jenis azo yang menghasilkan warna merah cerah untuk digunakan dalam berbagai kosmetik. |
Ragam Produk Kosmetik dengan Kandungan Acid Red
Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, ada berbagai jenis Acid Red yang diizinkan untuk digunakan dalam produk kosmetik, seperti Acid Red 14, 18, 33, 41, 50, 52, 88, 92, 98, 155, 163, 180, dan 195.
Jenis kosmetik dengan Acid Red untuk semua produk
Produk kosmetik yang mengandung Acid Red 14, 18, atau 41 dapat digunakan pada semua jenis sediaan, yaitu:
- Lipstik, yang mengandung Acid Red 14, 18, atau 41 mampu memberikan warna yang kuat dan tahan lama pada bibir.
- Blush on, dengan kandungan Acid Red 14, 18, atau 41 dapat memberikan warna pipi yang segar dan natural.
- Eyeshadow, berbahan Acid Red 14, 18, atau 41 bermanfaat untuk memberikan warna mata yang dramatis dan menarik.
- Eyeliner, yang diformulasikan dengan Acid Red 14, 18, atau 41 berfungsi untuk memberikan garis mata yang tegas dan tahan lama.
- Maskara, yang ditambahkan dengan Acid Red 14, 18, atau 41 mampu memberikan bulu mata yang lebih tebal dan bervolume.
- Lip gloss, dengan penambahan Acid Red 14, 18, atau 41 dapat memberikan bibir yang berkilau dan lembut.
- Krim wajah, dengan ditambahkan zat Acid Red 14, 18, atau 41 bermanfaat untuk memberikan efek cerah dan segar pada kulit.
- Gel rambut, yang diperkaya dengan Acid Red 14, 18, atau 41 mampu memberikan warna yang menarik pada rambut.
Jenis kosmetik dengan Acid Red untuk semua produk, kecuali di sekitar mata
Produk kosmetik yang mengandung Acid Red 98 dapat digunakan pada semua jenis sediaan, kecuali untuk digunakan di sekitar area mata, yaitu:
- Lipstik, yang mengandung Acid Red 98 dapat memberikan warna yang cerah dan tahan lama pada lipstik, sehingga membuat bibir tampak lebih penuh dan menarik.
- Blush on, dengan kandungan Acid Red 98 bermanfaat untuk memberikan warna yang cantik dan natural pada pipi, sehingga membuat tampilan pipi lebih segar dan sehat.
- Highlighter, yang ditambahkan dengan Acid Red 98 dapat menciptakan efek “glow” pada area wajah yang diinginkan, seperti tulang pipi, hidung, dan dagu.
- Lip liner, yang diperkaya dengan Acid Red 98 mampu menciptakan garis bibir yang rapi dan tahan lama.
- Foundation, dengan tambahan Acid Red 98 berfungsi untuk menyeragamkan warna kulit dan memberikan efek glowing.
- Concealer, yang diformulasikan dengan Acid Red 98 dapat menyamarkan noda dan kerutan pada kulit.
- Bronzer, berbahan Acid Red 98 dapat memberikan efek menyegarkan pada wajah
- Lip gloss, dengan bahan Acid Red 98 bermanfaat untuk memberikan warna yang cerah dan kilau pada bibir.
Jenis kosmetik dengan Acid Red untuk semua produk, kecuali di sekitar membran mukosa
Produk kosmetik yang mengandung Acid Red 195 dapat digunakan pada semua jenis sediaan, kecuali untuk diaplikasikan di sekitar membran mukosa, yaitu:
- Krim pelembab wajah, dengan kandungan Acid Red 195 dapat membuat kulit wajah tampak lebih segar dan sehat.
- Masker wajah, yang mengandung Acid Red 195 bermanfaat untuk mengangkat kotoran dan minyak berlebih dari kulit.
- Serum wajah, berbahan Acid Red 195 berfungsi untuk menyeragamkan warna pada kulit.
- Body lotion, yang diformulasikan dengan Acid Red 195 mampu melembapkan dan melembutkan kulit.
- Sampo, yang ditambahkan Acid Red 195 dapat membersihkan dan menyehatkan rambut.
- Kondisioner rambut, yang diperkaya dengan Acid Red 195 bermanfaat untuk menghaluskan dan memperkuat rambut.
- Scrub badan, dengan penambahan Acid Red 195 dapat mengangkat sel kulit mati dan membersihkan kulit.
- Krim siang, dengan bahan Acid Red 195 dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
- Krim malam, dengan zat Acid Red 195 berfungsi untuk memperbaiki dan meregenerasi kulit saat tidur.
Jenis kosmetik dengan Acid Red hanya untuk kosmetika bilas
Produk kosmetik yang mengandung Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, dan 180 hanya diizinkan untuk digunakan pada kosmetik bilas, yaitu:
- Sabun mandi, berbahan Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 180 dapat membersihkan kulit secara efektif.
- Sampo, yang diformulasikan dengan Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 180 bermanfaat untuk membersihkan dan menyehatkan rambut.
- Kondisioner rambut, dengan penambahan Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 180 mampu menghaluskan dan memperkuat rambut.
- Pembersih wajah, yang mengandung Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 18 dapat membersihkan dan menyegarkan kulit wajah.
- Masker wajah, yang ditambahkan Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 180 berfungsi untuk mengangkat kotoran dan minyak berlebih dari kulit.
- Scrub tubuh, yang diperkaya dengan Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 180 dapat mengangkat sel kulit mati dan membersihkan kulit.
- Gel mandi, dengan kandungan Acid Red 50, 52, 88, 155, 163, atau 180 dapat membersihkan dan menyegarkan kulit.
Jenis kosmetik dengan Acid Red hanya untuk perawatan rambut
Produk kosmetik yang mengandung Acid Red 33 atau 92 hanya diizinkan untuk digunakan pada produk perawatan rambut, yaitu:
- Sampo, yang diformulasikan dengan Acid Red 33 atau 92 dapat membersihkan dan menyehatkan rambut.
- Kondisioner, dengan penambahan Acid Red 33 atau 92 mampu menghaluskan, melembapkan, dan memperkuat rambut.
- Masker rambut, yang mengandung Acid Red 33 atau 92 bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan rambut dan meningkatkan kelembapan.
- Serum rambut, berbahan Acid Red 33 atau 92 berfungsi untuk memperbaiki tekstur rambut dan melindungi dari kerusakan.
- Minyak rambut, dengan kandungan Acid Red 33 atau 92 dapat melembapkan, menghaluskan, dan memberi kilap pada rambut.
- Spray rambut, yang ditambahkan dengan Acid Red 33 atau 92 mampu memberikan perlindungan dan mengatur gaya rambut.
- Gel rambut, dengan zat Acid Red 33 atau 92 dapat membentuk gaya rambut yang tahan lama.
- Pomade rambut, yang diperkaya dengan Acid Red 33 atau 92 bermanfaat untuk membentuk gaya rambut yang kuat dan tahan lama.
PT Adev Natural Indonesia siap membantu Anda dalam mengembangkan produk kosmetik dengan kandungan Acid Red 14, 18, 33, 41, 50, 52, 88, 92, 98, 155, 163, 180, dan 195 yang inspiratif dan bermanfaat.
Jika Anda ingin memulai bisnis kecantikan dengan merek pribadi, silakan telusuri katalog produk maklon kosmetik dari Adev.
FAQ terkait Acid Red
Apa Acid Red aman untuk digunakan?
Tidak semua jenis Acid Red aman digunakan dalam produk kosmetik di Indonesia. Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, hanya Acid Red 14, 18, 33, 41, 50, 52, 88, 92, 98, 155, 163, 180, dan 195 yang diizinkan penggunaannya. Jenis Acid Red lainnya, seperti Acid Red 27, 73, 87, dan 95 dilarang digunakan oleh BPOM.
Sementara, Acid Red 1, 13, 54, 94, 118, 122, 151, 215, 336, dan 337 tidak terdaftar di BPOM, sehingga keamanannya belum dapat dipastikan.
Apa saja bahan pelarut untuk Acid Red?
Bahan pelarut untuk Acid Red tergantung pada jenisnya. Beberapa jenis Acid Red larut dalam air, sementara yang lain larut dalam pelarut organik. Namun, secara umum, bahan pelarut untuk Acid Red adalah air, asam asetat, alkohol, dan glikol.
Apa kegunaan Acid Red?
Acid Red memiliki beberapa Kegunaan antara lain sebagai pewarna merah sintetis, menstabilkan formula dan mengatur pH produk kosmetik.