Karamel

Setiap pengusaha kosmetik, mungkin salah satunya Anda, yang memproduksi kosmetik berwarna orange kecoklatan tentu menginginkan warna yang aman, stabil, dan tahan lama. Akan tetapi, menemukan warna orange kecoklatan yang stabil dan awet pada produk kosmetik bukanlah perkara mudah. Banyak pewarna sintetis yang digunakan justru dapat menimbulkan risiko seperti iritasi kulit dan alergi pada konsumen.

Di lain sisi, tren produk alami dan ramah lingkungan terus berkembang. Tren tersebut mendorong permintaan akan pewarna alami yang lebih aman dibandingkan pewarna sintetis. Namun, sebagian besar pewarna alami cenderung mudah pudar saat terpapar cahaya atau perubahan pH. Hal ini tentu menyulitkan untuk mendapatkan warna orange kecoklatan yang tahan lama pada produk kosmetik yang diharapkan tetap menarik dalam jangka waktu lama.

Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah karamel. Karamel dikenal sebagai pewarna alami yang aman, stabil, dan tahan lama untuk produk kosmetik Anda. Pewarna orange kecoklatan ini diproses dari pemanasan gula, sehingga mampu memberikan warna yang stabil dan awet untuk tetap menjaga daya tarik produk di mata konsumen.

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang Karamel pada proses produksi kosmetik, maka artikel ini akan memberikan wawasan dan insight yang Anda butuhkan. Mulai dari definisi, karakteristik, fungsi, ketentuan, hingga penerapannya dalam berbagai produk kosmetik. Oleh karena itu, yuk baca artikel ini sampai tuntas.

Apa itu Karamel?

Karamel adalah pewarna alami jenis siklik keton yang dapat memberikan warna oranye kecoklatan pada produk kosmetik. Karamel juga dikenal dengan sebutan plain caramel, the Color of Soy Sauce, dan Caramel. Dilansir dari Wikipedia Bahasa Indonesia, warna oranye kecoklatan pada Caramel dihasilkan oleh tiga kelompok polimer utama, seperti karamelan (C24H36O18), karamelen (C36H50O25), dan karamelin (C125H188O80).

Proses pembuatan karamel sebagai pewarna kosmetik dimulai dengan memanaskan gula (sukrosa) pada suhu 150 – 260°C hingga mencair dan berubah warna menjadi coklat gelap akibat reaksi karamelisasi. Proses pembuatan karamel ini melibatkan dekomposisi sukrosa menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti fruktosa dan glukosa, yang kemudian mengalami reaksi-reaksi lebih lanjut seperti dehidrasi dan polimerisasi. Hasil akhir dari proses pembuatan ini adalah campuran kompleks dari berbagai senyawa seperti karamelan, karamelen, dan karamelin yang menghasilkan warna oranye kecoklatan.

Selain itu, plain caramel memiliki beberapa kelebihan sebagai pewarna kosmetik, seperti stabilitas panas dan cahaya yang baik, tidak berbau, dan aman untuk digunakan. Karamel telah disetujui oleh badan regulasi di banyak negara, seperti Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

Karakteristik Karamel

karamel adalah bahan kosmetik
  • Nama kimia: 3,5-Dimethyl-1,2-cyclopentanedione
  • Struktur kimia: C7H10O2
  • Nomor CAS: 8028-89-5
  • EINECS: 232-435-9
  • Wujud: Cairan kental dengan warna oranye kecoklatan
  • Stabil pada pH: 3,5 – 6
  • Stabil pada suhu: 104.4 – 232.2° C
  • Titik didih: 312,0±42,0°C
  • Titik leleh: 91 – 92°C
  • Indeks bias: 1,513
  • Nama lain: plain caramel, the Color of Soy Sauce, dan Caramel.

Fungsi dan Kegunaan Karamel

Sebagai pewarna oranye kecoklatan alami

Dilansir dari Orami (2024), karamel menghasilkan warna oranye kecoklatan. Warna oranye kecoklatan ini diperoleh tanpa bahan kimia sintetis, sehingga cocok untuk konsumen yang mencari produk kosmetik natural dan minim resiko efek samping seperti iritasi kulit.  

Karamel merupakan pewarna alami yang berasal dari proses pemanasan gula. Penggunaan Caramel dalam industri kosmetik menjadi semakin populer karena meningkatnya tren gaya hidup sehat dan ramah lingkungan di masyarakat. Konsumen semakin sadar akan pentingnya menggunakan produk-produk yang aman dan tidak membahayakan kesehatan kulit. Dengan menggunakan karamel sebagai pewarna, maka Anda dapat memenuhi permintaan tersebut sambil tetap menawarkan produk-produk dengan warna yang menarik dan natural.

Selain itu, karamel juga dikenal sebagai pewarna yang stabil dan tahan lama. Sifat ini membuat Caramel sangat cocok digunakan dalam produk-produk kosmetik yang memiliki masa simpan yang panjang. Stabilitas warna yang diberikan oleh plain caramel memastikan bahwa produk kosmetik tidak akan cepat pudar atau berubah warna seiring waktu. 

Untuk mencegah pudarnya warna kosmetik

Karamel memiliki kemampuan untuk menjaga agar warna kosmetik tetap tahan lama dan konsisten (ECHEMI, 2023). Kemampuan karamel ini sangatlah penting karena perubahan warna yang tidak diinginkan dapat mengurangi estetika dan daya tarik produk kosmetik di mata konsumen.

Mekanisme kerja karamel dalam mencegah pudarnya warna kosmetik adalah dengan mengikat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada warna. Radikal bebas ini terbentuk secara alami selama proses penyimpanan dan penggunaan produk kosmetik. Namun, ketika karamel diformulasikan dalam kosmetik, senyawa ini bertindak sebagai pengikat radikal bebas yang efektif, menangkap dan menetralkan radikal bebas tersebut sebelum bereaksi dengan pigmen warna.

Dengan menggunakan karamel dalam formulasi kosmetik, maka Anda dapat memastikan bahwa warna produk akan tetap cemerlang dan konsisten selama masa penyimpanan dan penggunaan yang wajar. 

Untuk memberikan efek bronzing pada kulit

Menurut SpecialChem, karamel memiliki kemampuan untuk memberikan efek bronzing yang natural pada kulit. 

Efek bronzing yang diberikan oleh karamel ini bekerja dengan cara menyamarkan imperfections atau ketidaksempurnaan pada kulit, seperti noda, bekas luka, atau warna kulit yang tidak merata. Karamel juga membantu meratakan warna kulit secara keseluruhan dengan cara meningkatkan produksi melanin, yaitu pigmen alami yang bertanggung jawab memberi warna pada kulit. Ketika produksi melanin meningkat, maka kulit akan tampak lebih gelap dan lebih sehat dengan efek tanned yang natural.

Kelebihan dari efek bronzing yang diberikan oleh karamel adalah bahwa hasilnya terlihat sangat alami dan menyatu dengan kulit. Selain itu, efek bronzing yang dihasilkan oleh karamel juga lebih aman dan tidak menimbulkan risiko iritasi atau efek samping lainnya pada kulit.

Regulasi Pemakaian Karamel dalam Kosmetik

Penggunaan karamel dalam produk kosmetik diatur secara ketat oleh badan regulasi di berbagai negara untuk memastikan keamanan bagi konsumen.

Di Indonesia, penggunaan karamel diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada Lampiran II halaman 209. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, karamel diizinkan untuk digunakan pada semua jenis sediaan produk kosmetik.

Regulasi serupa juga diterapkan di negara-negara lain, seperti Amerika Serikat (AS). Food and Drug Administration (FDA) sebagai badan regulasi di AS membolehkan penggunaan karamel pada semua jenis sediaan produk kosmetik, termasuk untuk area bibir dan mata (FDA dan Cosmetics Info).

Namun, kami tidak dapat menemukan ambang batas penggunaan karamel pada kosmetik, baik di peraturan BPOM maupun FDA.

Tips Penggunaan Karamel pada Produksi Kosmetik

Lakukan uji kompatibilitas ketika dicampurkan dengan bahan lain

Uji kompatibilitas karamel dengan bahan-bahan lain perlu dilakukan karena karamel dapat bereaksi dengan beberapa bahan, seperti asam kuat, basa, dan pengoksidasi (SCISPACE, 2023). Reaksi antara karamel dan bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan, seperti perubahan warna, tekstur, atau penurunan kestabilan produk secara keseluruhan.

Sebagai contoh, ketika karamel dicampurkan dengan asam kuat atau basa kuat, maka reaksi kimia dapat terjadi yang menyebabkan perubahan warna atau degradasi struktur molekul karamel itu sendiri. Hal ini tentunya akan berdampak pada warna dan kualitas produk kosmetik. Begitu juga ketika karamel bereaksi dengan bahan pengoksidasi yang dapat menyebabkan perubahan warna.

Oleh karena itu, sebelum mencampurkan karamel dengan bahan-bahan lain dalam formulasi kosmetik, sangat penting bagi Anda untuk melakukan uji kompatibilitas terlebih dahulu. Dengan melakukan uji kompatibilitas ini, maka Anda dapat mengidentifikasi reaksi yang tidak diinginkan dan mengambil langkah pencegahan, seperti menyesuaikan konsentrasi bahan lain atau mengganti bahan lain jika diperlukan.

Lakukan uji keamanan produk

Meskipun karamel dianggap aman untuk digunakan dalam kosmetik, namun beberapa individu mungkin dapat mengalami efek samping. Oleh karena itu, Anda harus melakukan uji keamanan produk kosmetik, seperti uji tempel, untuk memastikan keamanan penggunaan karamel pada setiap individu.

Dilansir dari Honestdoc (2019), disebutkan bahwa plain caramel bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Informasi ini didukung juga oleh Hello Sehat yang menyatakan bahwa paparan berlebihan terhadap karamel dapat memicu kondisi hiperaktif pada anak-anak, kelainan kromosom, reaksi alergi, dan memperparah asma.

Namun, di sisi lain, European Food Safety Authority (EFSA) menyebutkan bahwa caramel tidak bersifat genotoksik atau karsinogenik (EFSA, 2011). EFSA menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa karamel berdampak buruk pada reproduksi manusia atau perkembangan anak. Pembaruan studi keamanan tahun 2017 oleh badan ini juga menunjukkan bahwa tidak ada tingkat efek samping yang dapat diamati dan diidentifikasi untuk karamel dalam uji toksikokinetik, geno toksisitas, toksisitas subkronis, karsinogenesis, dan toksisitas reproduksi/perkembangan.

Karena adanya perdebatan ini, maka sangatlah penting bagi Anda untuk melakukan uji keamanan produk secara cermat dan menyeluruh sebelum menjualnya ke pasar. Hal ini tidak hanya untuk memastikan keamanan konsumen, tetapi juga untuk mematuhi peraturan dan standar keamanan yang berlaku di industri kosmetik.

Sesuaikan pH untuk kondisi formulasi yang optimal

Dikutip dari SpecialChem, karamel paling stabil pada rentang pH 3,5 hingga 6. Jika pH formulasi produk kosmetik berada di luar rentang 3,5 hingga 6, maka karamel dapat mengalami perubahan warna atau menjadi tidak stabil secara keseluruhan.

Perubahan warna pada karamel ketika pH tidak sesuai dapat disebabkan oleh reaksi kimia antara senyawa-senyawa dalam karamel seperti glukosa, asam amino, dan amina dengan lingkungan pH. Pada kondisi pH dibawah 3,5 atau diatas 6, struktur molekul karamel dapat terdegradasi yang mengakibatkan perubahan pada warna, tekstur, hingga kelarutan.

Selain itu, kondisi pH yang tidak stabil dapat menyebabkan karamel mengalami pengendapan atau pemisahan dari bahan formulasi kosmetik lainnya. Hal ini tentunya akan berdampak buruk pada penampilan, kinerja, dan stabilitas produk kosmetik secara keseluruhan.

Oleh karena itu, untuk memastikan karamel tetap dalam kondisi yang optimal dan formulasi produk kosmetik yang stabil, Anda dapat menggunakan penyangga pH (buffer), seperti asam sitrat dan natrium sitrat. Penyangga pH ini akan membantu untuk mempertahankan pH formulasi, yaitu antara 3,5 hingga 6, sehingga karamel tetap stabil.

Jenis Produk Kosmetik Berbahan Karamel

Berbagai produk kosmetik yang sering ditambahkan dengan kandungan karamel, antara lain:

  • Lipstik, yang mengandung karamel dapat membuat bibir terlihat lebih alami dan lembut.
  • Bedak, berbahan karamel mampu membuat wajah terlihat lebih cerah dan segar.
  • Maskara, dengan kandungan karamel bermanfaat untuk membuat efek lebih alami dan lembut pada bulu mata.
  • Perona pipi, yang diformulasikan dengan karamel berfungsi untuk memberikan sentuhan hangat dan berseri pada pipi.
  • Pensil alis, yang ditambahkan dengan karamel dapat membuat alis terlihat lebih lembut dan alami.
  • Pelembab wajah, dengan karamel mampu menyamarkan noda gelap dan memberikan tampilan lebih cerah.
  • Krim BB, dengan bahan karamel dapat memberikan tampilan lebih segar dan mencerahkan wajah.
  • Eyeliner, yang diperkaya dengan karamel mampu menciptakan tampilan lebih lembut dan alami pada mata.
  • Bronzer, dengan penambahan karamel dapat memberikan efek hangat dan berseri pada wajah.

Mari berkolaborasi dengan PT Adev Natural Indonesia untuk membuka peluang baru dalam industri kosmetik dengan memanfaatkan karamel yang aman dan berkualitas.

Bila Anda pengusaha di bidang kosmetik dan menjajaki peluang usaha dengan brand sendiri, maka silahkan melihat katalog produk maklon terbaru Adev untuk inspirasi usaha Anda.

FAQ terkait Karamel

Apa itu Karamel dalam kosmetik?

Karamel dalam kosmetik adalah pewarna alami yang terbuat dari gula yang dipanaskan dan diproses melalui reaksi Maillard. Reaksi Maillard merupakan reaksi kimia antara gula pereduksi dengan asam amino pada suhu 150 – 260°C (Cairo Food, 2021). Reaksi Maillard ini menghasilkan warna coklat dan aroma karamel yang khas.

Apa nama INCI Karamel?

Dilansir dari UL Prospector, nama INCI (International Nomenclature of Cosmetic Ingredients) untuk karamel adalah Caramel.

Apakah Karamel merupakan pewarna alami?

Ya, karamel merupakan pewarna alami. Caramel dibuat dengan memanaskan gula pada suhu 150 – 260°C, sehingga terjadi proses karamelisasi. Proses karamelisasi ini mengubah gula menjadi senyawa berwarna coklat yang disebut melanoidin. Melanoidin inilah yang memberikan warna coklat pada karamel.

Apakah Karamel disetujui FDA?

Ya, karamel disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai pewarna kosmetik yang aman. Persetujuan ini tercantum dalam List of Colorants in Cosmetic Products yang dikeluarkan oleh FDA.

Apakah Karamel aman untuk kulit?

Ya, karamel umumnya aman untuk kulit. Menurut DokterSehat (2018), Karamel terbuat dari gula yang mengandung vitamin, seperti vitamin B2, C dan E serta mineral, seperti kalsium, zinc, dan magnesium yang baik untuk kesehatan kulit.

Tinggalkan komentar


whatsapp-adev