Setiap beautypreneur, mungkin salah satunya Anda, yang menjual kosmetik warna merah tentu menginginkan warna yang aman, menarik dan tahan lama. Namun, menemukan pewarna alami yang mampu menghadirkan warna merah bukanlah perkara mudah. Sebagian besar pewarna merah alami cenderung cepat pudar saat terpapar cahaya atau perubahan pH, sehingga sulit menghasilkan warna merah yang awet pada produk kosmetik.
Di lain sisi, kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan alami dan ramah lingkungan dalam produk kosmetik terus meningkat di era modern ini. Hal ini mendorong permintaan akan pewarna alami yang aman untuk menggantikan pewarna sintetis yang kerap dikaitkan dengan risiko kesehatan, seperti alergi dan iritasi kulit.
Kini, Anda tidak perlu khawatir. Antosianin hadir sebagai salah satu pewarna alami yang aman, stabil, dan tahan lama untuk produk kosmetik Anda. Jenis pewarna merah alami ini dapat diekstrak dari tanaman seperti buah-buahan dan sayuran,
Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang antosianin dalam pembuatan kosmetik, maka teruslah membaca artikel ini. Kami akan mengupas tuntas, mulai dari pengertian, karakteristik, fungsi, ketentuan, hingga implementasinya dalam beragam produk kosmetik.
Apa itu Antosianin?
Antosianin adalah senyawa bioaktif penghasil warna merah yang larut dalam air dan termasuk dalam kelompok flavonoid (Ifada dkk, 2021). Nama lain antosianin adalah antosianidin dan anthocyanin.
Antosianin terbentuk dari senyawa antosianidin yang terikat dengan glikosida. Glikosida adalah senyawa gula yang memberikan warna yang menarik dan bermanfaat dalam berbagai industri, termasuk kosmetik.
Struktur utama antosianin ditandai dengan adanya dua cincin aromatik benzena (C6H6) yang dihubungkan oleh tiga atom karbon yang membentuk cincin heterosiklik. Variasi struktur dan pola gugus fungsi pada cincin ini menentukan warna dan kestabilan antosianin.
Antosianin dapat diekstrak dari berbagai sumber alami, seperti buah dan sayuran. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode pelarutan menggunakan pelarut polar, seperti etanol, metanol, atau campuran air-asam.
Karakteristik Antosianin
- Nama IUPAC: 3,5,7-trihydroxy-2-(4-hydroxyphenyl)-4H-chromen-4-one
- Struktur kimia: C15H11O
- Nomor CAS: 528-58-5
- EINECS: 610-504
- Wujud: Bubuk halus warna merah
- Stabil pada pH: 1-3
- Stabil pada suhu: 50°C
- Berat molekul: 207,08 gram/mol
- Nama lain: Antosianidin dan anthocyanin
Fungsi dan Kegunaan Antosianin
Sebagai pewarna merah alami
Dalam penelitiannya, Rifqi (2021) menjelaskan bahwa pigmen antosianin berasal dari sumber alami, seperti buah-buahan dan sayuran. Oleh karena itu, antosianin dianggap lebih aman daripada pewarna sintetis yang kerap dikaitkan dengan risiko alergi, iritasi kulit, dan efek karsinogenik.
Meskipun dikenal sebagai pigmen yang menghasilkan warna merah, sebenarnya antosianin dapat menghasilkan rentang warna yang lebih luas, mulai dari merah muda hingga ungu tua dan biru. Perubahan warna antosianin bergantung pada struktur kimia dan pH lingkungan di mana antosianin tersebut berada. Rentang warna yang luas tersebut membuat antosianin cocok untuk diformulasikan pada berbagai jenis produk kosmetik, seperti lipstik, perona pipi, perona mata, hingga pewarna rambut.
Buat anda yang memasarkan produk kosmetik berwarna merah, maka bahan antosianin dapat anda jadikan gimmick marketing untuk menyasar market yang peduli lingkungan.
Sebagai antioksidan
Antioksidan juga dapat difungsikan untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, yaitu senyawa yang ditengarai sebagai penyebab penuaan dini, keriput, dan noda pada kulit (Kemenkes, 2022).
Dengan kemampuannya menangkal radikal bebas, antosianin dapat berperan penting dalam menjaga kesehatan dan penampilan kulit sehingga lebih awet muda. Karena kemampuan antioksidatif tersebut, menjadikan antosianin sebagai bahan tambahan yang cocok dalam formulasi produk kosmetik, seperti krim anti-aging atau serum wajah.
Selain bermanfaat untuk kulit, senyawa antioksidan dalam antosianin juga berperan dalam melindungi produk kosmetik dari kerusakan karena oksidasi, sehingga dapat memperpanjang masa simpannya. Secara kimiawi, reaksi oksidasi dapat menyebabkan perubahan warna, bau, dan tekstur pada produk kosmetik, sehingga mengurangi kualitas dan daya tariknya.
Dengan kemampuan menangkal reaksi oksidasi, antosianin dapat menjaga kestabilan dan keawetan produk kosmetik, baik dari segi warna, aroma, maupun teksturnya.
Berbagai penelitian telah menunjukkan potensi antosianin sebagai antioksidan alami yang kuat. Hasil studi Karinawaty (2009) membuktikan bahwa antosianin dari anggur memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan E.
Untuk pelindung UV
Paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, seperti penuaan dini, keriput, hiperpigmentasi, bahkan kanker kulit (RS Islam Aminah Blitar, 2023). Oleh karena itu, perlindungan terhadap sinar UV menjadi sangat penting dalam produk kosmetik. Salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan adalah antosianin.
Antosianin merupakan pigmen alami yang memiliki kemampuan untuk menyerap sinar UV pada rentang gelombang UVB, yaitu 280-315 nm (Repository BKG). Dengan menyerap sinar UV, antosianin dapat mengurangi kerusakan sel dan jaringan kulit akibat radiasi sinar tersebut. Kemampuan ini menjadikan antosianin sebagai bahan yang sangat penting dalam formulasi produk kosmetik pelindung kulit, seperti tabir surya, pelembap, dan serum anti-penuaan.
Dengan memanfaatkan antosianin sebagai pelindung UV alami, produk kosmetik tidak hanya dapat melindungi kulit dari bahaya sinar UV, tetapi juga memberikan manfaat tambahan dari sifat antioksidatif yang dimiliki oleh antosianin.
Sebagai anti-inflamasi
Dilansir dari Alodokter, peradangan atau inflamasi pada kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi, alergi, paparan sinar matahari, atau kondisi kulit tertentu, misalnya eksim dan jerawat. Peradangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, dan rasa tidak nyaman pada kulit.
Karena memiliki sifat anti-inflamatif, maka antosianin dapat membantu untuk mengurangi peradangan dan iritasi pada kulit (Rakasari, 2019). Cara kerjanya adalah dengan menghambat produksi enzim proinflamasi dan mediator inflamasi lainnya.
Dengan kemampuannya dalam mengurangi peradangan, antosianin sangat cocok untuk diformulasikan pada produk kosmetik, terutama dalam produk perawatan kulit sensitif atau yang mengalami masalah peradangan. Sebagai contoh, dalam krim pelembab untuk kulit kering dan sensitif, antosianin dapat membantu untuk meredakan iritasi dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif untuk proses pemulihan kulit meradang.
Ketentuan Penggunaan Antosianin pada Kosmetik
Di Indonesia, penggunaan Antosianin dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Regulasi terkait hal ini tertuang dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada Lampiran II halaman 209. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Antosianin diizinkan untuk digunakan pada semua jenis sediaan produk kosmetik.
Tidak hanya di Indonesia, lembaga regulasi di negara lain juga memberikan izin penggunaan Antosianin dalam produk kosmetik. Salah satunya adalah Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat yang membolehkan penggunaan Antosianin pada semua jenis produk kosmetik (FDA).
Meskipun demikian, kami tidak mendapati ambang batas penggunaan Antosianin secara spesifik dalam produk kosmetik, baik peraturan dari BPOM maupun FDA.
Tips Penggunaan Antosianin dalam Produksi Kosmetik
Pilih sumber Antosianin yang tepat
Antosianin adalah pigmen alami berwarna merah yang terdapat dalam berbagai sumber, seperti buah berry, bunga telang, daun jati, delima, strawberry dan mahkota bunga mawar (Sangadji dkk, 2017). Setiap tanaman sumber antosianin memiliki karakteristik warna merah yang berbeda, mulai dari merah cerah hingga merah tua. Pemilihan sumber antosianin yang tepat sangat penting untuk menghasilkan warna merah yang diinginkan dalam produk kosmetik.
Sumber antosianin yang berbeda menghasilkan variasi warna merah yang beragam serta mempengaruhi intensitas dan kestabilan warnanya. Contohnya, antosianin dari buah delima cenderung menghasilkan warna merah tua yang lebih intens dan stabil. Sebaliknya, antosianin dari buah strawberry menghasilkan warna merah cerah yang kurang stabil dan mudah berubah.
Selain itu, pertimbangkan juga ketersediaan, biaya, dan kemudahan ekstraksi antosianin untuk produksi kosmetik yang lebih praktis dan menguntungkan.
Lakukan pengujian stabilitas warna
Antosianin mudah berubah warna jika terpapar cahaya, panas, oksigen, dan pH yang tidak sesuai (Amperawati dkk, 2019). Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan faktor-faktor ini untuk memastikan stabilitas warna kosmetik.
Langkah penting yang dapat dilakukan adalah memilih kemasan yang tepat. Pemilihan kemasan ini dapat melindungi produk dari sinar Ultraviolet (UV) yang dapat mendegradasi antosianin dan mengubah warnanya. Kemasan gelap atau tidak tembus cahaya, seperti botol kaca berwarna gelap atau wadah logam dapat membantu meminimalkan efek ini.
Selain itu, pertimbangkan penambahan antioksidan seperti asam askorbat atau α-tokoferol dalam formulasi kosmetik. Penambahan antioksidan tersebut dapat melindungi antosianin dari oksidasi dan memperpanjang umur simpan warna.
Pengaturan pH pada kisaran 3-5 juga sangat penting untuk menjaga stabilitas warna antosianin (Hidayah dkk, 2014). Senyawa ini sensitif terhadap perubahan pH, sehingga warnanya mudah berubah. Oleh karena itu, penambahan bahan pengatur pH, seperti asam sitrat atau asam malat, dapat membantu untuk menjaga warna antosianin tetap stabil.
Pertimbangkan efek pH terhadap warna akhir produk
Walaupun dikenal sebagai pigmen merah, warna akhir antosianin pada produk kosmetik sangat bergantung pada pH lingkungannya.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Mahmudatussa’adah dkk (2014), bahwa pada pH asam kuat 1-3, antosianin akan berwarna merah, sementara pada pH asam lemah 4-6, warnanya akan berubah menjadi ungu. Saat pH mencapai 7 atau netral, antosianin akan menghasilkan warna biru. Bahkan, pada pH basa lemah 8-9, antosianin dapat menghasilkan warna hijau, dan pada pH yang lebih tinggi, yaitu 10, 11, 12, 13, serta 14, warnanya akan berubah menjadi kuning.
Untuk memudahkan Anda memahami pengaruh pH terhadap warna antosianin diatas, berikut kami sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.
pH | Warna Antosianin |
1 – 3 | Merah |
4 – 6 | Ungu |
7 | Biru |
8 – 9 | Hijau |
10 – 14 | Kuning |
Variasi warna antosianin pada berbagai rentang pH membuka peluang menarik dalam produksi kosmetik. Dengan memahami efek ini, maka Anda dapat menciptakan produk dengan warna unik dan menarik sesuai preferensi konsumen. Misalnya, untuk menghasilkan produk dengan warna merah, maka Anda dapat menjaga pH produk tetap asam.
Namun, perlu diingat bahwa perubahan warna antosianin dapat dipengaruhi juga oleh faktor lain, seperti struktur kimia, logam, dan suhu. Oleh karena itu, lakukan penelitian dan pengujian terlebih dahulu untuk memahami karakteristik antosianin yang digunakan.
Jenis Produk Kosmetik dengan Kandungan Antosianin
Ada beberapa inspirasi produk kosmetik yang bisa Anda produksi dengan menggunakan kandungan Antosianin, di antaranya:
- Lipstik, dengan antosianin dapat memberikan warna merah yang alami dan melembabkan bibir.
- Blush on, yang mengandung antosianin dapat memberikan warna merah merona yang cantik dan mencerahkan wajah.
- Maskara, dengan tambahan antosianin mampu memperkuat dan melindungi bulu mata.
- Pelembab wajah, yang diformulasikan dengan antosianin mampu melembapkan dan mencerahkan kulit.
- Scrub wajah, yang diperkaya antosianin bermanfaat dalam mengangkat sel-sel kulit mati.
- Lip balm, berbahan antosianin dapat melembabkan dan melindungi bibir.
- Bronzer, dengan bahan antosianin mampu memberikan efek segar pada wajah.
- Toner wajah, dengan penambahan zat antosianin mampu mengencangkan kulit.
- Masker wajah, dengan kandungan antosianin dapat mengangkat kotoran dan mencerahkan kulit.
PT Adev Natural Indonesia siap membantu Anda dalam mengembangkan produk kosmetik berbahan antosianin yang inspiratif dan bermanfaat.
Bila Anda pengusaha di bidang kosmetik dan menjajaki peluang usaha dengan brand sendiri, maka silahkan melihat katalog produk maklon terbaru Adev untuk inspirasi usaha Anda.
FAQ terkait Antosianin
Apa saja warna yang dihasilkan oleh Antosianin?
Warna utama antosianin adalah merah. Namun, antosianin juga dapat menghasilkan warna lainnya, seperti ungu, biru, hijau, dan kuning tergantung pada struktur kimia dan kondisi pHnya.
Apakah Antosianin termasuk pewarna alami?
Ya, Antosianin termasuk pewarna alami. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang berasal dari buah-buahan dan sayuran, seperti buah berry, bunga telang, daun jati, delima, strawberry dan mahkota bunga mawar.
Apa fungsi pigmen Antosianin?
Pigmen Antosianin memiliki beberapa fungsi, antara lain pewarna alami, antioksidan, pelindungi dari sinar UV, hingga anti inflamasi.