Antioksidan

Dalam dunia kecantikan dan perawatan kulit, inovasi dan kualitas bahan menjadi kunci utama untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Salah satunya adalah antioksidan dalam formulasi produk kosmetik.

Bagi pengusaha dan pemilik brand kosmetik, memahami peran dan potensi antioksidan dalam produk kosmetik adalah esensial guna mengembangkan formulasi yang efektif dan inovatif.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya antioksidan dalam industri kosmetik, mekanisme kerja antioksidan, fungsi dan kegunaan antioksidan, berbagai jenis antioksidan, dan produk kosmetik yang bisa anda buat dengan antioksidan.

Apa itu Bahan Antioksidan?

Antioksidan adalah senyawa yang berperan dalam melindungi produk kosmetik dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif, sehingga dapat merusak bahan penting dalam produk kosmetik seperti lipid dan protein. 

Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan elektronnya  terhadap radikal bebas, sehingga menstabilkan dan menghentikan reaksi berantai yang merusak (Halodoc). Dengan adanya antioksidan, produk kosmetik dapat terjaga kualitas, keamanan, efektivitas, dan masa simpannya lebih lama.

Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Muflihunna dan Mu’nisa (2023), antioksidan juga memberikan manfaat tambahan untuk kulit, yaitu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan dini, keriput, bintik hitam, dan masalah kulit lainnya.

Cara Kerja Antioksidan dalam Kosmetik

antioksidan 1

1 Menetralkan Radikal Bebas

Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas yang terbentuk akibat paparan sinar UV, polusi, dan faktor lingkungan lainnya.

Radikal bebas adalah molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan, yang membuatnya sangat reaktif dan dapat merusak sel-sel kulit.

Antioksidan mendonorkan elektron pada radikal bebas, sehingga radikal bebas menjadi stabil dan tidak merusak sel-sel kulit lebih lanjut.

2 Menghambat Reaksi Oksidasi

Antioksidan dapat menghambat reaksi oksidasi yang terjadi pada kulit. Reaksi oksidasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada lipid, protein, dan DNA dalam sel kulit. Dengan menghambat reaksi ini, antioksidan membantu mencegah kerusakan sel dan memperlambat proses penuaan kulit.

3 Meningkatkan Produksi Kolagen

Beberapa antioksidan, seperti vitamin C, dapat merangsang produksi kolagen dalam kulit. Kolagen adalah protein yang penting untuk menjaga elastisitas dan kekuatan kulit. Dengan meningkatkan produksi kolagen, antioksidan membantu menjaga kulit tetap kenyal dan mengurangi munculnya garis halus dan kerutan.

4 Mengurangi Peradangan

Antioksidan juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada kulit. Ini sangat bermanfaat untuk mengatasi kondisi kulit seperti jerawat dan rosacea, serta mengurangi kemerahan dan iritasi.

5 Melindungi dari Kerusakan Fotooksidatif

Antioksidan seperti astaxanthin dan beta-karoten dapat melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar UV. Mereka bekerja dengan menyerap sinar UV dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ini, yang dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit.

Dalam memformulasikan produk kosmetik yang mengandung antioksidan, perlu diperhatikan stabilitas, kompatibilitas, dan kemampuan penetrasi antioksidan ke dalam kulit agar dapat bekerja secara efektif.

Stabilitas antioksidan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cahaya, udara, dan suhu. Oleh karena itu, formulasi yang baik harus mempertimbangkan penggunaan bahan pengawet dan kemasan yang tepat untuk melindungi antioksidan dari degradasi.

Dengan memanfaatkan bahan antioksidan dalam produk kosmetik, Anda dapat menawarkan produk yang tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga melindungi dan merawat kesehatan kulit secara menyeluruh.

Fungsi dan Kegunaan Bahan Antioksidan

Untuk melindungi kulit dari radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dari paparan sinar UV, polusi, asap rokok, dan faktor eksternal lainnya. Radikal bebas yang berlebihan dapat menyebabkan stres oksidatif pada kulit yang memicu kerusakan sel, penuaan dini, dan masalah kulit lainnya (Alodokter).

Menurut Dinkes Kalbar, antioksidan bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas, sehingga mencegah reaksi oksidasi berantai yang merusak sel-sel kulit. Antioksidan juga memiliki anti inflamasi yang dapat mengurangi peradangan pada kulit (Okadoc). Berbagai jenis antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan polifenol sering digunakan dalam produk kosmetik untuk memberikan perlindungan antioksidan pada kulit (Diricare).

Berdasarkan hasil penelitian Muflihunna dan Mu’nisa, penggunaan antioksidan dalam kosmetik dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, mengurangi kerutan dan garis halus, mencerahkan kulit, serta menjaga kesehatan dan kelembaban kulit secara keseluruhan.

Untuk menjaga kualitas produk kosmetik

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Normalina, antioksidan dapat menghambat proses oksidasi pada bahan-bahan dalam formulasi kosmetik, sehingga mencegah kerusakan dan perubahan sifat fisik maupun kimia produk kosmetik.

Oksidasi pada kosmetik dapat menyebabkan perubahan warna, bau, kekentalan, serta penurunan efektivitas bahan aktif yang terdapat dalam kosmetik. Penambahan antioksidan dalam formulasi kosmetik dapat memperlambat proses oksidasi tersebut, sehingga produk lebih stabil dan tahan lama. Antioksidan juga dapat melindungi bahan-bahan yang sensitif seperti minyak, lemak, dan ekstrak tanaman dari kerusakan oksidatif (DSpace UII).

Pemilihan jenis dan konsentrasi antioksidan yang tepat serta penggunaan kemasan kedap udara juga penting untuk memaksimalkan efek perlindungan antioksidan dalam menjaga kualitas produk kosmetik. 

Untuk meningkatkan daya tahan produk kosmetik

Antioksidan dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi yang merusak bahan-bahan dalam formulasi kosmetik (Yankes Kemkes).

Oksidasi merupakan salah satu faktor utama yang membatasi umur simpan produk kosmetik. Tanpa adanya antioksidan, produk kosmetik lebih rentan mengalami perubahan warna, bau, tekstur, serta penurunan efektivitas bahan aktif dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini tentu akan mengurangi daya tahan produk dan masa penggunaan oleh konsumen.

Dengan menambahkan antioksidan, stabilitas produk kosmetik dapat dijaga dalam jangka waktu yang lebih lama. Berdasarkan penelitian dari Tonthawi dan Musfiroh, produk kosmetik akan lebih tahan terhadap paparan udara, cahaya, dan perubahan suhu yang dapat memicu oksidasi. Antioksidan juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat merusak produk kosmetik, terutama pada produk kosmetik dengan kandungan air yang tinggi. Daya tahan produk yang lebih baik tentu akan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap brand kosmetik tersebut.

Untuk Menjaga kelembaban dan elastisitas kulit

Antioksidan dapat meningkatkan produksi kolagen dan elastin dalam kulit, sehingga membantu menjaga kelembaban dan elastisitas kulit agar tetap kenyal dan awet muda (halodoc). 

Untuk Mencerahkan warna kulit

Beberapa jenis antioksidan memiliki kemampuan untuk menghambat produksi melanin berlebih, sehingga dapat membantu mencerahkan warna kulit dan mengurangi hiperpigmentasi.

Peraturan BPOM No. 3 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Klaim Kosmetika menetapkan ketentuan untuk klaim produk, termasuk klaim terkait antioksidan. Klaim harus memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan, dan mutu kosmetika serta tidak menyesatkan konsumen. Baca peraturan lengkapnya di sini.

Kategori Antioksidan

Antioksidan alami

Bahan antioksidan alami adalah senyawa yang diperoleh secara alami dari bahan-bahan pangan. Antioksidan alami ini dapat berasal dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan maupun yang diisolasi dari sumber alami dan digunakan pada kosmetik. 

Contoh antioksidan alami yang sering digunakan dalam produk kosmetik antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin E, polifenol, glutathione, dan asam ellagic (Halodoc).

Dilansir dari Haerani dkk, tanaman yang mengandung karotenoid dan polifenol juga banyak digunakan sebagai bahan kosmetik karena memiliki efek antioksidan yang baik.

Beberapa contoh bahan antioksidan alami lain yang sering digunakan dalam produk kosmetik adalah alpukat, air jeruk nipis atau lemon, minyak zaitun, dan kuning telur (Cimahi Kota).

Selain itu, ekstrak dari berbagai jenis buah seperti stroberi, anggur, delima, dan buah beri juga banyak dimanfaatkan karena kandungan antioksidannya yang tinggi (Siloam Hospitals).

Penggunaan antioksidan alami dalam produk kosmetik dianggap lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan bahan antioksidan sintetis.

Antioksidan alami juga memiliki manfaat yang lebih banyak tidak hanya untuk kesehatan kulit tapi juga untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, tren penggunaan bahan-bahan alami sebagai antioksidan dalam produk kosmetik semakin meningkat.

Antioksidan sintetis

Bahan antioksidan sintetis adalah bahan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia dan diproduksi untuk tujuan komersial.

Beberapa contoh antioksidan sintetis yang umum digunakan antara lain Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), Propil Galat, Tert-Butil Hidroksi Quinon (TBHQ), dan Tokoferol (Global Solusi Ingredia).

Antioksidan sintetis seperti BHT dan BHA sering digunakan dalam produk kosmetik karena efektivitasnya dalam menghambat oksidasi (Repository Unissula).

Namun, penggunaan antioksidan sintetis dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping untuk kesehatan karena sifatnya yang dapat terakumulasi dalam tubuh. 

Meskipun demikian, bahan antioksidan sintetis masih banyak digunakan dalam produk kosmetik karena harganya yang relatif lebih murah dan lebih stabil dibandingkan antioksidan alami.

Jenis Antioksidan dalam Kosmetik

Beberapa jenis antioksidan yang umum digunakan dalam produk kosmetik antara lain:

Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, mencerahkan kulit, dan meningkatkan produksi kolagen. 

Vitamin E (Tokoferol)

Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, serta membantu menjaga kelembaban kulit. Ekstrak tanaman lainnya adalah:

  • Ekstrak rosemary (Rosemary extract) 
  • Ekstrak anggur (Grape extract) 
  • Ekstrak teh hijau (Green tea extract) 

Ekstrak Tanaman

Banyak ekstrak tanaman seperti teh hijau, delima, anggur, dan buah-buahan lainnya yang kaya akan senyawa antioksidan alami seperti polifenol, flavonoid, dan antosianin. 

Koenzim Q10

Koenzim Q10 merupakan antioksidan alami yang diproduksi oleh tubuh dan berperan dalam memperlambat penuaan kulit. 

Dalam memformulasikan produk kosmetik yang mengandung antioksidan, perlu diperhatikan stabilitas, kompatibilitas, dan kemampuan penetrasi antioksidan ke dalam kulit agar dapat bekerja secara efektif.

Peraturan BPOM No. 23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika menyebutkan daftar bahan yang diizinkan, dilarang, dan pembatasan penggunaan tertentu untuk memastikan keamanan produk kosmetik. 

Selain antioksidan sintetis seperti BHT dan BHA yang saat ini masih diizinkan dengan pembatasan, BPOM juga mengizinkan penggunaan antioksidan alami yang berasal dari ekstrak tanaman seperti yang disebutkan di atas.

Jenis Produk Kosmetik dengan Kandungan Antioksidan

1. Serum Wajah

Serum wajah adalah salah satu produk kosmetik yang paling sering mengandung antioksidan. Komposisi serum wajah biasanya mencakup bahan-bahan seperti vitamin C, vitamin E, ekstrak teh hijau, dan resveratrol.

Vitamin C dalam serum wajah sering hadir dalam bentuk asam askorbat atau turunannya seperti sodium ascorbyl phosphate, yang berfungsi untuk mencerahkan kulit dan meningkatkan produksi kolagen.

Vitamin E, atau tokoferol, membantu melembabkan kulit dan melindunginya dari kerusakan akibat radikal bebas. Ekstrak teh hijau, yang kaya akan polifenol, memberikan manfaat anti-inflamasi dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV.

Serum wajah biasanya dikemas dalam botol kaca kecil dengan dropper untuk menjaga stabilitas bahan aktif dan memudahkan aplikasi. Isi netto per kemasan bervariasi, tetapi umumnya berkisar antara 15 ml hingga 30 ml.

Yuk lihat penawaran jasa maklon serum wajah terbaru dari Adev.

2. Pelembab/Moisturizer

Pelembab wajah sering mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, dan ekstrak buah-buahan.

Vitamin C dan E bekerja sinergis untuk melindungi kulit dari kerusakan oksidatif dan meningkatkan kelembapan kulit.

Koenzim Q10, yang juga dikenal sebagai ubiquinone, membantu memperlambat proses penuaan dengan meningkatkan produksi energi dalam sel-sel kulit.

Pelembab biasanya dikemas dalam jar atau tube untuk memudahkan penggunaan dan menjaga kebersihan produk. Isi netto per kemasan pelembab umumnya berkisar antara 30 ml hingga 50 ml.

Yuk lihat penawaran jasa maklon pelembab terbaru dari Adev.

3. Masker Wajah

Masker wajah yang mengandung antioksidan sering diformulasikan dengan bahan-bahan seperti ekstrak buah-buahan (misalnya, lemon, delima), teh hijau, dan vitamin C.

Ekstrak lemon, yang kaya akan vitamin C, membantu mencerahkan kulit dan meningkatkan produksi kolagen. Teh hijau memberikan manfaat anti-inflamasi dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV.

Masker wajah biasanya dikemas dalam sachet atau jar, dengan isi netto per kemasan bervariasi antara 20 ml hingga 50 ml, tergantung pada jenis dan bentuk masker (sheet mask, clay mask, atau gel mask).

Yuk lihat penawaran jasa maklon masker wajah terbaru dari Adev.

4. Tabir Surya

Tabir surya yang mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan ekstrak teh hijau memberikan perlindungan tambahan terhadap kerusakan akibat sinar UV.

Vitamin C dan E bekerja bersama untuk menetralkan radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari, sementara teh hijau membantu mengurangi peradangan dan melindungi kulit dari kerusakan kolagen.

Tabir surya biasanya dikemas dalam tube atau botol pump untuk memudahkan aplikasi dan menjaga stabilitas bahan aktif. Isi netto per kemasan tabir surya umumnya berkisar antara 30 ml hingga 100 ml.

Yuk lihat penawaran jasa maklon sunscreen terbaru dari Adev.

5. Sabun Wajah

Sabun wajah yang mengandung antioksidan sering diformulasikan dengan bahan-bahan seperti vitamin C, vitamin E, dan ekstrak teh hijau.

Vitamin C dalam sabun wajah membantu mencerahkan kulit dan melindunginya dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin E berfungsi sebagai pelembab dan pelindung kulit dari kerusakan oksidatif.

Ekstrak teh hijau, yang kaya akan polifenol, memberikan manfaat anti-inflamasi dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV.

Kadar bahan aktif antioksidan dalam sabun wajah harus disesuaikan agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

Kemasan sabun wajah yang ideal adalah botol pump atau bar yang dilengkapi dengan kemasan pelindung untuk menjaga kebersihan dan stabilitas produk.

Isi netto per kemasan sabun wajah umumnya berkisar antara 100 ml hingga 200 ml, tergantung pada bentuk dan jenis sabun.

Yuk lihat penawaran jasa maklon sabun wajah (face wash) terbaru dari Adev.

6. Krim Anti-Aging

Krim anti-aging sering mengandung antioksidan seperti retinol, vitamin C, vitamin E, dan koenzim Q10.

Retinol, yang merupakan turunan vitamin A, membantu merangsang produksi kolagen dan memperbaiki tekstur kulit.

Vitamin C dan E bekerja bersama untuk melindungi kulit dari kerusakan oksidatif dan meningkatkan elastisitas kulit.

Koenzim Q10 membantu memperlambat proses penuaan dengan meningkatkan produksi energi dalam sel-sel kulit.

Kadar bahan aktif dalam krim anti-aging biasanya berkisar antara 0,5% hingga 2% untuk retinol, dan 5% hingga 20% untuk vitamin C.

Kemasan yang ideal untuk krim anti-aging adalah jar atau tube yang kedap udara untuk mencegah oksidasi bahan aktif. Isi netto per kemasan krim anti-aging umumnya berkisar antara 30 ml hingga 50 ml.

Yuk lihat penawaran jasa maklon krim anti aging terbaru dari Adev.

7. Lotion

Lotion yang mengandung antioksidan sering diformulasikan dengan bahan-bahan seperti ekstrak bunga telang, ekstrak daun kelor, dan ekstrak teh hijau.

Ekstrak bunga telang mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan kuat, melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.

Ekstrak daun kelor kaya akan vitamin C dan E, yang membantu meningkatkan kelembaban dan elastisitas kulit.

Ekstrak teh hijau memberikan manfaat anti-inflamasi dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV.

Kadar bahan aktif antioksidan dalam lotion biasanya berkisar antara 1% hingga 5%, tergantung pada jenis dan potensi bahan aktif.

Kemasan yang ideal untuk lotion adalah botol pump atau tube yang kedap udara untuk menjaga stabilitas bahan aktif. Isi netto per kemasan lotion umumnya berkisar antara 100 ml hingga 200 ml.

Yuk lihat penawaran jasa maklon lotion terbaru dari Adev.

Apakah Anda memiliki rencana untuk membangun bisnis kecantikan dengan merek sendiri? Jika demikian, yuk lihat katalog produk maklon kosmetik dari Adev sebagai acuan awal.

FAQ terkait Bahan Antioksidan

Apakah ada efek samping dari penggunaan produk kosmetik yang mengandung antioksidan?

Penggunaan produk kosmetik yang mengandung bahan antioksidan umumnya dianggap aman untuk kebanyakan orang.

Namun, seperti halnya bahan aktif lainnya, potensi efek samping bisa terjadi tergantung pada sensitivitas individu terhadap komponen tertentu dalam produk. Misalnya, vitamin C dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan iritasi pada kulit sensitif (CNN Indonesia).

Apa saja bahan antioksidan yang umum ditemukan dalam kosmetik?

Bahan antioksidan yang umum ditemukan dalam produk kosmetik termasuk vitamin C, vitamin E, flavonoid, dan beta-karoten. Vitamin C populer karena kemampuannya dalam mencerahkan kulit dan melawan kerusakan akibat sinar UV.

Vitamin E sering digunakan untuk memperbaiki kerusakan kulit dan melembabkan. Sementara, Flavonoid dan beta-karoten yang banyak ditemukan dalam ekstrak tanaman juga memiliki sifat antioksidan yang kuat untuk melindungi kulit dari radikal bebas (Yankes Kemkes).

Apakah bahan antioksidan dalam kosmetik bisa terurai atau kehilangan efektivitasnya?

Bahan antioksidan dalam kosmetik bisa terurai atau kehilangan efektivitasnya seiring waktu, terutama jika terpapar udara atau cahaya.

Dilansir dari Notifkos POM, vitamin C, misalnya, sangat sensitif terhadap cahaya dan udara, sehingga produk kosmetik  yang mengandung vitamin C harus disimpan dengan baik untuk mempertahankan efektivitasnya. 

Apakah produk kosmetik dengan bahan antioksidan cocok untuk semua jenis kulit?

Produk kosmetik dengan bahan antioksidan umumnya cocok untuk semua jenis kulit, namun response individu bisa berbeda. Misalnya, beberapa orang dengan kulit sensitif mungkin merasa iritasi dengan produk kosmetik yang diformulasikan dengan bahan antioksidan.Oleh karena itu, penting untuk memilih produk yang sesuai dengan jenis dan kondisi kulit Anda. Untuk kulit sensitif, mungkin lebih baik memilih produk dengan konsentrasi antioksidan yang lebih rendah atau formula yang dirancang khusus untuk kulit sensitif (Beauty Haul).

Tinggalkan komentar


whatsapp-adev