Solvent Red

Setiap pengusaha kosmetik, mungkin Anda, tentu memahami pentingnya warna dalam menarik minat konsumen. Misalnya warna merah yang dapat menjadi daya tarik visual yang kuat pada produk kosmetik.

Namun, menemukan pewarna merah yang sempurna bukanlah perkara mudah. Seringkali, pewarna merah yang tersedia di pasaran memiliki keterbatasan, seperti daya tahan rendah, mudah pudar, atau menghasilkan warna yang kurang memuaskan. Di sinilah Solvent Red hadir sebagai solusi.

Solvent Red adalah salah satu pewarna sintetis untuk kosmetik yang menghasilkan warna merah yang stabil, tahan lama, dan berkualitas tinggi. Pewarna sintetis ini dapat meningkatkan daya tarik produk dan membangun brand image yang kuat.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang Solvent Red di industri kosmetik, maka bacalah artikel ini hingga selesai. Anda akan memperoleh pengetahuan tentang pengertian, fungsi, jenis-jenis, dan penerapan Solvent Red dalam berbagai produk kosmetik.

Apa itu Solvent Red?

Solvent Red adalah pewarna sintetis jenis azo yang memberikan warna merah pada berbagai produk kosmetik dan perawatan kulit (Primachemical.com, 2023). Solvent Red memiliki karakteristik yang dapat larut dalam minyak namun tidak larut dalam air. Dikutip dari World Dye variety (2012) bahwa nomor solvent red yang tertinggi adalah 242.

Secara kimia, Solvent Red terdiri dari struktur yang kompleks, umumnya berasal dari senyawa aromatik dengan gugus fungsional hidroksil dan karbonil. Struktur kompleks ini memberikan sifat warna yang stabil, tahan lama, dan mudah bercampur dengan bahan-bahan kosmetik lainnya. 

Penggunaan Solvent Red dalam kosmetik tidak hanya terbatas pada memberikan warna. Zat pewarna sintentis ini juga dapat berfungsi sebagai bahan pengikat, pelarut, atau antioksidan dalam berbagai produk kosmetik.

Fungsi dan Kegunaan Solvent Red

Solvent Red dalam kosmetik

Sebagai pewarna merah sintetis

Solvent Red merupakan pewarna sintetis yang berperan dalam memberikan warna merah pada berbagai produk kosmetik. Menurut informasi dari Wikipedia, warna merah yang dihasilkan Solvent Red jauh lebih mencolok dan tahan lama dibandingkan dengan pewarna alami. Hal inilah yang menyebabkan Solvent Red sering digunakan sebagai bahan baku dalam formulasi berbagai produk kosmetik, seperti lipstik, blush on, dan sebagainya.

Warna merah yang dihasilkan oleh Solvent Red dapat memberi efek dramatis dan menarik, sehingga produk kosmetik menjadi lebih eye-catching. Selain itu, sifat tahan lunturnya juga memastikan warna tetap bertahan lama meski produk telah digunakan.

Di samping itu, Solvent Red juga memiliki keunggulan lain yaitu mudah dicampurkan ke dalam berbagai formulasi kosmetik, sehingga memudahkan proses pengembangan produk dengan warna merah yang diinginkan. 

Untuk meningkatkan daya tarik visual

Penambahan Solvent Red dalam formulasi kosmetik bertujuan untuk memberikan warna merah yang cerah dan mencolok, sehingga mampu memberikan kesan lebih hidup, segar, dan menarik saat digunakan.

Warna merah yang dihasilkan Solvent Red memiliki kemampuan untuk mempercantik dan mempertegas tampilan wajah. Saat digunakan, warna merah yang mencolok dapat membantu untuk menyorot bagian-bagian wajah tertentu, seperti bibir, pipi, atau kelopak mata, sehingga tampilan keseluruhan menjadi lebih dramatis dan eye-catching. Efek visual yang dihasilkan juga dapat membantu untuk meningkatkan rasa percaya diri konsumen karena memberikan kesan segar, bersemangat, dan menarik perhatian.

Tidak hanya itu, warna merah yang dihasilkan Solvent Red juga dapat disesuaikan dengan berbagai nuansa kulit dan jenis make-up lainnya. Hal ini memungkinkan konsumen untuk lebih leluasa berekspresi dengan make-up nya, sesuai dengan gaya dan preferensi masing-masing.

Untuk menyesuaikan warna kosmetik dengan warna kulit

Dengan mencampurkan Solvent Red ke dalam formulasi, maka para ahli Research & Development (R&D) dapat mengembangkan berbagai macam nuansa warna yang lebih sesuai dengan beragam tone kulit.

Hal ini sangat penting terutama untuk produk-produk seperti foundation, concealer, dan bedak. Warna yang tidak sesuai dengan tone kulit dapat membuat hasil akhir tampak tidak natural dan kurang menyatu dengan kulit. Namun dengan kemampuan Solvent Red dalam memberikan warna merah yang dapat disesuaikan, Anda dapat menciptakan produk kosmetik yang mampu menyatu dengan sempurna pada kulit, sehingga tampilan wajah menjadi lebih mulus, segar, dan natural.

Selain itu, kemampuan Solvent Red dalam menyesuaikan warna juga memungkinkan konsumen untuk menemukan produk kosmetik yang benar-benar cocok dengan warna kulitnya. Tidak semua orang memiliki warna kulit yang sama, sehingga Solvent Red dapat membantu Anda untuk mengembangkan berbagai varian warna yang lebih beragam dan menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang berbeda-beda.

Jenis-Jenis Solvent Red

Jenis Solvent Red yang diizinkan BPOM

Dibawah ini jenis Solvent Red yang diizinkan BPOM sesuai Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, Lampiran II, yaitu:

Solvent Red 3

Solvent Red 3 adalah pewarna merah sintetis yang memiliki warna yang cerah dan kuat. Pewarna merah ini memiliki rumus kimia C18H16N2O2 dengan berat molekul 292,33 gram/mol (Sigma Aldrich). Solvent Red 3 memiliki beberapa nama lain, antara lain C.I. Solvent Red 3, Fat Brown B, dan CI 12010.

Salah satu keunggulan dari Solvent Red 3 adalah sifatnya yang stabil terhadap cahaya dan panas, sehingga warna merahnya lebih awet dan tidak mudah pudar. Proses pembuatan pewarna yang dikenal juga dengan nama lain Fat Brown B melibatkan reaksi antara beberapa senyawa, seperti Anilin, Asam Nitrit, dan Asam Sulfat yang menghasilkan pigmen merah yang larut dalam pelarut organik, seperti keton, ester, dan klorida Alifatik.

Di Indonesia, penggunaan Solvent Red 3 dalam kosmetik diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada lampiran II halaman 202. Berdasarkan peraturan BPOM tersebut, Solvent Red 3 diizinkan digunakan pada semua sediaan produk kosmetik, kecuali kosmetika yang kontak langsung dengan membran mukosa.

Tidak hanya di Indonesia, penggunaan zat yang populer dengan nama CI 12010 juga diizinkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat untuk semua jenis kosmetik, kecuali yang kontak langsung dengan membran mukosa. Selain itu, FDA melarang penggunaan Solvent Red 3 sebagai pewarna rambut.

Jenis-Jenis Solvent Red yang dilarang BPOM

Berikut jenis Solvent Red yang dilarang BPOM sesuai Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, Lampiran V, yaitu:

Solvent Red 1

Solvent Red 1 adalah pewarna sintetis golongan lysochrome azo yang mampu menghasilkan warna merah cerah dan intens. Selain itu, Solvent Red 1 juga dikenal dengan nama Sudan Red G. Menurut informasi dari Chemical Book, pewarna yang populer dengan nama lain Sudan Red G memiliki sifat kelarutan yang baik dalam minyak dan pelarut organik, seperti Aseton, Benzena dan Etanol, sehingga cocok digunakan dalam produk kosmetik seperti lipstik dan blush on.

Meskipun memiliki karakteristik yang sesuai untuk penggunaan dalam kosmetik, Solvent Red 1 dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hal ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada lampiran V halaman 312. Pembatasan penggunaan zat yang dikenal dengan nama Sudan Red G dalam kosmetik juga berlaku di Amerika Serikat, di mana Food and Drugs Administration (FDA) melarang penggunaan Solvent Red 1 dalam produk kosmetika (FDA).

Alasan penggunaan Solvent Red 1 dilarang dalam kosmetik adalah karena pewarna dengan nama lain Sudan Red G dapat menyebabkan mutagenesis (PubChem).

Solvent Red 23

Solvent Red 23 adalah pewarna merah terang dengan sedikit nuansa jingga yang larut dalam pelarut organik, seperti xilena, aseton dan oktana (Canada.ca). Selain nama Solvent Red 23, pewarna sintetis ini juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Albasol Red P, Cerasin Red, Sudan III, dan Sudan Red III.

Walaupun memiliki karakteristik yang sesuai untuk penggunaan dalam produk kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan Solvent Red 23 dalam kosmetik. Aturan ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada lampiran V halaman 306.

Berbeda dengan kebijakan BPOM di Indonesia, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan Solvent Red 23 dalam semua jenis sediaan produk kosmetik, kecuali yang kontak langsung dengan membran mukosa (FDA). Selain itu, FDA melarang penggunaan Solvent Red 23 sebagai pewarna rambut.

Solvent Red 43

Dikutip dari Checmical Book, Solvent Red 43 adalah pewarna xanthene yang mampu menghasilkan warna merah terang dengan sedikit nuansa biru. Solvent red 43 juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Eosin Y, 2′,4′,5′,7′-Tetrabromofluorescein, Dibromofluorescein, dan Bronze Bromo ES. Pewarna dengan nama populer Eosin Y ini memiliki sifat kelarutan yang baik dalam pelarut organik, seperti, Aseton, Benzena, dan Toluene. Tidak hanya itu, Solvent red 43 juga stabil terhadap panas dan cahaya, sehingga cocok digunakan dalam produk kosmetik.

Walaupun memiliki karakteristik yang sesuai, Solvent Red 43 dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Aturan mengenai larangan ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada lampiran V halaman 266.

Berbeda dengan kebijakan BPOM di Indonesia, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat justru membolehkan penggunaan Solvent Red 23 dalam semua jenis sediaan produk kosmetika (FDA). Namun, FDA melarang penggunaan zat dengan nama lain Bronze Bromo Es sebagai pewarna rambut.

Solvent Red 72

Solvent Red 72 adalah pewarna merah terang dengan warna jingga yang memiliki sifat kelarutan yang baik dalam air dan etanol (ECHEMI). Solvent Red 72 diketahui juga stabil terhadap panas dan cahaya. Meskipun memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan dalam produk kosmetik, pewarna sintetis ini diketahui dapat menyebabkan masalah pernapasan (Environmetal Working Group).

Terkait dengan penggunaannya dalam kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan Solvent Red 72. Aturan mengenai larangan ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada lampiran V halaman 263.

Di sisi lain, Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat membolehkan penggunaan Solvent Red 72 dalam semua jenis sediaan produk kosmetika (FDA). Namun, FDA melarang penggunaan Solvent Red 72 sebagai pewarna rambut.

Solvent Red 73

Solvent Red 73 adalah pewarna yang mampu menghasilkan warna merah terang dengan nuansa biru (World Dye Variety). Solvent red 73 memiliki beberapa nama lain, seperti C.I. Solvent Red 73 dan Disperse Red 73. Pewarna yang dikenal juga dengan nama lain Disperse Red 73 ini termasuk ke dalam golongan xanthene dan memiliki rumus kimia C20H101205. Selain itu, Solvent Red 73 juga memiliki sifat yang stabil terhadap panas dan cahaya, sehingga cocok digunakan dalam berbagai produk kosmetik.

Meskipun memenuhi kriteria untuk penggunaan dalam kosmetik, Solvent Red 73 dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Aturan mengenai larangan ini tercantum dalam Peraturan BPOM No. 17 Tahun 2022, tepatnya pada Lampiran V halaman 265.

Kebijakan BPOM terkait larangan Solvent Red 73 dalam kosmetik sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, yang juga melarang penggunaan Solvent Red 73 dalam produk kosmetika (FDA).

Jenis-Jenis Solvent Red yang tidak terdaftar BPOM

Berikut adalah jenis Solvent Red yang tidak terdaftar BPOM, sebagaimana tercantum dalam Chemical Book, yaitu:

Solvent Red 8

Solvent Red 8 adalah pewarna organik jenis azo yang mampu menghasilkan warna merah (SpesialChem). Solvent Red 8 juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Solvent Red B, Transparent Red 108, Oil Red 324, dan Fast Red R. Pewarna yang dikenal juga dengan nama lain Solvent Red B memiliki nomor Color Index (CI) 12715 dan nomor CAS 33270-70-1. Solvent Red 8 biasanya larut dalam alkohol, glikol eter, keton, dan ester, serta diketahui stabil terhadap panas.

Selain itu, zat dengan nama lain Oil Red 324 juga dikenal mampu memberikan efek shading dan mencerahkan kulit, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan dalam produk kosmetik.

Namun, perlu Anda tahu bahwa Solvent Red 8 tidak terdaftar dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, baik di daftar yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik. Tidak adanya Solvent Red 8 dalam peraturan BPOM menunjukkan bahwa pewarna ini belum mendapat izin resmi untuk digunakan dalam produk kosmetik di Indonesia. 

Solvent Red 13

Berdasarkan informasi dari EnochDye, Solvent Red 13 adalah pewarna jenis azo yang mampu menghasilkan warna merah kekuningan. Pewarna sintetis ini memiliki rumus molekul C17H13N3O4 dengan berat molekul 323,30 gram/mol, massa jenis 0,29 g/cm3, dan titik leleh antara 115-140°C. Solvent Red 13 dapat larut dalam berbagai pelarut organik, seperti etanol, aseton, benzena, dan tembikar.

Selain itu, Solvent Red 13 juga diketahui dapat mengalami perubahan warna menjadi jingga hingga coklat saat bereaksi dengan asam sulfat dan berubah menjadi merah kebiruan saat diencerkan dengan etanol, metanol, dan isopropanol.

Namun, perlu diketahui bahwa Solvent Red 13 tidak terdaftar dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika.

Solvent Red 24

Solvent Red 24 adalah pewarna organik berwarna merah yang memiliki nomor Color Index (CI) 26105 (SpecialChem). Selain nama Solvent Red 24, pewarna sintetis ini juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Sudan Red BB, Oil Red BR, dan Oil Red GBC. Zat yang populer dengan nama lain Sudan Red BB dapat larut dengan baik dalam berbagai pelarut organik, seperti toluena, heksana, butil asetat, dan etanol.

Selain itu, Pewarna dengan nama lain Oil Red GBC diketahui dapat memberikan efek shading dan mencerahkan kulit. Karakteristik ini tentunya menjadikan Solvent Red 24 berpotensi untuk dimanfaatkan dalam produk kosmetik.

Namun, ketika mengacu pada Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 24 tidak terdaftar, baik dalam daftar yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik. Hal ini menunjukkan bahwa Solvent Red 24 belum mendapat persetujuan resmi dari BPOM untuk digunakan dalam produk kosmetik di Indonesia.

Solvent Red 32

Solvent Red 32 adalah pewarna jenis azo yang dapat menghasilkan warna merah yang dapat digunakan untuk kosmetik (Enochdye). Solvent Red 32 dikenal juga dengan nama Solvent Red CB. Meskipun tidak larut dalam air, pewarna yang dikenal juga dengan nama Solvent Red CB dapat larut dalam pelarut organik seperti etanol, aseton, dan benzena.

Lebih lanjut, menurut data dari Xcwydye, Solvent Red 32 memiliki titik leleh yang cukup tinggi, yaitu berada pada rentang 184-185°C. Karakteristik kelarutan dan titik leleh yang dimiliki Solvent Red 32 menjadikannya sebagai bahan pewarna yang potensial untuk dimanfaatkan dalam berbagai formulasi produk kosmetik, seperti foundation, lipstik dan lip gloss.

Namun, ketika mengacu pada Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 32 tidak tercantum, baik dalam daftar pewarna yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik

Solvent Red 48

Solvent Red 48 adalah pewarna jenis fluoran yang mampu menghasilkan warna merah muda kebiruan. Solvent Red 48 memiliki nama lain yaitu Acid red 92. Berdasarkan informasi dari Cosmile Europa, fungsi utama pewarna yang memiliki nama lain Acid Red 92 adalah untuk memberikan warna pada produk kosmetik luar, terutama pada yang digunakan di rambut, seperti cat rambut dan masker rambut.

Solvent Red 48 memiliki rumus kimia C20H4Br4C1405 dengan berat molekul 785,67 gram/mol. Selain itu, Solvent Red 48 juga diketahui dapat larut dalam berbagai pelarut organik, seperti etanol, aseton, dan propilen glikol.

Namun, ketika ditelusuri dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, zat yang dikenal dengan nama lain acid Red 92 tidak terdaftar. Hal ini menunjukkan bahwa Solvent Red 48 belum mendapatkan persetujuan resmi dari BPOM untuk digunakan dalam produk kosmetik di Indonesia.

Solvent Red 52

Solvent Red 52 adalah pewarna merah kebiruan dengan sifat kelarutan yang baik dalam minyak, air, dan piridin. Menurut informasi dari Enochdye dan Precisechem, Solvent Red 52 dapat digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan diri. Selain itu, Solvent Red 52 juga dikenal memiliki kestabilan terhadap panas dan cahaya yang sangat baik.

Lebih lanjut, Solvent Red 52 dapat mengalami perubahan warna menjadi merah tua apabila diendapkan dalam asam sulfat setelah mengalami pengenceran. Karakteristik warna dan sifat kelarutan yang dimiliki Solvent Red 52 membuatnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai formulasi produk kosmetik, baik yang mengandung minyak maupun air, seperti lipstik, blush on dan eyeshadow.

Namun, ketika menelusuri Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 52 tidak tercatat, baik dalam daftar pewarna yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik

Solvent Red 109

Solvent Red 109 adalah pewarna serbuk yang dapat menghasilkan warna merah hingga merah kecoklatan. Solvent Red 109 memiliki beberapa nama lain, seperti C.I. solvent Red 109 dan Sudan Red 7B. Pewarna dengan nama lain Sudan Red 7B dikenal memiliki kelarutan yang tinggi dalam etanol, sehingga membuatnya berpotensi untuk digunakan dalam berbagai formulasi produk kosmetik, seperti toner dan masker wajah.

Dikutip dari Guidechem dan ChemBK, Solvent Red 109 memang dapat digunakan dalam produk kosmetik. Namun, penggunaan pewarna sintetis ini dilarang karena dinilai berisiko untuk kesehatan. Selain itu, zat yang populer dengan nama lain C.I. Solvent Red 109 juga dikenal memiliki kekuatan warna yang tinggi dan tahan luntur terhadap cahaya, sehingga cocok untuk dimanfaatkan dalam produk kosmetik yang digunakan di luar ruangan, seperti lipstik dan perona mata.

Meskipun memiliki karakteristik yang cocok untuk digunakan dalam kosmetik, ketika ditelusuri dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 109 tidak terdaftar. Hal ini menunjukkan bahwa Solvent Red 109 belum mendapatkan persetujuan resmi dari BPOM untuk digunakan dalam kosmetik di Indonesia.

Solvent Red 119

Solvent Red 119 adalah pewarna merah organik yang dapat larut dengan baik dalam pelarut organik, seperti etanol dan aseton (SpesialChem). Solvent Red 119 juga dikenal dengan nama-nama lain, seperti Meghapon Fire Red G dan Solvent Fire Red G.

Pewarna yang populer dengan nama lain Solvent Fire Red G memiliki rumus kimia C26H22N1008Cr dengan berat molekul 268,79 gram/mol. Selain itu, salah satu keunggulan Solvent Red 119 adalah stabilitasnya yang baik terhadap panas dan cahaya.

Namun, saat ditelusuri dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 119 tidak tercantum, baik dalam daftar pewarna yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik

Solvent Red 122

Solvent Red 122 adalah pewarna yang dapat menghasilkan warna merah dan larut dalam pelarut organik, seperti etanol, aseton dan benzena. Solvent Red 122 juga dikenal dengan nama lain, yaitu Solvent Red KL dan C.I. Solvent Red 122.

Dikutip dari Koch Color, pewarna dengan nama lain C.I. Solvent Red 122 tidak boleh digunakan dalam produk kosmetik. Namun, SpecialChem menyatakan bahwa Solvent Red 122, diperbolehkan untuk digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan diri.

Solvent Red 122 memiliki rumus kimia C22H1604N2 dengan nomor CAS 12227-55-3. Selain itu, zat yang populer dengan nama lain Solvent Red KL juga diketahui memiliki kestabilan yang baik terhadap asam, alkali, dan panas.

Walaupun begitu, saat ditelusuri di Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 122 tidak tercantum dalam daftar bahan pewarna. Hal ini menunjukkan bahwa Solvent Red 122 belum mendapatkan persetujuan resmi dari BPOM untuk digunakan dalam kosmetik di Indonesia.

Solvent Red 135

Solvent Red 135 adalah bubuk berwarna merah cerah yang tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, etanol, dan aseton (Enocdye dan SpecialChem). Selain itu, Solvent Red 135 juga dikenal memiliki kestabilan yang baik terhadap panas dan cahaya.

Secara struktural, Solvent Red 135 memiliki rumus molekul C18H6CI4N2O dengan massa rata-rata 408.065 Dalton (Da). Karakteristik fisikokimia yang dimiliki pewarna sintetis ini membuatnya cocok untuk dipertimbangkan dalam pengembangan produk kosmetik.

Sayangnya, dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 135 tidak tercantum, baik dalam daftar pewarna yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik.

Solvent Red 149

Solvent Red 149 adalah pewarna jenis anthrone pirimidin yang dapat menghasilkan warna merah cerah (GuideChem dan SpecialChem). Solvent Red 149 dikenal juga dengan nama lain yaitu Fluorescent Red HFG. Selain itu, Solvent Red 149 memiliki rumus molekul C23H22N2O2 dengan nomor CAS 71902-18-6.

Meskipun pewarna yang dikenal dengan nama lain Fluorescent Red HFG tidak larut dalam air, pewarna sintetis ini diketahui sedikit larut dalam alkohol dan larut dengan baik dalam aseton serta xilena.

Namun, saat ditelusuri dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022, Solvent Red 149 tidak tercantum, baik dalam daftar pewarna yang diizinkan maupun yang dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik.

Rekomendasi Produk Kosmetik yang Mengandung Solvent Red

Berikut beberapa rekomendasi produk kosmetik yang mengandung solvent red 3 sebagai jenis solvent red yang diizinkan oleh BPOM untuk digunakan dalam kosmetik, yaitu: 

  • Foundation, yang mengandung Solvent Red 3 dapat memberikan warna kulit yang lebih cerah dan merona, menyamarkan noda dan ketidaksempurnaan pada wajah.
  • BB Cream, dengan kandungan Solvent Red 3 mampu memberikan efek segar dan berseri pada wajah, sekaligus memberikan perlindungan dari sinar ultraviolet.
  • Body Lotion, berbahan Solvent Red 3 bermanfaat untuk memberikan warna kemerahan yang menyegarkan pada kulit dan melembabkan kulit secara menyeluruh.
  • Bronzer, yang diperkaya dengan Solvent Red 3 berfungsi untuk memberikan efek kemerahan yang natural pada wajah serta menciptakan tampilan yang lebih segar dan berseri.
  • Highlighter, yang ditambahkan dengan Solvent Red 3 mampu memberikan kilau kemerahan yang menarik pada area tulang pipi, hidung, dan dahi.
  • Bedak Tabur, yang diformulasikan dengan Solvent Red 3 dapat memberikan efek merona pada wajah dan mengontrol kilap pada wajah.
  • Serum wajah, dengan penambahan Solvent Red 3 bermanfaat untuk memberikan efek segar dan berseri pada wajah.
  • Masker wajah, dengan zat Solvent Red 3 dapat mengangkat sel kulit mati dan melembabkan kulit.

Mari jalin kerjasama dengan PT Adev Natural Indonesia untuk menciptakan produk kosmetik yang inovatif dengan Solvent Red.

Bagi Anda yang ingin memulai bisnis kosmetik dengan brand sendiri, mari lihat katalog produk maklon kosmetik dari Adev.

FAQ terkait Solvent Red

Apakah Solvent Red aman digunakan?

Keamanan penggunaan Solvent Red dalam kosmetik bergantung pada jenisnya. Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 17 Tahun 2022 di Indonesia, hanya Solvent Red 3 yang diizinkan digunakan dalam produk kosmetik.

Di sisi lain, jenis Solvent Red lain seperti Solvent Red 1, Solvent Red 23, Solvent Red 43, Solvent Red 72, dan Solvent Red 73 tidak diizinkan untuk digunakan dalam kosmetik di Indonesia. Hal ini karena jenis Solvent Red tersebut dianggap tidak aman jika digunakan dalam produk kosmetik.

Bagaimana cara kerja Solvent Red dalam kosmetik?

Solvent Red bekerja dengan memberikan warna merah, mempertahankan stabilitas warna produk kosmetik, mempercantik penampilan produk kosmetik hingga melindungi produk kosmetik dari sinar ultraviolet (UV).

Apa saja efek samping dari Solvent Red?

Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan Solvent Red dalam kosmetik bergantung pada jenisnya. Solvent Red 3 yang diizinkan BPOM untuk digunakan dalam kosmetik tidak memiliki efek samping signifikan jika digunakan sesuai aturan (GSRS).Sebaliknya, Solvent Red 1, Solvent Red 23, Solvent Red 43, Solvent Red 72, dan Solvent Red 73 yang tidak diizinkan BPOM dapat menimbulkan efek samping berbahaya, seperti iritasi kulit, mata, saluran pernapasan, serta reaksi alergi (Government of Canada).

Tinggalkan komentar


whatsapp-adev