Linalool

Salah satu bahan yang sering digunakan dalam formulasi produk di industri kosmetik adalah linalool. Linalool merupakan senyawa aromatik alami yang memberikan aroma khas bunga dan sedikit rempah pada produk kosmetik. Selain ditemukan secara alami, linalool juga dapat diproduksi secara sintetis untuk memenuhi permintaan industri.

Sebagai brand owner kosmetik, penting untuk memahami lebih lanjut tentang linalool, baik dari segi sumber, manfaat, hingga aspek keamanannya. Di Uni Eropa, linalool harus dicantumkan pada label produk kosmetik jika konsentrasinya melebihi batas tertentu, untuk membantu konsumen yang mungkin alergi terhadapnya.

Dengan memahami sumber, manfaat, dan aspek keamanan linalool, brand owner kosmetik dapat mengoptimalkan penggunaannya dalam formulasi produk serta memberikan informasi yang transparan kepada konsumen. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk kosmetik yang Anda tawarkan.

Apa itu Linalool?

Linalool adalah senyawa alami dari golongan alkohol terpene yang tidak berwarna dan memiliki aroma harum yang dapat digunakan dalam produk kosmetik (ScienceDirect). Linalool memiliki beberapa nama lain, seperti 3,7-dimethyl-1,6-Octadien-3-ol, β-Linalool, Linalyl alcohol, allo-Ocimenol, Coriandrol, Licareol, Linaloyl oxide, dan p-linalool.

Linalool dapat ditemukan secara alami pada lebih dari 200 spesies tumbuhan, seperti lavender, mint, basil, thyme, dan coriander (cosmile europe). Senyawa ini memiliki aroma bunga yang khas rempah-rempah, sehingga sangat populer digunakan dalam industri parfum dan kosmetik.

Dalam industri kosmetik, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofiani dan Pratiwi, Linalool digunakan sebagai bahan pewangi karena kemampuannya untuk memberikan aroma bunga yang lembut dan menyenangkan.

Selain itu, adanya Linalool dalam formulasi kosmetik tidak hanya meningkatkan pengalaman sensorik konsumen, tetapi juga dapat memberikan manfaat terapeutik. Linalool diketahui memiliki anti-inflamasi dan antiseptiknya, yang dapat membantu dalam menenangkan kulit dan mengurangi iritasi (Orami).

Data Spesifikasi Linalool

  • Nomor CAS: 78-70-6
  • Rumus molekul: C10H18O
  • Bobot molekul: 154.25 g/mol
  • Nama IUPAC: 3,7-Dimethyl octa-1,6-diene-3-ol
  • Nomor EINECS: 201-134-4
  • Nomor MDL: MFCD00008906
  • HS code: 29052210
  • Wujud: Cairan bening
  • Densitas (g/ml 20 °C): 0.859 – 0.863
  • Refractive index (589 nm, 20 °C): 1.1.464

Anda dapat melihat data MSDS lengkap dari penjual linalool seperti Bloom Tech China.

Fungsi dan Kegunaan Linalool pada Kosmetik

Sebagai pewangi alami

Linalool adalah senyawa aromatik alami yang banyak ditemukan dalam minyak atsiri dari berbagai tanaman, seperti lavender, kenanga, dan bergamot (Hello Sehat). Linalool dapat memberikan aroma khas yang harum dan menyegarkan, sehingga sering digunakan sebagai bahan pewangi dalam berbagai produk kosmetik.

Dilansir dari LABCOS, Linalool diketahui memiliki keunggulan dibandingkan pewangi sintetis karena lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan kulit.

Penggunaan linalool sebagai pewangi dalam kosmetik juga dapat memberikan manfaat tambahan untuk kesehatan kulit karena memiliki antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan yang baik untuk kulit (Nusantics).

Untuk mengatasi jerawat dan infeksi kulit

Dikutip dari STIKES Banyuwangi, jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami, terutama oleh remaja, akibat tersumbatnya pori-pori oleh minyak berlebih, sel kulit mati, dan bakteri. Linalool yang terkandung dalam essential oil seperti lavender atau mawar dapat mengatasi masalah jerawat.

Antibakteri yang dimiliki linalool efektif untuk membunuh bakteri penyebab jerawat, seperti Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis (Jurnal UAJY). Selain itu, efek antiinflamasi dari linalool juga dapat meredakan peradangan dan kemerahan pada kulit berjerawat. Dengan begitu, kosmetik yang mengandung linalool dapat mengontrol minyak berlebih, menenangkan kulit yang meradang, dan mencegah timbulnya jerawat baru.

Tak hanya jerawat, menurut Halodoc, linalool juga bermanfaat untuk mengatasi infeksi kulit lainnya seperti eksim, kudis, dan luka. Kandungan antibakteri, antijamur, dan anti inflamasi dalam linalool dapat mengobati infeksi, mempercepat penyembuhan luka, serta meredakan gatal dan iritasi pada kulit. 

Untuk menenangkan dan mengurangi stres

Berdasarkan informasi dari Kumparan, aroma Linalool yang harum dan menyegarkan dapat memberikan sensasi relaksasi pada pikiran dan tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa aroma linalool dari essential oil seperti lavender dapat menurunkan tingkat kecemasan, stres, dan membuat perasaan menjadi lebih tenang (Liputan6.com). Efek relaksasi ini didapat karena linalool dapat menstimulasi sistem saraf dan mempengaruhi produksi hormon yang membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Produk kosmetik dan perawatan tubuh yang mengandung linalool dapat digunakan untuk mendapatkan manfaat relaksasi ini. Dengan demikian, selain merawat kesehatan dan kecantikan fisik, linalool dalam kosmetik juga dapat mendukung pada kesehatan mental yang lebih baik.

Beberapa Uji saat Formulasi Kosmetik dengan Linalool

linalool

Uji keamanan

Uji keamanan bertujuan untuk memastikan bahwa bahan tersebut aman digunakan dan tidak menimbulkan efek samping untuk konsumen. Dilansir dari Notifkos POM, Uji keamanan meliputi evaluasi toksikologi, seperti uji toksisitas akut, uji iritasi kulit, uji sensitisasi kulit, dan uji toksisitas jangka panjang.

Selain itu, Anda juga perlu melakukan penilaian risiko untuk menentukan batas penggunaan yang aman dari linalool dalam formulasi kosmetik. Batas penggunaan ini harus mempertimbangkan konsentrasi linalool, jenis produk, dan frekuensi penggunaan. Dengan melakukan uji keamanan yang menyeluruh, Anda dapat memastikan bahwa produk yang mengandung linalool aman digunakan oleh konsumen.

Uji keamanan juga harus dilakukan pada formulasi akhir produk kosmetik yang ditambahkan dengan linalool. Hal ini penting karena reaksi antara linalool dengan bahan-bahan lain dalam formulasi dapat mempengaruhi keamanannya. Dengan menguji keamanan formulasi kosmetik, Anda dapat memastikan bahwa produk tersebut tetap aman dan stabil selama masa penyimpanan dan penggunaan oleh konsumen.

Uji stabilitas

Tujuan dari uji stabilitas adalah untuk memastikan bahwa produk tetap stabil dan mempertahankan kualitasnya selama masa penyimpanan dan penggunaan. Berdasarkan hasil penelitian Indriani (2021) bahwa uji stabilitas meliputi evaluasi perubahan fisik, kimia, dan mikrobiologi dari produk selama periode waktu tertentu dalam kondisi penyimpanan yang berbeda.

Dalam uji stabilitas, produk kosmetik yang diformulasikan dengan linalool harus dievaluasi dalam berbagai kondisi, seperti suhu, kelembaban, dan paparan cahaya. Parameter yang diamati meliputi perubahan warna, bau, tekstur, pH, viskositas, dan kandungan bahan aktif. Hasil uji stabilitas akan memberikan informasi tentang umur simpan produk dan kondisi penyimpanan yang optimal untuk mempertahankan kualitasnya.

Selain itu, uji stabilitas juga penting untuk mengevaluasi kompatibilitas linalool dengan bahan-bahan lain dalam formulasi kosmetik. Reaksi antara linalool dan bahan lain dapat mempengaruhi stabilitas dan efektivitas produk. Dengan melakukan uji stabilitas, maka formulasi kosmetik dapat dioptimalkan untuk memastikan bahwa linalool tetap stabil dan efektif dalam produk kosmetik.

Uji alergi dan reaksi kulit

Meskipun linalool umumnya dianggap aman, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi atau iritasi kulit setelah menggunakan produk yang mengandung bahan linalool. Oleh karena itu, penting untuk melakukan uji alergi dan reaksi kulit sebelum menggunakan linalool dalam produk kosmetik yang dipasarkan secara luas (Rubianti dan Rosita, 2019).

Uji alergi dapat dilakukan melalui uji tempel (patch test) pada sekelompok individu yang representatif. Dalam uji tempel, produk yang mengandung linalool dioleskan pada kulit dan diamati selama beberapa hari untuk melihat tanda-tanda reaksi alergi, seperti kemerahan, gatal-gatal, atau pembengkakan. Jika terjadi reaksi alergi pada sejumlah peserta uji, maka penggunaan linalool dalam produk tersebut perlu dipertimbangkan kembali atau konsentrasinya perlu disesuaikan.

Selain uji alergi, uji reaksi kulit juga penting untuk mengevaluasi potensi iritasi yang dapat ditimbulkan oleh produk kosmetik dengan penambahan linalool. Uji reaksi kulit ini dapat dilakukan dengan mengoleskan produk pada kulit sehat dan mengamati tanda-tanda iritasi, seperti kemerahan, gatal, atau kulit kering. Hasil uji reaksi kulit akan memberikan informasi tentang toleransi kulit terhadap produk dan membantu dalam pengembangan formulasi kosmetik yang lembut dan tidak mengiritasi.

Jenis Produk Kosmetik yang Mengandung Linalool

Parfum dan Cologne

Linalool adalah komponen utama dalam banyak parfum mewah, ditemukan dalam 90-95% parfum prestisius di pasaran.

Dalam parfum, linalool sering digunakan sebagai top note yang memberikan sentuhan aroma bunga dan sedikit rempah. Kadarnya dalam parfum biasanya berkisar antara 5-20%, tergantung pada jenis aroma yang diinginkan.

Parfum biasanya dikemas dalam botol kaca atau plastik dengan tutup semprot atau tutup tetes. Ukuran kemasan bervariasi, mulai dari 30ml hingga 100 ml untuk ukuran travel, hingga 200 ml atau lebih untuk ukuran reguler.

Yuk lihat penawaran jasa maklon parfum terbaru dari Adev.

Produk Perawatan Kulit

Linalool sering ditambahkan dalam formulasi krim, losion, dan produk perawatan kulit lainnya untuk memberikan aroma yang menyenangkan dan kadang-kadang untuk manfaat anti-inflamasi.

Kadarnya dalam produk perawatan kulit biasanya berkisar antara 0,1-1%, tergantung pada jenis produk dan efek yang diinginkan.

Produk perawatan kulit biasanya dikemas dalam kemasan tube, botol, atau jar dengan ukuran netto antara 30ml hingga 200ml, tergantung pada jenis produk dan target konsumen.

Yuk lihat penawaran jasa maklon krim wajah terbaru dari Adev.

Produk Perawatan Rambut

Linalool digunakan dalam sampo, kondisioner, dan produk perawatan rambut lainnya untuk memberikan aroma segar dan bunga. Kadarnya dalam produk perawatan rambut biasanya berkisar antara 0,1-1%, tergantung pada jenis produk dan efek yang diinginkan.

Produk perawatan rambut biasanya dikemas dalam botol plastik atau kemasan tube dengan ukuran netto antara 200 ml hingga 1 liter, tergantung pada jenis produk dan target konsumen.

Yuk lihat penawaran jasa maklon shampoo terbaru dari Adev.

Sabun

Linalool juga sering ditambahkan dalam produk kebersihan pribadi seperti sabun, deterjen, dan produk pembersih lainnya untuk memberikan aroma yang menyenangkan. Kadarnya dalam produk ini biasanya berkisar antara 0,1-1%, tergantung pada jenis produk dan efek yang diinginkan.

Produk kebersihan pribadi biasanya dikemas dalam botol plastik atau kemasan tube dengan ukuran netto antara 200 ml hingga 1 liter, tergantung pada jenis produk dan target konsumen.

Yuk lihat penawaran jasa maklon sabun cair terbaru dari Adev.

Perlu diingat bahwa kadar linalool dalam produk kosmetik harus sesuai dengan peraturan dan pedoman yang berlaku, serta mempertimbangkan potensi reaksi alergi pada konsumen yang sensitif terhadap bahan ini.

Bagi Anda yang tertarik untuk memiliki brand kecantikan sendiri, cobalah untuk mengecek katalog produk maklon kosmetik dari Adev terlebih dahulu.

FAQ terkait Linalool

Apakah Linalool aman untuk digunakan dalam kosmetik?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Simaremare (2017), Linalool dianggap aman untuk digunakan dalam kosmetik dengan konsentrasi yang sesuai.

Badan ilmiah Uni Eropa telah mengidentifikasi Linalool sebagai bahan yang berpotensi menyebabkan reaksi kulit seperti gatal, benjolan, atau kemerahan (Cosmile Europe). Hal ini disebabkan karena Linalool dapat menghasilkan hidroperoksida alilik ketika terkena udara dan teroksidasi.

Oleh karena itu, badan ilmiah Uni Eropa menyarankan untuk menghindari penggunaan produk kosmetik tanpa pembilasan (leave-on) yang mengandung Linalool dalam konsentrasi tinggi.

Apakah ada alternatif alami pengganti Linalool dalam kosmetik?

Ya, ada beberapa alternatif alami yang dapat digunakan untuk menggantikan Linalool dalam produk kosmetik, antara lain minyak lavender, minyak jeruk, minyak rosewood, minyak chamomile, dan ekstrak bunga mawar. 

Apakah ada efek samping dari penggunaan Linalool?

Meskipun Linalool dianggap aman untuk digunakan dalam kosmetik, ada kemungkinan efek samping yang dapat terjadi, terutama pada individu dengan sensitivitas tinggi. Efek samping yang paling umum dari penggunaan Linalool dalam kosmetik adalah reaksi alergi kulit, seperti kemerahan, gatal, dan iritasi.

Tinggalkan komentar


whatsapp-adev