Setiap Beautypreneur, mungkin Anda, tentu menginginkan produk kosmetik yang inovatif dan menarik minat konsumen di tengah persaingan ketat industri kecantikan. Salah satunya adalah dengan memilih bahan pewarna yang tepat, misalnya warna ungu.
Namun, menemukan pewarna ungu yang ideal untuk produk kosmetik bukanlah perkara mudah. Banyak pewarna ungu di pasaran yang memiliki kualitas rendah, seperti warna yang tidak stabil, mudah pudar, dan bahkan tidak aman bagi konsumen. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam mewujudkan produk kosmetik berkualitas tinggi.
Kini, hadir Acid Violet sebagai solusi pewarna ungu untuk kosmetik Anda. Pewarna ungu ini menawarkan beberapa keunggulan, seperti warna yang menawan, stabil, tahan lama, dan aman untuk konsumen. Dengan demikian, produk kosmetik Anda akan lebih menarik untuk konsumen dan berkualitas tinggi.
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai Acid Violet di industri kosmetik, maka lanjutkanlah membaca artikel ini sampai akhir. Anda akan mendapatkan wawasan mengenai pengertian, fungsi, macam-macam, dan penerapan Acid Violet dalam berbagai produk kosmetik.
Apa itu Acid Violet?
Acid Violet adalah pewarna anorganik yang digunakan dalam industri kosmetik untuk memberikan warna ungu yang intens dan tampilan menarik. Berdasarkan informasi dari World Dye Variety (2012), ada lebih dari ratusan jenis Acid Violet yang telah dikembangkan, dengan nomor tertinggi yang tercatat adalah Acid Violet 131.
Kelebihan dari Acid Violet memiliki kemampuan yang baik untuk larut dalam air dan pelarut organik seperti asam asetat, etanol, propilen glikol, dan metanol. Sifat kelarutan yang dimiliki oleh Acid Violet memudahkan untuk diaplikasikan pada berbagai formulasi kosmetik, baik yang mengandung air maupun minyak.
Proses pembuatan Acid Violet melibatkan serangkaian reaksi kimia yang kompleks antara senyawa-senyawa tertentu, seperti natrium nitrit, asam klorida, naftalena, dan anilin. Melalui reaksi kimia ini, pigmen ungu yang stabil dan tahan lama dapat dihasilkan.
Fungsi dan Kegunaan Acid Violet pada Kosmetik
Sebagai pewarna ungu sintetis
Acid Violet sering digunakan dalam industri kosmetik untuk memberikan warna ungu (BVDA). Warna ungu yang dihasilkan oleh pewarna ini cenderung cerah dan vibran, sehingga mampu memberikan tampilan yang menarik dan memukau pada produk-produk kecantikan.
Selain itu, Acid Violet juga memiliki sifat yang stabil dan tahan lama, sehingga warna ungu yang dihasilkan tidak mudah memudar atau berubah meskipun terpapar sinar matahari atau kondisi lingkungan lainnya.
Acid Violet juga dikenal memiliki kelarutan yang baik dalam air, sehingga mudah untuk digunakan dan dicampur dalam berbagai formulasi produk kecantikan. Hal ini membuat Acid Violet menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan dalam produk-produk seperti lipstik, perona pipi, pewarna rambut, dan sebagainya.
Untuk menetralkan warna kuning pada kulit
Dikutip dari Cosmetics Info, Acid Violet memiliki kemampuan untuk menetralkan warna kuning pada kulit. Dalam kosmetik, pewarna ungu ini sering digunakan dalam formulasi krim wajah, bedak, atau alas bedak untuk memberikan tampilan kulit yang lebih cerah dan segar.
Warna kuning pada kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti paparan sinar matahari yang berlebihan, penuaan, atau kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit kuning dan karotenemia. Dengan menambahkan Acid Violet dalam formulasi kosmetik, maka warna ungu yang dihasilkan dapat menetralkan warna kuning pada kulit, sehingga memberikan tampilan kulit yang lebih bersih dan segar.
Penggunaan Acid Violet juga dapat menyembunyikan noda atau bintik-bintik gelap pada wajah, sehingga memberikan tampilan kulit yang lebih merata dan halus. Hal inilah yang membuat Acid Violet menjadi pilihan yang tepat dalam industri kosmetik, terutama untuk produk-produk perawatan kulit dan riasan wajah.
Untuk meningkatkan daya tahan warna ungu pada kosmetik
Kegunaan lainnya dari Acid Violet dalam industri kosmetik adalah untuk meningkatkan daya tahan warna pada produk-produk kecantikan (Archits, 2022). Warna pada produk kosmetik seperti lipstik, perona pipi, atau pewarna rambut dapat memudar atau berubah setelah pemakaian dalam jangka waktu tertentu.
Dengan menambahkan Acid Violet dalam formulasi produk kecantikan, maka warna ungu yang dihasilkan dapat lebih tahan lama dan tidak mudah pudar. Hal ini disebabkan oleh sifat Acid Violet yang stabil dan tahan terhadap paparan cahaya, panas, atau faktor lingkungan lainnya yang dapat menyebabkan perubahan warna.
Selain itu, Acid Violet memiliki kemampuan untuk berikatan dengan baik pada bahan-bahan lain, seperti polimer, minyak, dan pengawet yang digunakan dalam formulasi kosmetik, sehingga warna yang dihasilkan menjadi lebih awet dan tahan lama.
Macam-Macam Acid Violet
Macam-macam Acid Violet yang terdaftar BPOM
Berikut ini macam-macam Acid Violet yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, yaitu:
Acid Violet 9
Acid Violet 9 adalah pewarna ungu jenis xanthene yang dapat digunakan dalam kosmetik (LGC Standards). Dalam dunia kosmetik, Acid Violet 9 dikenal juga dengan nama CI 45190 dan C.I. Acid Violet 9.
Pewarna yang populer dengan nama lain CI 45190 memiliki rumus kimia C34H25N2NaO6S, nomor CAS 6252-76-2, dan berat molekul 612.63 gram/mol.
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran V halaman 320, yang melarang penggunaan Acid Violet 9 dalam kosmetik.
Sementara itu, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat memiliki pandangan yang sedikit berbeda. FDA membolehkan penggunaan Acid Violet 9 dalam kosmetik bilas. Namun, FDA tetap melarang penggunaan Acid Violet 9 sebagai pewarna rambut (FDA).
Acid Violet 43
Acid Violet 43 adalah pewarna antrokuinon sintetis berwarna ungu kebiruan yang dapat digunakan untuk kosmetik (Cosmetics Info). Acid Violet 43 dikenal juga dengan nama Ebest Violet R dan CI 60730.
Zat pewarna yang populer dengan nama CI 60730 ini memiliki beberapa keunggulan seperti kelarutannya dalam air serta stabilitas yang baik terhadap panas dan cahaya. Sifat-sifat tersebut menjadikan Acid Violet 43 sebagai pilihan yang cocok untuk digunakan dalam produk kosmetik.
Meskipun demikian, penggunaan Acid Violet 43 dalam produk kecantikan harus mengikuti regulasi yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran I halaman 188, Acid Violet 43 dibolehkan digunakan dalam kosmetik sebagai pewarna rambut non oksidatif. Namun, BPOM juga melarang penggunaan zat pewarna dengan nama lain Ebest Violet R untuk mewarnai bulu mata ataupun alis.
Di sisi lain, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat memiliki regulasi yang berbeda dengan BPOM, dimana FDA membolehkan penggunaan Acid Violet 43 dalam semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali kosmetika yang digunakan di sekitar membran mukosa (FDA).
Selain regulasi tersebut, informasi tentang keamanan penggunaan Acid Violet 43 juga tersedia dari sumber-sumber terpercaya lainnya. Enviromental Working Group menyatakan bahwa Acid Violet 43 memiliki risiko iritasi kulit yang rendah. Sementara Cosmetics Info melaporkan bahwa toksisitas kulit jangka pendek dan subkronis tidak menemukan tanda-tanda toksisitas sistemik atau reaksi kulit lokal yang signifikan pada penggunaan zat pewarna yang dikenal dengan nama lain CI 60730. Lebih jauh lagi, Acid Violet 43 juga tidak bersifat genotoksik pada pengujian bakteri, dan tidak bersifat karsinogenik bila diaplikasikan pada kulit pada konsentrasi 1%.
Acid Violet 50
Acid Violet 50 adalah pewarna jenis azine yang memberikan warna ungu kebiruan dalam produk kosmetik (World Dye Variety, 2012). Acid Violet 50 dikenal juga dengan nama C.I. Acid Violet 50 dan C.I. 50325.
Salah satu kelebihan dari Acid Violet 50 adalah memiliki kelarutan yang baik dalam air dan etanol, namun ketika dicampur dengan asam sulfat yang kuat, warna Acid Violet 50 akan berubah menjadi hijau. Sementara itu, jika diencerkan dengan air, Acid Violet 50 akan menampilkan warna ungu. Bahkan, ketika dicampur dengan natrium hidroksida dalam larutan air, zat pewarna dengan nama lain C.I. 50325 akan berubah menjadi merah tua dan mengendap.
Dibawah ini tabel untuk memudahkan Anda dalam memahami perubahan warna Acid Violet 50 dalam berbagai kondisi, yaitu:
Kondisi | Warna |
Dalam air dan etanol | Ungu |
Dicampur dengan asam sulfat kuat | Hijau |
Diencerkan dengan air | Ungu |
Dicampur dengan natrium hidroksida dalam larutan air | Merah tua |
Acid Violet 50 memiliki rumus molekul C29H21N4NaO7S2 dan berat molekul 624,62 gram/mol. Meskipun memiliki potensi untuk digunakan dalam produk kecantikan, penggunaan Acid Violet 50 harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh badan-badan regulasi seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia dan Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat.
Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, lampiran II halaman 206, Acid Violet 50 hanya boleh digunakan untuk kosmetik bilas. Artinya, zat pewarna ungu ini hanya diizinkan untuk digunakan dalam produk-produk yang dibilas atau dihilangkan setelah penggunaan singkat. Regulasi yang serupa juga diterapkan oleh FDA, yang hanya membolehkan penggunaan Acid Violet 50 untuk kosmetik bilas (FDA).
Macam-macam Acid Violet yang belum terdaftar BPOM
Dibawah ini macam-macam Acid Violet yang tidak terdaftar di BPOM berdasarkan informasi dari Chemical Book, yaitu:
Acid Violet 5
Acid Violet 5 adalah pewarna sintetis yang menghasilkan warna ungu merah muda yang dapat digunakan dalam produk kosmetik (Cosmetic Ingredients). Acid Violet 5 dikenal juga dengan nama C.I. Acid Violet 5 dan 4-Hydroxy-5-(phenyl sulfonamide)naphthalene-2,7-disulfonic acid. zat pewarna ini memiliki rumus kimia C25H20N4Na2O10S3 dan nomor CAS 8004-52-2.
Acid Violet 5 diketahui memiliki beberapa karakteristik, seperti dapat larut dalam air dan etanol, menghasilkan warna ungu yang cerah, memiliki rumus kimia C25H20N4Na2O10S3 dan nomor CAS 8004-52-2.
Menurut informasi dari Wolrd Dye Variety (2012), Acid Violet 5 menunjukkan respon warna yang berbeda-beda terhadap lingkungan kimia yang berbeda. Ketika dicampur dengan asam sulfat kuat, Acid Violet 5 akan menghasilkan warna ungu tua yang intens. Sementara itu, jika dicampur dengan asam sulfat encer, warna Acid Violet 5 akan menjadi ungu yang lebih terang. Bahkan, dengan menambahkan larutan natrium hidroksida kental ke dalam larutan air dengan asam klorida kuat, Acid Violet 5 juga dapat menghasilkan warna ungu yang lebih mencolok.
Untuk memudahkan Anda dalam memahami perubahan warna pada Acid Violet 5 dalam berbagai kondisi, berikut kami buat dalam bentuk tabel:
Kondisi | Warna |
Dicampur dengan asam sulfat kuat | Ungu tua intens |
Dicampur dengan asam sulfat encer | Ungu terang |
Dicampur dengan natrium hidroksida kental dalam larutan air dengan asam klorida kuat | Ungu yang mencolok |
Meskipun memiliki potensi yang besar untuk digunakan dalam industri kosmetik, Acid Violet 5 belum diatur secara khusus oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Acid Violet 7
Acid Violet 7 adalah pewarna jenis azo yang menghasilkan warna ungu kemerahan untuk digunakan dalam industri kosmetik (PubMed, 2010). Dengan nomor CAS 4321-69-1, zat pewarna ungu kemerahan ini dikenal juga dengan nama AV-7, CI 18055, dan 2,7-naphthalenedisulfonic acid, 5-(acetylamino)-3-(2-(4-(acetylamino)phenyl)diazenyl)-4-hydroxy-, sodium salt (1:2).
Salah satu karakteristik utama dari pewarna yang dikenal juga dengan nama CI 18055 adalah memiliki kelarutan yang sangat baik dalam air, sehingga memudahkan penggunaannya dalam produk-produk kosmetik yang mengandung air.
Selain kelarutannya, Acid Violet 7 juga memiliki sifat lain yang menguntungkan, seperti tidak mudah menguap dan tahan lama. Artinya warna ungu kemerahan yang dihasilkan oleh Acid Violet 7 ini lebih stabil dan awet, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih konsisten dalam produk kosmetik.
Walaupun memiliki beberapa keunggulan, penggunaan Acid Violet 7 dalam industri kosmetik harus dipertimbangkan karena memiliki potensi toksisitas yang tinggi. Berdasarkan informasi dari ScienceDirect, Acid Violet 7 diklasifikasikan sebagai zat yang sangat beracun.
Selain itu, Acid Violet 7 juga belum terdaftar di Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, sehingga belum dapat digunakan dalam kosmetik di Indonesia.
Acid Violet 66
Acid Violet 66 adalah pewarna ungu cerah dengan nomor CAS 12220-53-0 yang dapat digunakan dalam industri kosmetik (Krishna Industries). Acid Violet 66 dikenal juga dengan nama C.I. Acid Violet 66 dan C.I 29120.
Pewarna yang dikenal juga dengan nama C.I. Acid Violet 66 memiliki warna mencolok dan cerah yang dapat menjadi nilai tambah untuk produk-produk kecantikan. Namun, penggunaan Acid Violet 66 dalam kosmetik harus dilakukan dengan sangat berhati-hati dan mempertimbangkan potensi risikonya.
Menurut informasi dari MDPI, Acid Violet 66 dapat menyebabkan pemutihan pada kulit jika tidak diolah dengan benar dalam formulasi kosmetik. Hal ini mengindikasikan bahwa zat pewarna ungu ini memiliki sifat yang dapat mempengaruhi pigmentasi kulit, sehingga perlu dilakukan pengujian dan penanganan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Selain itu, Acid Violet 66 juga diketahui rentan terhadap abrasi atau pengikisan yang menyebabkannya kurang efektif dalam melindungi kulit dari radiasi ultraviolet. Hal ini tentunya dapat menjadi masalah untuk produk-produk kosmetik yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dari paparan sinar matahari.
Lebih lanjut, jika Acid Violet 66 terfragmentasi menjadi partikel yang terlalu halus, zat pewarna dengan nama lain C.I 29120 dapat menembus kulit lebih dalam, sehingga meningkatkan potensi toksisitasnya.
Acid Violet 90
Acid Violet 90 adalah pewarna ungu muda yang dapat digunakan dalam industri kosmetik (GuideChem). Acid Violet 90 dikenal dengan nama lain seperti CI 60730, Acid Bordeaux MB, dan Acid Violet SB. Selain itu, Acid Violet 90 memiliki nama IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) yaitu dinatrium;kromium;3-hidroksi-4-[(5-hidroksi-3-metil-1-fenilpirazol-4-il)diazenil]naftalena-1-sulfonat.
Zat pewarna yang populer dengan nama CI 60730 diketahui memiliki nomor CAS 6408-29-3 dan rumus molekul C20H15C1N4NaO5S dengan berat molekul 446.41 gram/mol.
Meskipun memiliki warna yang menarik dan dapat digunakan dalam produk kecantikan, penggunaan Acid Violet 90 harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan mempertimbangkan potensi risiko kesehatannya. Menurut informasi dari ColorChem, Acid Violet 90 dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, serta mengiritasi selaput lendir dan saluran pernapasan.
Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa Acid Violet 90 belum terdaftar dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, sehingga belum dapat digunakan untuk kosmetik di Indonesia.
Ragam Produk Kosmetik dengan Kandungan Acid Violet
Berdasarkan Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, ada berbagai jenis Acid Violet yang diizinkan untuk digunakan dalam produk kosmetik, seperti Acid Violet 43 dan 50.
Macam-macam produk kosmetik dengan kandungan Acid Violet 43
- Pewarna rambut semi-permanen, yang mengandung Acid Violet 43 dapat memberikan warna ungu yang menarik pada rambut tanpa perlu melakukan pewarnaan permanen.
- Sampo, dengan bahan Acid Violet 43 bermanfaat untuk menetralisir nada kuning pada rambut yang diwarnai.
- Kondisioner, berbahan Acid Violet 43 berfungsi untuk menjaga warna ungu pada rambut agar tetap cemerlang dan tahan lama.
- Masker rambut, yang diformulasikan dengan Acid Violet 43 mampu memberikan perlindungan dan nutrisi ekstra pada rambut.
- Serum rambut, yang ditambahkan dengan Acid Violet 43 bermanfaat untuk melembapkan dan menyuburkan rambut.
- Gel rambut, yang diperkaya dengan Acid Violet 43 dapat memberikan kilau dan merapikan rambut.
- Masker rambut, dengan penambahan Acid Violet 43 bermanfaat untuk memperbaiki dan melembapkan rambut.
- Pelembap rambut, dengan kandungan Acid Violet 43 berfungsi untuk melembapkan dan memperbaiki rambut.
Macam-macam produk kosmetik dengan kandungan Acid Violet 50
- Sampo, dengan penambahan Acid Violet 50 bermanfaat untuk menetralisir warna kuning pada rambut serta memberikan tampilan lebih cerah dan sehat.
- Kondisioner, yang mengandung Acid Violet 50 berfungsi untuk menjaga warna rambut yang diwarnai agar tetap cemerlang dan menghilangkan noda kuning.
- Masker rambut, yang ditambahkan dengan Acid Violet 50 mampu memulihkan rambut yang rusak dan menambah kilau pada rambut.
- Sabun mandi, yang diperkaya dengan Acid Violet 50 dapat memberikan sensasi warna yang menyegarkan dan sedikit efek pewarnaan pada kulit.
- Masker wajah, yang diformulasikan dengan Acid Violet 50 mampu memberikan efek relaksasi dan mencerahkan warna kulit.
- Sabun cair, berbahan Acid Violet 50 bermanfaat untuk membersihkan wajah secara mendalam dan memberikan tampilan cerah.
- Scrub wajah, dengan bahan Acid Violet 50 berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati dan memberikan efek mencerahkan pada wajah.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan produk kosmetik Anda! Bersama PT Adev Natural Indonesia, mari wujudkan kosmetik berbahan Acid 43 atau 50 yang memikat konsumen.
Tertarik untuk membangun bisnis kecantikan dengan brand Anda sendiri? Jika iya, maka yuk cek katalog produk maklon kosmetik terbaru dari Adev.
FAQ terkait Acid Violet
Apakah Acid Violet aman untuk digunakan?
Keamanan penggunaan pewarna Acid Violet dalam produk kosmetik di Indonesia tergantung pada jenis Acid Violet yang digunakan. Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, hanya dua jenis pewarna Acid Violet yang diizinkan untuk digunakan dalam produk kosmetik, yaitu Acid Violet 43 dan Acid Violet 50.
Di sisi lain, penggunaan pewarna Acid Violet 9 dalam produk kosmetik dilarang oleh BPOM. Sementara itu, ada beberapa jenis pewarna Acid Violet lainnya seperti Acid Violet 5, Acid Violet 7, Acid Violet 66, dan Acid Violet 90 yang belum terdaftar di BPOM. Oleh karena itu, keamanan penggunaan pewarna-pewarna tersebut dalam produk kosmetik masih belum dapat dipastikan.
Apa saja kegunaan dari Acid Violet?
Acid Violet memiliki banyak kegunaan, antara lain menghasilkan warna ungu, menetralkan warna kuning, meningkatkan daya tahan warna, hingga menyembunyikan imperfection pada kulit.
Apa saja bahan pelarut Acid Violet?
Pewarna Acid Violet dapat dilarutkan dalam berbagai jenis pelarut, baik pelarut air maupun pelarut organik. Bahan pelarut yang umum digunakan untuk melarutkan Acid Violet antara lain air, asam asetat, etanol, propilen glikol, dan metanol.Sebagai contoh, jenis pewarna Acid Violet 50 dapat larut dengan baik dalam pelarut air dan etanol (World Dye Variety, 2012).